Minggu, 31 Januari 2010

buka hatimu...

Semua langkah kakimu
Dan mengharap bisa memiliki
Berbagai cara telah aku lakukan
Untuk hidupmu
Hingga aku mengorbankan hidupku

Buka hatimu
Bukalah sedikit untukku
Sehingga diriku
Bisa memilikimu

Betapa sakitnya
Betepa perihnya hatiku
Selalu dirimu tak menganggap ku ada

by Armada Band_ Special Request for You****

Active work . Active prayer .All good active

Nikmati Cinta Tanpa Pacaran....

Cinta tak pernah bosan untuk diobrolkan. Urusan cinta pun tak pupus oleh waktu, ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Asyik untuk dibahas, tak lelah untuk menuliskannya, dan getol untuk mendiskusikannya. Karena cinta memiliki keunikan dan sekaligus “keajaiban”.

Uniknya cinta bisa dilihat dan dirasakan dari berbagai sisi. Paling nggak neh, cerita tentang cinta yang berakhir bahagia sama nikmatnya dengan mendengar kisah duka karena cinta. Selain unik, cinta memang “ajaib”. Bisa mengobati rasa rindu, mampu melicinkan perasaan, dan juga menumbuhkan kreativitas yang tak pernah ada habisnya.

Nah, bicara tentang cinta, ada satu fenomena yang menarik dan perlu mendapat perhatian dari kita semua. Sepertinya sebagian besar dari kita selalu merasa “gatal” bahwa jika cinta tak diekspresikan dengan aktivitas mencintai, akan berakhir dengan kegelisahan. Itu sebabnya, jangan heran jika akhirnya banyak yang kabur dalam memaknai cinta. Banyak yang gelap mata, dan nggak sedikit yang miskin ilmu. Dikiranya mengekspresikan cinta, ternyata malah menggeber nafsu. Padahal, cinta tak sama dengan aktivitas mencintai. Tak berbanding lurus pula. Tapi kenapa harus dipaksakan untuk disamakan?

Guys , sejatinya cinta tetap bisa tumbuh dan terpelihara meski tak diekspresikan dengan aktivitas mencintai. Itu sebabnya pula, cinta tetap ada meski tanpa diwujudkan dengan pacaran. Karena cinta memang beda dengan pacaran. Buktinya banyak orang jatuh cinta, dan nggak sedikit yang memendamnya. Mereka cukup merasakan cinta di dalam hatinya. Entah karena tak kuasa mengatakannya kepada orang yang dicintainya, atau memang sengaja ingin memelihara dan merawatnya sampai pada suatu saat di mana kuncup itu menjadi mekar dan berbunga di taman hatinya (duilee...).

Dua alasan tadi tak perlu dipertentangkan. Karena yang terpenting adalah bahwa tanpa diekspresikan dalam aktivitas saling mencintai pun cinta tetap akan tumbuh di hati. Kenyataan ini pula yang mengukuhkan bahwa cinta tidak selalu sama dan tak sebangun dengan aktivitas mencintai. Jelas, ini mematahkan mitos selama ini yang meyakini bahwa jika jatuh cinta harus diwujudkan dengan aktivitas mencintai bernama pacaran. Ya, namanya juga mitos, bukan fakta, Bro . Lihat aja, mereka yang masih melajang sampe tua, bukan berarti tak memiliki rasa cinta. Mereka pasti memiliki cinta kok. Cuma karena cinta tak mesti dieskspresikan dengan aktivitas mencintai seperti pacaran atau juga pernikahan, ya tak membuatnya sakit tuh. Cuma mungkin gelisah aja karena nggak bisa berbagi cinta dengan seseorang yang bisa menyambut cintanya. Tapi tak membuatnya sakit.

Namun meski demikian, bukan berarti cinta tak boleh diekspresikan sama sekali dalam aktivitas mencintai. Nggak juga. Ini sekadar ngasih gambaran bahwa kita jangan keburu menyimpulkan bahwa pacaran adalah jalan pintas untuk mengekspresikan cinta. Nah, kalo pun harus diekspresikan dengan aktivitas saling mencintai, tentunya hanya wajib di jalan yang benar sesuai syariat. Tul nggak? Yup, hanya melalui ikatan pernikahanlah cinta kita bisa dan halal diekspresikan dengan kekasih kita. Begitu lho. Mohon dicatat dan diingat ya. Makasih.

Jatuh cinta nggak dilarang

Sobat muda muslim, jatuh cinta itu nggak dilarang kok. Lagian, siapa yang bisa melarang orang lain untuk tidak jatuh cinta. Nggak bakalan bisa. Namun, jangan pula kemudian nganggep bahwa mentang-mentang jatuh cinta nggak dilarang, lalu mengekspresikannya dengan pacaran jadi sah-sah aja. Ah, kalo itu sih udah tulalit atuh. Beda euy , antara cinta dan aktivitas mengekspresikan cinta, Bro . Oke?

Oya, boleh tuh jatuh cinta meski nggak perlu orang yang kita cintai itu mencintai kita juga. Artinya, cinta tak selalu harus saling bersambut. Jadi, kalo kita jatuh cinta kepada seseorang, tak perlu orang tersebut juga mencintai kita. Namun, seringkali kita nggak siap untuk menerima “penolakan” dari orang yang kita cintai. Sakit. Bahkan bisa sakit banget kalo orang yang nolak dekat dengan kita. Kita setengah mati mencintainya, eh, dia malah setengah hidup menolaknya. Itu kan kagak nyetel namanya. Siapa yang gondok? Tentu saja dua-duanya. Lho kok? Iya. Pertama, orang yang mencintai merasa bertepuk sebelah tangan, dan tentunya kecewa begitu tahu rasa cintanya tak berbalas. Kedua, orang yang menolak juga kecewa, karena kok bisa-bisanya dicintai oleh orang yang tak dicintainya. (Wacks, jangan nyindir dong!)

Jadi, kalo udah jatuh cinta, nikmati saja tanpa harus diekspresikan dengan pacaran. Caranya gimana? Ehm, ketika kita jatuh cinta, jangan keburu geer dan tergesa untuk ungkapkan cinta. Itu bisa berbahaya bagi yang belum bisa menerima beban kecewa. Emang sih perasaan cinta itu nggak bisa ditahan-tahan. Nggak bisa dihalangi dengan kekuatan apa saja. Bahkan adakalanya nggak bisa digeser-geser en dipindah-pindah ke lain hati (emangnya pot bunga, digeser-geser?). Maka jangan heran kalo kita ingin rasanya buru-buru menuntaskan rindu kita kepada seseorang yang membuat kita nggak nyenyak tidur siang-malam. Kita ingin agar perasaan kita benar-benar saling berbalas. Kita ingin jadikan ia sebagai dermaga tempat cinta kita berlabuh. Sampai tanpa sadar bahwa kita dikendalikan oleh cinta, bukan kita yang mengendalikannya.

Tapi saran saya, jangan keburu “geer” deh kalo tiba-tiba kamu punya rasa cinta kepada lawan jenis. Kenapa? Karena kalo kamu belum kuat menahan bebannya, bisa blunder. Kamu bisa sakit hati. Bayangin aja ketika kamu terlalu “geer” alias gede rasa, kamu nekatz menembak teman gadismu. Kita bisa dan siap ngincer lalu nembak lawan jenis kita. Tapi, seringkali di usia sepantaran kamu yang masih ABG dan “pensiunan” ABG sering nggak siap menerima kenyataan, gitu lho.

Kok bisa? Hmm.. mungkin karena kurang pengalaman kali ye (atau bisa juga nggak pede), jadinya pas ditolak, teroris bertindak (idih, serem banget). Iya, saya pernah baca di koran bahwa ada seorang remaja laki yang cintanya ditolak gadis pujaannya, dan langsung bertindak dengan mengerahkan teman-temannya untuk meneror si gadis dan pacar pilihannya hingga ada korban jiwa. (hmm.. itu sih namanya cinta berbuah tahlilan!)

Jadi intinya, boleh saja jatuh cinta. Nggak ada yang larang kok kalo kamu jatuh hati. Wajar aja lagi. Tapi, mbok ya jangan keburu geer gitu lho, hingga menafsirkan kalo cinta harus diwujudkan dengan bersatunya dua hati, lalu tergesa ungkapkan cinta. Padahal, seringkali di antara kita yang masih bau kencur ini nggak siap dengan kenyataan. Dalam bayangannya, cinta itu harus bersatu, cinta itu harus saling memiliki, itu sebabnya mau tidak mau cinta itu harus berbalas. Padahal, banyak kasus berakhir dengan kecewa. Itu karena kita ngotot cinta sama si dia, sementara si dia juga ngotot nolak kita. Walah, itu namanya percintaan sepihak. Jadi, jangan cepet geer ya!

Sekarang saya mau tanya, memang kalo kamu suka sama seorang seleb, kamu cinta sama seorang seleb, dan kamu sayang sama dia, kudu juga berbalas? Nggak juga kok menurut saya. Kenapa? Begini, kamu yang cewek cinta nggak sama Nicholas Saputra? Senang banget kan kalo kebetulan ketemu dan diajak makan bareng? Wuih... tapi sejauh ini, pernah nggak melamunkan supaya dia jadi kekasihmu? Mungkin sebagian dengan pede dan gagah berani menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan ini, tapi sangat boleh jadi yang lain malah menjawab: Mimpi kali yeee! (ini tergantung bargaining position -nya sih)

Pendam saja dulu rasa itu

Waktu sekolah, saya juga punya rasa cinta kepada seorang gadis teman satu sekolah, tapi karena saya tak berani mengungkapkannya, saya cukup jadikan ia sebagai “objek” kreativitas saya dalam puisi dan cerpen. Selama tiga tahun saya cuma memendamnya dalam hati rasa cinta kepada gadis satu sekolah itu. Saya hanya bisa cerita kepada teman saya dan si dia sendiri nggak pernah tahu kalo sedang “dicintai” sama saya. Ajaib memang. Di sini saya merasa mencintai tanpa bersalah dan enjoy aja lagi. Saya bisa menikmatinya dan menerjemahkannya dalam puisi. Ya, saya merasa bahagia saja dalam mencintai meski dia sama sekali nggak tahu.

Tapi.. setelah saya mulai nekat mengungkapkan cinta, barulah muncul masalah. Salah satunya ya rasa bersalah di antara kami. Ternyata eh ternyata ia sama sekali tak mencintai saya, dan menganggap sekadar teman biasa. Rasanya langit bagai runtuh menimpa saya (kerena sudah terlanjur mencintai sepenuh hati. Kandas deh!). Ya, saya merasa bersalah karena saya begitu besar mencintai dia (padahal dulu asyik-asyik aja tuh saat belum diungkapkan perasaan cinta itu). Dia juga mungkin merasa bersalah karena telah begitu halus menolak cinta saya. (KLBK alias Kenangan Lama Bangkit Kembali neh. Gubrak!)

Jadi intinya, nikmati saja dulu cinta itu dengan diam-diam. Tunggu saatnya tiba. Saat di mana kita sanggup menahan beban dan siap ditelan kenyataan. Biarkan ia tumbuh subur dulu. Kalo pun kemudian harus kecewa, ya itu risiko. Tapi minimal, kita pernah mencintai seseorang yang bisa memekarkan kuncup di hati kita dan membuat kita jadi kreatif tanpa rasa bersalah sedikit pun. Lagian bukankah Bang Ebiet pernah bersenandung, “Sebab cinta bukan mesti bersatu...” Ehm, pantesan seorang kenalan saya pernah bilang ke saya waktu curhat: “Cinta pertama saya bukan dengan istri saya, tapi saya masih inget sampe sekarang gimana perasaan saya waktu mencintai teman saya itu. Karena itu cinta pertama, tapi ternyata nggak jadi...” Nah lho!

Itu sebabnya, banyak orang sekadar “cinta sepihak” dan memendamnya dalam hati. Karena tak berniat untuk mengungkapkannya. Tapi ternyata aman-aman saja kok. Jelas, ia tidak merasa bersalah. Baik kepada dirinya maupun kepada orang lain. Mungkin ini tipe orang yang seperti digambarkan dalam lagunya Bang Ebiet G. Ade, “Apakah Ada Bedanya”: “Cinta yang kuberi sepenuh hatiku, entah yang kuterima aku tak peduli... aku tak peduli.. aku tak peduli” (Duile.. ini bukan putus asa apalagi patah arang, tapi sekadar mengungkapkan betapa masih ada orang yang sebenarnya ingin total mencintai dan tak peduli dengan balasannya dari orang yang dicintainya. Ini persepsi saya, dan saya ambil sebagian lirik saja dalam lagu itu. Karena saya yakin Bang Ebiet punya maksud lain dengan menuliskan lagu tersebut)

Pacaran itu merugikan

Kamu pasti apal deh lagunya Peter Pan yang sebagian isi liriknya begini nih, “Apa yg kau lakukan di belakangku/Mengapa tak kau tunjukkan di hadapanku/ Apa yang kau lakukan di belakangku/ di belakangku/ di belakangku...” Yup, lagu ini judulnya adalah “Di Belakangku”. Apal kan?

Ehm, rasa-rasanya Ariel nyanyinya berdasarkan pengalaman tuh, mungkin sama seperti pengalaman banyak teman kita yang diterjemahkan dalam bentuk lagu. Pengalaman apa? Hmm... moga-moga saja bener nih. Yup, kayaknya pengalaman diselingkuhi sama pacarnya tuh. Wah, wah, inilah satu satu sisi gelap pacaran. Emang sih, yang udah nikah juga bisa selingkuh, tapi lebih rugi dan konyol lagi masih pacaran malah udah dikadalin sama pasangannya. Belum jadi suami-istri aja udah nggak bisa dipercaya, apalagi kalo udah menyatu dalam pernikahan? Pikir-pikir lagi ye.

Oya, loss pride alias hilang harga diri juga adalah dampak dari pacaran. Kok bisa? Yah, namanya juga pacaran, masih bisa sambung-putus sesukanya. Jadi, ketika bubaran, banyak yang “ember” cerita ke yang lain. Misalnya, “Kamu pacaran sama dia? Jangan mau, dulu pernah sama aku, dia kalo tidur ngiler!” Wacks?

Nah, soal pacaran cukup sampe di sini dulu ya, karena keterbatasan halaman. Pekan depan insya Allah disambung lagi dengan penekanan lebih dalem soal hubungan pranikah tersebut, oke? Pekan ini kita lebih fokus bahas bahwa cinta bisa tumbuh meski tanpa pacaran. Yakin itu. Oke?

Pelan-Pelan Saja...

ku tahu kamu pasti rasa
apa.. yang ku rasa
ku tahu cepat atau lambat
kamu kan mengerti

hati bila dipaksakan
pasti takkan baik
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu

reff:
lepaskanlah ikatanmu dengan aku
biar kamu senang
bila berat melupakan aku
pelan-pelan saja

tak ada niat menyakiti
inilah hatiku
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu

repeat reff

pelan-pelan saja

repeat reff

pelan-pelan saja
(lepaskan aku, lepaskan aku, lepaskan aku)
pelan-pelan saja

by KOTAK...***Special request for you...

Sabtu, 30 Januari 2010

Istiqomah

Semua orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian pasti menginginkan kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia serta diakhirat, terlebih lagi ketika dia mendapati kenyataan akan rusaknya kondisi umat manusia dimasa sekarang ini, ditambah lagi dengan tersedianya pelbagai macam fasilitas dan sarana yang mendukung kerusakan-kerusakan tersebut.

Hal ini sebagaimana yang digambarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW tentang dahsyatnya fitnah-fitnah dan kerusakan yang akan muncul secara silih berganti di akhir zaman dalam sabda beliau SAW:

"Bersegeralah kamu dengan mengerjakan amalan-amalan (shaleh) sebelum muncul berbagai macam fitnah (kerusakan/penyimpangan dalam agama) yang (gambarannya) seperti bagian malam yang gelap gulita, (sehingga) ada orang yang di waktu pagi dia masih memiliki iman, tapi di waktu sore dia telah menjadi orang yang kafir, dan (ada juga) yang di waktu sore dia masih memiliki iman, tapi besok paginya dia telah menjadi orang yang kafir, dia menjual agamanya dengan perhiasan dunia". (HR Muslim)

Maka, berdasarkan kenyataan tersebut, seorang muslim yang hidup di zaman ini wajib mempelajari dan mengetahui sebab-sebab yang bisa membantunya - dengan izin Allah SWT- untuk tetap teguh dan istiqamah di atas agama Allah SWT sampai dia dipanggil menghadap-Nya.

Dalam Al-Qur'an dan Hadits-hadits yang shahih Allah SWT dan Rasul-Nya SAW telah menjelaskan sebab-sebab tersebut, beberapa sebab penting diantara sebab-sebab tersebut antara lain:

1. Memahami dan mengamalkan dua kalimah syahadat dengan baik dan benar.

Allah SWT berfirman:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِىْ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِىْ الْاٰخِرَةِ‌ۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَ‌ۙ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan 'ucapan yang teguh' dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki" (QS Ibrahim: 27)

Makna 'ucapan yang teguh' dalam ayat ini adalah dua kalimah syahadat yang difahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang di tafsirkan sendiri oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam kitab shahihnya (jilid 4, hal 1735):

Dari Baro'bin 'Azib ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa 'tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, itulah makna firman-Nya: 'Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat".

2. Membaca Al-Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya.

Al-Qur'an adalah sumber peneguh iman yang paling utama bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Allah:
قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَـقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ‏
"Katakanlah: 'Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Rabb mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS An Nahl: 102)

Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Qur'an tujuan diturunkannya Al-Qur'an secara berangsur-angsur adalah untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman:
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْـقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً‌ ‌ۛۚ كَذٰلِكَ ‌ۛۚ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ‌ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلاً‏
"Berkatalah orang-orang yang kafir: mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)". (QS Al Furqan: 32)

3. Berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang bisa membantu meneguhkan iman.

Allah SWT menyatakan dalam Al-Qur'an bahwa salah satu diantara sebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Rasulullah SAW adalah keberadaan Rasulullah SAW ditengah-tengah mereka. Allah SWT berfirman:
وَكَيۡفَ تَكۡفُرُونَ وَأَنتُمۡ تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ ءَايَـٰتُ ٱللَّهِ وَفِيڪُمۡ رَسُولُهُ ۥ‌ۗ وَمَن يَعۡتَصِم بِٱللَّهِ فَقَدۡ هُدِىَ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ۬
"Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya pun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (QS Ali Imran: 101)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ‏
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)" (QS At Taubah: 119)

Dalam sebuah hadits yang hasan, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya diantara manusia ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan" (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dalam kitab "Sunan"/ jilid 1 hal. 86 dan Al Baihaqi dalam'Syu'abul Iman'/ jilid 1, hal. 455 dan imam-imam lainnya, dan di hasankan oleh Syekh Al Albani)

4. Berdo'a kepada Allah.

Dalam Al-Qur'an Allah SWT memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo'a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah SWT berfirman:
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِىٍّ۬ قَـٰتَلَ مَعَهُ ۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ۬ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ أَصَابَہُمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْ‌ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٤٦) وَمَا كَانَ قَوۡلَهُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِىٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (١٤٧) فَـَٔاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأَخِرَةِ‌ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka, sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan: 'Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir'. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan"(Ali Imran: 146-148)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
ۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ ...
"Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir". (QS Al Baqarah: 250)

5. Membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul SAW serta orang-orang yang shalih yang terdahulu untuk mengambil suri tauladan.

Dalam Al-Qur'an banyak diceritakan kisah-kisah para Nabi, Rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu, yang Alloh jadikan untuk meneguhkan hati rasulullah SAW dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah SWT befirman:
وَكُلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَآءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ‌ۚ وَجَآءَكَ فِىْ هٰذِهِ الْحَـقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman". (QS Huud 120).

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُوْ الله َبِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ رَحْمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثِ خِصَالٍ: إِمَّا أَنْ يَجْعَلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يُدَخٍّرَ لَهُ فِيْ الآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يُصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوْءِ مِثْلَهَا.


“Tidak ada seorang muslim yang berdo’a memohon kepada Allah, yang do’anya tidak mengandung unsur dosa dan pemutusan hubungan persaudaraan, kecuali Allah akan mengabulkan dengan tiga kemungkinan; memberikan apa yang dinginkan, disimpan (pahalanya) hingga di alam akhirat, atau diselamatkan dari bahaya yang mengancam“. (HR. Bukhori).

***Active work . Active prayer .All good active

keep your spirit...

Active work . Active prayer .All good active

Kalau Cinta Jangan Maksiat? Hmmm

Dunia perfilman Indonesia mulai bangkit dari liang lahat, eh, mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupannya. Setelah sekian lama terlelap en cuma bisa bikin film-film yang isinya nggak jauh dari 'sepeda bupati' sekwilda, alias, maaf, seputar perut dan dada serta buka paha tinggi-tinggi (idih, film apa senam aerobik) Kamu boleh bangga ngeliat film-film layar lebar produksi dalam negeri udah bisa 'nangkring' di bioskop-bioskop bonafide, saingan ama "The Scorpion King"-nya The Rock. Ditambah lagi maraknya pemutaran SMS (Sinetron Mini Seri) yang habis satu muncul banyak menjadi ajang seleksi bintang muda untuk diangkat ke layar lebar. Siapa yang nggak kenal, Irgi Fahrezi dan Marcella dalam Sephia-nya, atau Leony yang membintangi Siapa Takut Jatuh Cinta? Penulis yakin kamu-kamu udah nggak asing ama mereka. Atau mungkin malah ada yang ngefans dengan salah satu dari mereka.

Bejibunnya saluran TV swasta baru, menuntut para produser TV banting tulang untuk ngegaet pemirsa. Salah satunya via pemutaran sinetron, biar pemirsa kecantol dan nggak pindah chanel. Maka lahir sinetron-sinetron remaja kayak Percikan, Dilarang Jatuh Cinta, atawa Kalau Cinta Jangan Marah. Ditambah pemaennya juga bintang-bintang muda yang lagi naik daon (ulet kali..). Udah gitu, ceritanya nggak jauh dari persoalan cintrong dua insan yang selalu menarik perhatian. Siapa yang nggak betah ngecengin Didi 'Element' en Vonny 'Bening' dalam Tunjuk Satu Bintang atawa muka-muka baru kayak Adelia Lontoh, Revalina dan Diana Fitria yang membintangi 'Percikan'?

Meskipun judul en pemaennya beda, isinya nggak jauh dari seluk-beluk cinta remaja. Diawali masa perjuangan saat PDKT. Benci dan rindu jadi satu. Diikuti aksi "nembak pujaan hati". Mengikat janji setia menjalin cinta kasih hingga ujung waktu (cieeee…). Yang berarti lampu hijau buat jalan bareng alias pacaran sebagai episode terakhir upaya mencari cinta bak arjuna.
Namun, kayaknya nggak semua setuju ama gaya pacaran remaja sekarang. Banyak pro dan kontra yang cukup bikin kepala kita pusing tujuh belas koma tiga puluh empat keliling lapangan senayan (makin pusing khan?). Bukannya dapet jalan terang, malah bikin remaja ngambil kesimpulan sendiri. Pokoke, pacaran itu boleh dan keputusan itu nggak bisa diganggu gugat. Titik! Nah lho!

Cinta = Pacaran + Seks?
Tren orang pacaran, kayaknya udah mendarah daging dan berurat akar di negerinya si Unyil ini. Seakan nggak bisa di-delete dari kehidupan kita. So, istilah pacaran dan segala kembarannya udah populer. Sepopuler album '07 Des'-nya Sheila on Tujuh. Ada istilah cimot (cinta monyet), cilok (cinta lokasi), atawa cimplung yang artinya cinta kecemplung, alias kasih tak sampai. Juga ada ciner (eh, itu sih adiknya Cuplis ya?). Lucunya lagi, ada gaya pacaran Islami. No kiss no touch. Aneh-aneh aja, emangnya jalan bareng atawa nonton bareng, bisa disebut islami? Asal!!

Celakanya lagi, banyak yang menobatkan pacaran sebagai simbol pergaulan modern. Kamu baru dianggap dewasa en gaul kalo udah punya doi. Kalau belum punya, siap-siap aja dinobatkan jadi pejabat, alias pemuda jaman batu. Dan itu bisa bikin kamu manyun en berjuang dengan semangat '45 ngegaet sang buah hati. Meski harus ngorbanin uang SPP biar bisa nge-date nonton aksi Tobey 'Spider' Maguire. Sekaligus biar nggak disebut jomblo!

Sobat muda muslim, banyak teman remaja yang pacaran beralasan bahwa doi butuh seseorang yang bisa ngertiin dan merhatiin kamu. Pokoknya, yang lebih dari sekadar temen, bisa mompa semangat bak cheerleader waktu kamu lagi putus asa, bisa jadi tempat berbagi rasa dan masalah, atau paling jauh buat ajang seleksi pasangan hidup. Tiap remaja membutuhkan orang dekat yang bisa mengingatkan dan membimbing tanpa harus menggurui. Dan biasanya teman sebaya atau lawan jenis berada di urutan pertama (emangnya klasemen) sebelum orangtua atawa guru.

Tapi kayaknya alasan-alasan temen kamu itu cuma justifikasi aja, alias pembenaran biar dilegalisasi sekolah, keluarga dan lingkungan. Buktinya pacaran cuma jadi ajang baku syahwat. Nggak hanya jalan bareng, tapi bisa-bahkan kebanyakan remaja-sampe rela 'tidur bareng'. Naudzubillah min dzalik!

Sobat, setan paling doyan nongkrongin orang yang lagi pacaran alias mojok, lho. Temen kamu boleh bilang pacaran itu manis, tapi sebenarnya itu jalan iblis!

"Ih, itukan tergantung orangnya?". Bisa jadi. Tapi nggak selalu. Sekuat-kuatnya iman, tetep akan ambrol juga. Karena rasa cinta plus kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian akan selalu menghinggapi manusia selagi masih hidup. Seperti halnya hawa nafsu. Ketika berpacaran, batas antara cinta dan nafsu itu jadi bias, alias nggak jelas.

Nggak ada yang ngejamin kamu atau pacar kamu bisa jaga diri alias tahan godaan ketika lagi asyik berduaan. Apalagi di tengah maraknya kampanye gaul bebas (baca: seks bebas) melalui media massa dan tayangan televisi. Awalnya mungkin cuma nonton bareng, makan bareng, pegangan tangan, berpelukan kayak teletubies, sampe teler abis. Udah gitu, wallahu'alam. En, kalo kamu udah lengket ama doi, kamu akan ngerasa berat banget untuk menolak 'aksi gerilya' tangan pacar kamu yang bisa berujung kamu nggak gadis lagi. Ih, syerem..! Jangan sampe deh.

Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (bedua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan" (H.R. Ahmad)

Kalau cinta jangan maksiat
"Cinta itu anugerah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta". Kamu pasti inget ama penggalan lirik lagunya Kang Doel Soembang itu. Dan so pasti setuju juga kalo rasa cinta itu adalah anugerah terindah yang kita miliki. Nggak kebayang deh, kalo kita nggak punya rasa cinta. Mungkin nggak jauh bedanya ama patung pak polisi di perempatan jalan. Karena itulah, Mbak Melly Guslaw wanti-wanti agar kita jangan pernah menyanjung cinta bila tak mengerti maknanya cinta, yang dilantunkan lewat "Hanya" dalam album OST A2DC. Tapi, tahukah kita maknanya cinta?

Tatkala Allah Swt. menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbaik. Allah pun mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia bisa hidup dan nggak punah sebelum hari kiamat. Ada kebutuhan jasmani (hajjatul 'udawiyah) seperti rasa lapar, haus, tidur atau pengen buang air. Kebutuhan ini mutlak harus dipenuhi. Kalau nggak, badan kita bakal protes dan bisa sampai pada kondisi yang "mengundang" malaikat Ijrail.

Ada juga yang disebut kebutuhan naluri (hajjatul gharaa'iz). Terdiri dari naluri beragama (gharizatun tadayyun), naluri mempertahankan diri (gharizatu al-baqa) yang berbentuk rasa takut, atau pengen populer, terakhir naluri melestarikan keturunan (gharizatun nau') yang berwujud rasa cinta. Kalo kebutuhan ini nggak dipenuhi, perasaan kita jadi resah dan gelisah. Tapi badan kamu pun nggak akan protes. Persis perasaan kamu waktu lagi nunggu jawaban dari doi. Kalo ternyata cinta kamu sebatas mimpi, biasanya kamu cuma uring-uringan terus dengan 'bijak' sana-sini kamu bilang "cinta kan tak harus memiliki" dengan suara nge-bass kayak Butet Kertaradjasa. Padahal gondok. Hatinya serasa kompor meledug. Kasiaan… deh!

Sobat muda muslim, Allah mengkaruniakan kebutuhan-kebutuhan itu satu paket ama aturan maennya. Nggak bisa cara pemenuhan kebutuhan itu semau gue. Karena manusia itu lemah, nggak tahu mana dan apa yang terbaik buat dirinya. Allah Swt. berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." [TQS al-Baqarah [2]: 216]

Termasuk dalam masalah cinta kepada lawan jenis. Allah Swt. udah ngasih aturan pemenuhannya melalui pernikahan seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dengan begitu, manusia akan lebih mulia kedudukannya dan jelas asal-usulnya. Nggak kayak ayam yang maen sosor aja kalo lagi 'pengen'. Ditambah dengan janji Allah yang akan memberi pertolongan dan kemudahan buat para bujangan yang udah nggak kuku pengen nikah biar bisa jaga diri dari perbuatan maksiat. Apa nggak pengen?
Nah, sobat muda muslim, kalo rasa cinta itu diwujudkan dengan pacaran, berarti udah ngelanggar aturan Allah. Itu maksiat. Selain dosa, kesengsaraan akan menimpa. Alih-alih sayang sama pacar, malah kamu bikin celaka. Maka, kalau kamu jatuh cinta jangan terus maksiat, karena akan rugi dunia akhirat!

Sobat muda muslim, sekarang kita udah tahu kalo pacaran itu nggak boleh (baca: haram). Terus kamu pasti berpikir gimana caranya bisa mengendalikan virus cinta itu. Tapi tidak untuk dihilangkan. Biar virus ini nggak bikin hati kita tergoda untuk pacaran. Mau tahu?

Rasa cinta itu muncul tatkala ada rangsangan dari luar. Rangsangan itu bisa berupa film yang berkisah tentang cinta, lagu-lagu melankolis, atawa majalah remaja yang nggak bosen-bosennya ngomongin cinta. Selain itu, pergaulan juga kudu diwaspadai. Seperti kata pepatah jawa, witing trisno jalaran soko kulino. Terjemah bebasnya, rasa cinta itu tumbuh karena keseringan meeting alias ketemu. Kebayang kan kalo kita bergaul bebas, persahabatan dengan lawan jenis akan menjadi lahan subur tumbuhnya benih-benih cinta. Persis dalam film "Kuch Kuch Hota Hai".

Itu sebabnya, kita bisa mulai upaya mengendalikan virus cinta dengan membatasi pergaulan bebas. Dalam Islam, ada aturan mainnya lho. Ketemu atawa berinteraksi cuma seperlunya aja, jika memang diperlukan. Udah gitu, jika dikhawatirkan virus itu meradang lagi, tahan diri untuk nonton film romantis, atawa enjoy dengerin "Seberapa Pantas"-nya So7.

Nggak cukup sampe situ, kita juga kudu bangun benteng pertahanan dengan ikut pengajian. Karena dengan ikut pengajian, kecintaan terhadap Allah, keyakinan terhadap janji Allah, dan kebenaran aturan Allah bisa terpupuk. Dengan begitu, kita bisa istiqomah meski banyak penghalang. Jika Allah sayang kepada kita karena kita ngikutin aturan-Nya, kelak jodoh yang baik alias sholeh or sholehah akan datang menghampiri. Allah Swt. berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." [TQS an-Nûr [24]: 26]

Sobat muda muslim, bisa jadi kamu ngerasa berat bin bete kalo harus berbuat kayak gitu. Tapi berat, bukan berarti nggak bisa. Pasti bisa. Masalahnya cuma waktu dan kemauan kamu untuk dapetin ridho Allah. Iya nggak?

Nah, Buat kamu atau temen kamu yang masih aktif pacaran, pintu taubat insya Allah masih terbuka. Jangan sampe kita habiskan masa muda kita dengan menabung dosa tiap harinya. Nggak ada yang tahu kapan Allah bakal 'memecat' kita jadi manusia ketika ajal menjemput. Mari, kita kuatkan tekad untuk nggak pacaran. Jangan lupa, ikut pengajian!

Kamis, 28 Januari 2010

Kalo Cowok ama Cewek Berteman?

enang deh rasanya kalau hidup kita dikelilingi banyak teman. Kita yang diciptain Allah Swt. sebagai manusia, yang makhluk sosial, pasti bakal jadi lonely kalau nggak ada orang yang mau nemenin perjalanan hidup kita, dengan segala suka dan dukanya, dengan semua cerita dan pengalamannya. Kalau punya teman kan jadi ada orang yang bisa kita curhatin. Kita bisa cerita ke mereka apa yang kita rasain, yang kita pikirin. Dan sebaliknya, kita juga mesti siap untuk dijadiin tempat curhat mereka. Untuk bisa dapet temen yang sehati dan sevisi emang nggak gampang. Pastinya nih kita kudu ngelakuin “audisi” dulu untuk bisa sampe dapet sohib yang terbaik buat kita. Kita kudu punya standar valid untuk sohib terbaik. Apa aja sih?

Pertama, mau saling menasihati dan membantu dalam kebenaran. Bahasa kerennya sih mau ber-‘amar ma’ruf nahi munkar, dan yang jelas benar atau salahnya didasarkan pada ketentuan Allah Ta’ala semata. Nyari sohib yang tipe begini jaman sekarang susah-susah gampang. Yang ada kebanyakan maunya pake aturan sendiri-sendiri. Kriteria benar atau salah ya menurut kesepakatan aja. Nah, sekalinya ada sohib yang kasih saran atau nasihat dengan aturan Islam seringnya malah dibilang sok alim. “Udah deh elo nggak usah kebanyakan dalil! Hari gini masih ngomongin dalil!” Atau … “Elo tuh rese ya! Nggak bisa liat orang seneng!” Atau … “Udahlah jadi orang Islam yang biasa-biasa aja, nggak usah ekstrim kayak gitu! Dikit-dikit al Quran! Dikit-dikit syari’ah!” Phew!

Padahal sohib yang mau ikhlas amar ma’ruf nahi munkar ke kita adalah harta yang tak ternilai harganya. Sohib kayak gini yang bisa bikin selamet dunia en akhirat. Malah, seharusnya sebelum minta orang lain melakukannya buat kita, kita yang lebih dulu melakukannya buat orang lain.

Kedua, selalu mendoakan kita saat kita tidak bersamanya. Rasulullah saw. bersabda: “Doanya seorang muslim kepada saudaranya yang tidak bersamanya pasti dikabulkan. Di dekat kepalanya ada malaikat yang menjaganya. Setiap kali ia berdoa minta kebaikan untuk saudaraya, malaikat itu berkata “amin”. Dan engkau akan mendapatkan yang serupa (dengan saudaramu tadi).”(Muslim: 48-Kitab adz-Dzikr wad Du’aa’, hlm. 88)

Senengnya deh kalau kita punya sohib yang kayak gitu. Keberadaan sohib yang kayak gitu bakal bikin kita jadi orang yang paling beruntung sedunia!
Ketiga, melindungi kehormatan kita, menutupi aib kita saat kita tidak bersamanya. Rasulullah saw bersabda: “Seorang mukmin adalah cermin mukmin yang lain. Seorang mukmin adalah saudara mukmin yang lain, di mana saja dia bertemu dengannya, ia akan mencegah tindakan yang mencemari kehormatan saudaranya, dan akan melindunginya dari baliknya.” (HR Abu Dawud dan al-Bukhari, dengan isnad hasan dari Abu Hurairah)

Aman, tentram, gemah ripah loh jinawi (halah, kayak semboyan kemakmuran suatu negeri aja!!) kalo punya sohib yang kayak gini. Kita nggak jadi was-was kalau punya rahasia. Hepi, nggak makan ati.

Nah, kalau kita udah bikin standar kayak gitu, terus kita hunting ke sana ke sini eh teryata yang punya kriteria kayak gitu tuh ada di temen kita yang lawan jenis. Gimana ya? Apa iya bakal lebih baik kalo sohiban sama dia?

Para cewek bicara soal sohib cewek

Para cewek yang lebih milih cowok jadi sahabatnya biasanya karena punya pendapat atau bahkan pengalaman sahabat ceweknya tipe ember. Udah kesohor banget kalau cewek tuh, katanya, biangnya gosip. Hobi nonton acara gosip. Habis itu dengan ceria bagi-bagi gosip. Susah deh bagi rahasia ke temen cewek. Bisa-bisa seluruh aib kebongkar habis-habisan. Mendingan sohiban sama cowok aja. Cowok kan nggak ember. Kalo pun ngerumpi paling juga urusan sepakbola, otomotif, sama komputer. Jadi, aman.

Alasan lainnya, karena punya sohib cewek lebih sering main perasaan. Lebih ngeduluin emosi daripada rasio. Orang lagi panik, yang di situ butuh pikiran yang tenang, yang ada kalo sama sohib cewek situasi malah jadi lebih genting, karena dia ikutan panik. Kita lagi sedih, eh dia entar malah ikutan mewek. Kan, nggak nyelesein persoalan. Atau pas kita lagi marah, dia lebih sensi lagi. Yang ada entar malah main jambak-jambakan, cakar-cakaran, atau dendam tiada akhir. Ih, nggak deh. Mendingan juga punya sohib cowok. Beda kalo sama sohib cowok. Cowok kan tipe manusia yang ngeduluin rasio. Jadi enak untuk diajak tuker pikiran. Nggak panikan juga. Jadi ada yang bisa bikin suasana jadi calm down.

Alasan berikutnya, karena cewek itu fisiknya nggak sekuat cowok. Kalau punya sohib cowok kan ada yang ngelindungin. Kalau lagi takut ada yang ngejagain. Paling nggak nih kalau pas ke sekolah atau kuliah lagi bawa buku banyak ada yang bisa diandelin. Kalau pas ketemu sama preman ada yang ngebelain. (backsound: kalau gitu mendingan nyari kuli panggul en bodyguard pribadi aja kali ya daripada sohib hehehe…). Kalau cewek mana bisa?

Para cowok bicara soal sohib cowok

Kalau para cowok lebih milih sahabat cewek karena cewek itu lembut. Jadi, kalau lagi emosi ada yang bisa sabar ngeredam. Cowok kan biasanya main otot. Kalau cowok sohiban sama cowok bisa bermasalah. Terus belum lagi masalah logika yang juga sering jadi bahan bakar berantem. Awalnya niatnya diskusi, terus jadi debat, terus … berantem! Marah dikit gebrak meja. Marah banyak meja hancur, muka babak belur. Berabe. Mendingan punya sohib cewek. So, dengan kelembutannya, bisa bikin hati panas jadi dingin.

Alasan lainnya, karena cewek itu orangnya teliti dan tekun. Kalau punya sohib cewek ada yang ngingetin hal-hal yang detil. Catatan sekolah pasti lebih rapi, lebih enak dibaca, lebih enak dipelajari. Cewek juga biasanya rapi. Nah, kalo punya sohib cewek kan bisa bantu menilai sesuatu udah rapi atau belum, bisa kasih saran supaya rapi gimana. Kalo sohib kita cowok juga? Aduuuh yang ada pada kayak gembel semua tampangnya. Semaunya sih habisnya.

Sohiban ama lawan jenis? Baca dulu ini…

Berbagai alasan di atas adalah alasan yang sering banget diutarakan oleh orang-orang yang akhirnya memilih lawan jenis sebagai sohib mereka. Dua kutub yang berbeda bikin cepet nyambung. Gitu konklusinya. Sumpe lo? Nggak malah complicated alias rumit?

Cari sohib atau sahabat itu nggak cuma persoalan gampang tune in satu sama lain atau nggak. Bukan hanya persoalan gampang nyambung atau nggak. Tapi sebagai muslim, ketika kita bicara tentang sosok sahabat, berarti kita bicara sosok yang bikin kita aman.Emang mungkin aja sih ada saatnya kita ngobrol sama lawan jenis ternyata lebih nyambung, koneksinya cepet. Tapi, kalau sampai kebablasan, hubungan yang kayak gitu udah pasti nggak aman lagi untuk dijalanin.

Bukan aman dalam pengertian dilindungi dan melindungi dari penjahat, tapi aman dalam arti terhindar dari fitnah! Yang pasti sulit banget bisa menghindar kalo kita sohiban sama lawan jenis.

Mungkin masih ada yang kasih argumen: “Loh kan itu bisa-bisanya kita aja jaga diri. Jaga rasa. Kalo udah deal dari awal kita sohiban ya udah sampe situ aja. Nggak lebih!”

Bro en Sis, berapa banyak sih orang yang sok ngomong gitu tapi kejadian juga. Awalnya temenan eh terus jadi demenan. TTT alias Teman Tetap Teman jadi TTM alias Teman Tapi Mesra. Padahal udah jelaslah Allah Swt. ngatur cara gaul kita sama lawan jenis. Sebagai yang bukan mahram, nggak boleh berdua-duaan (berkhalwat), yang cowok mesti jaga pandangan.

Rasulullah saw. bersabda:”Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai dengan mahram-nya, karena sesungguhnya yang ketiganya adalah setan.” (HR Ahmad)

Allah Swt. berfirman dalam al-Quran surat an-Nur ayat 30, yang artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka.”

Nah kalau sohiban nggak mungkin kan jauh-jauhan? Kalau “rasa” alias cinta itu datang, jadinya persahabatan bukan malah bikin nyaman tapi bikin pusiiiing!
Elo masih bilang nggak mungkin ada rasa? Coba deh perhatiin beberapa pengakuan “aktivis” persahabatan lawan jenis berikut ini.

Si Stringy_life bikin pengakuandalam sebuah forum. Dia bilang gini, dia ngalamin juga sohiban sama lawan jenis. Ada rasa? Pastinya ada, tapi sekarang gimana kita ngelola rasa itu. Ada lagi pengakuan dari orang yang berbeda di forum yang sama. Nick name-nya Erepyon. Dia bilang dia udah punya beberapa sahabat. Dan, seiring umur dan pergaulan yang nambah pengen juga nambah sahabat. Ada satu orang yang doi coba jadiin sahabat. Masalahnya orang itu lawan jenis. Belakangan dia ngerasain perasaan aneh. Dia sih berusaha mengontrolnya karena dia nggak pengen ngerusak persahabatan dia, tapi yaa... terkadang ada saatnya berat juga menahannya.

Tuh, kan. Sohiban sama lawan jenis banyak ribetnya. Ngelola “rasa” itu aja udah bikin kerjaan lagi. Dan, yang paling efektif untuk ngilangin rasa adalah dengan menurunkan level sohib jadi sekadar temen. Ya iya dong. Nggak sohiban sama lawan jenis bukan berarti kita nyari musuh. Temenan sih tetep harus. Silakan sama siapa aja. Tapi untuk sohib? Mendingan nggak usah deh.

Yang cewek sohiban sama cewek, yang cowok sohiban sama yang cowok. Itu lebih pas. Karena yang tahu detail masalah cewek dan dunianya ya cewek. Begitu juga sebaliknya.

Kalau ada sifat-sifat cewek yang ember dan hal-hal negatif lainnya, cowok juga banyak minusnya. Ada juga cowok yang rumpi. Ada juga cowok yang secara fisik emang lemah. Kalau ada yang bilang cowok itu nggak rapi, emosian, suka main otot, cewek juga ada yang gitu. Buktinya tuh Genk Nero.

Banyak kok cewek yang smart, bisa mikir taktis, nggak panikan. Ada kok cowok yang teliti banget, tekun, sabar. Artinya, setiap orang itu pasti ada kelebihan dan kekurangan, nggak lihat jenis kelaminnya apa. Allah Swt. udah tentuin masing-masing orang dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Lagipula untuk saling mengingatkan dan saling melindungi nggak perlu jadi sohib dulu. Sesama muslim kan bersaudara. Iya nggak sih?

Jadi, please deh jangan dijadiin alasan untuk cari sahabat yang ngertiin kita, yang bisa ngelengkapin hidup kita dengan kelebihan yang mereka punya, lantas kita pilih sahabat lawan jenis. Kekurangan di diri seseorang itu lazim, namanya juga manusia. Sifat buruk juga kadang menginfeksi. Manusia kan tempat ngumpulnya kekurangan dan kekhilafan. Dan, yang bisa jadi salah satu solusi adalah persahabatan yang diridhai oleh Allah Ta’ala. Persahabatan yang dijalani di atas jalan Allah. Sip kan?

Alasan, Mengapa Belum Menikah...??

CARI JODOH
by: Wali band

Apa salahku Apa salah ibuku
Hidupku dirundung pilu
Tak ada yang mau dan menginginkan aku
Tuk jadi pengobat pilu
Tuk jadi penawar rindu
Tuk jadi kekasih hatiku

Timur Ke Barat
Selatan ke utara
Tak juga aku berjumpa
Dari musim duren hingga musim rambutan
Tak kunjung aku dapatkan
Tak jua aku aku temukan
Oh tuhan inikah cobaan

Reff
Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak
Bilang aku
aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
karena cuma diriku yang tak laku-laku

Pengumuman-Pengumuman
Siapa yang mau bantu
Tolong aku kasiani aku
Tolong cari diriku kekasih hatiku
Siapa yang mau


Semua syair-syair dalam lagu diatas sungguh mengena bagi para bujangan/muda-mudi yg belum menikah sampai sekarang dengan alasan BELUM QODAR, untuk lebih jelas dan detail, mari kita analisis faktor-faktor PENYEBABNYA dibawah ini :

1. Banyak pertimbangan
Banyak pertimbangan kadang-kadang suka jadi kendala pernikahan. Kebanyakan menimbang membikin mereka jadi tambah ragu-ragu untuk mengambil keputusan melanjutkan hubungan kejenjang yang lebih serius lagi yaitu pernikahan.

2. Milih-milih
Kebiasaan suka milih-milih juga bisa bikin jadi kendala. Memang semua manusia pengin yg super, pinter, kece, keren, dari keluarga yang baik2 dan faham agamanya. Tapi kalau nyatanya ’calon’ biasa-biasa saja, apa lantas jadi masalah. Jangan terlalu banyak memilih doong. Lagian belum tentu loh yg penampakannya TOP BGT didepan mata terus mempunyai kepribadian baik. Karena itu kita jangan terlena dan terpaku hanya dari bentuk fisiknya saja tapi dalamnya justru jauh lebih penting[Inner beauty-nya].

3. Kurang Pede
Perasaan kurang pede juga bisa jadi alasan buat mereka untuk mundur dari niat semula. jangan menyerah, tetap semangat karena sebelum janur kuning melengkung masih milih bersama. Ingatlah bahwa Kurang pede sama diri sendiri (menganggap diri kurang pantas ’bersanding’ sama ’calon’) bukan menjadi penghalang karena rasa sayang kita ke dia (calon) gede banget, yakinlah rasa sayang kita akan bisa mengalahkan rasa kurang pede.

4. Takut.
Perasaan takut biasanya terjadi sama Mereka yg belum pernah kawin atau pertama kali. Memang dimana-mana yg serba pertama itu agak nakutkan. Nikah itu asyik, lagi. Ada yg sayang sama kita, ada tempat berbagi curhat, ada yg care sama kita, enak kan? Seru dan Asyik. kenapa ditunda-tunda.. ayo buruan?

5. Pengin Lebih
Keinginan punya calon ’lebih’ juga bisa jadi salah satu kendala. Buat mereka, standar cowok/cewek yg baik, paham ternyata kurang cukup. Maunya ada kelebihan lain. Entah lebih cantik, Lebih ganteng, Lebih kaya dan lebih-lebih lainnya. Dan kalau itu terjadi, bisa-bisa mereka selalu menunda-nunda kawin. Kalau mereka ngototnya yg ’lebih’ belum tentu dia mau sama kita. Jangan-jangan dia juga cari yg lebih dari kita.

6. Takut Mengecewakan
Perasaan takut gagal memang suka dibayangin oleh orang yg baru berniat kawin. Siapa sih yg pengen kegagalan? Apa lagi sudah banyak kasus perceraian. Padahal itu problemnya masing-masing belum tentu hal yg sama menimpa kita. Kalu kita sudah yakin ’Kalau si ’calon’ termasuk tipe orang yg ’baik’ dan ’normal’ berarti nggak perlu takut.

7. Takut Nyesel
Kata orang nikah itu ibaratnya berjudi, kita nggak tahu gimana endingnya, heppy atau gagal. Karena itu alangkah baiknya mereka nggak usah terlalu ngebebanin dengan perasaan takut mendapat orang yg ’salah’ selama kita heppy bersamanya dan dia nggak memanfaatin kita, itu sudah pertanda baik kalau kita tidak salah memilih.

8. Takut ada yg lebih baik
Kita memang nggak pernah tahu ’apakah dia jodoh kita atau bukan’ . Takut masih ada orang lain yg lebih pas buat kita. Kita masih saja terus nyari jodoh yg tersembunyi, padahal.......ada di depan mata.

9. Ternyata nggak Seru Lagi.
Seringkali waktu ’pdkt’ dia kelihatan oke banget, gemesin banget, seru banget dan bikin kita penasaran banget. Tapi seringkali pula dengan berjalannya waktu perasaan gemes dan penasaran itu lama-lama berkurang dan akhirnya nggak tersisa lagi. Dan kelihatan dia sebagai orang yg biasa-biasa saja di mata kita. Ogah deh ketemu lagi. Yaaah..... kalo itu mah namanya pembosan. Kalo belum apa-apa kita sudah bosan pada sesuatu, jangan harap hubungan kita abadi. betul.3x...

10. Bingung menentukan pilihan.
karena banyak yg disukai maka susah menentukan pilihan. Suka sama si A, juga sama si B, C, D. kalau kebanyakan pilihan emang susah menentukannya... btw asal dia memiliki banyak kecocokan dengan kita.... udah aja sikat...udah di bungkus aja..jangan tunggu lama-lama nanti keburu diambil orang. Eh.... tapi itu semua tetap harus diIstiqorohi dulu serta diniati untuk mencari kerihdo-an Alloh demi tercapainya keluarga yang bahagia di dunia sampai di akhirat, sakinah mawadah warohmah... Amiiinn..!!!

Nb: setelah membaca artikel diatas?Anda termasuk kategory yang mana??!

Rabu, 27 Januari 2010

Jika Nanti.. Engkau Jadi Istriku ...

NAFF - Akhirnya Ku menemukanmu

akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai merapuh
akhirnya kumenemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

kuberharap.. engkaulah..
jawaban segala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

Reff:
jika nanti ku sanding dirimu
miliki aku dengan segala kelemahanku
dan bila nanti engkau disampingku
jangan pernah letih tuk mencintaiku...

Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku nanti, miliki aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku karena hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala, "Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!

Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi, "Jangan macem-macem lu, gue punya nih!" Amboi... belum dinikahi kok udah ngaku-ngaku miliknya dia ya? Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik Allah SWT.

Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT. Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di buat-buat.
Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana Rasulullah SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain, iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang wanita bisa percaya dan yakin dengan janjinya?

Nah... Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Iiih nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena caranya bisa dengan proses ta'aruf. Apa sih yang harus dilakukan dalam ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?
Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses 'nd' dan pernikahan. Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu, apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?

1. Keadaan Keluarga Jelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis, lagi kuliah di Brunei (ehm kerja bo..), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abah, boljug tuh kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi langsung di en-de ya Baah, kan bisa diajak ke Brunei!" Lho? :D

2. Harapan dan Prinsip Hidup Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho, terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga. Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi. Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah, mawaddah." Kalo harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo nih, janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?

3. Kesukaan dan Yang Tidak Disukai Dari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan terlalu pedas, karena suaminya kurang suka. Suami yang emang hobinya berantakin rumah (karena lama jadi bujangan), setelah menikah mungkin bisa belajar lebih rapi, dll. Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat rafak. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum menikah. Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak saling memaksa.

4. Ketakwaan Calon Pasangan Apa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya. Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak? Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan lima bab. Misalnya tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih, 'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'

Ingat lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya eN-De. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin. Abis itu jadi bingung sendiri, puuussiiiiiinggg.... "Yang mana ya.. yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"
Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau setabah Fatimah Az-Zahra, ya susah.. kalaupun ada belum tentu mau sama kita.. xixixi :). Sekarang pertanyaannya adalah apakah diri kita ini sesempurna Rasululloh SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.? Nah lho...!!! introspeksi dululah... sebelum mengambil keputusan..

Apabila hukum pernikahan bagi seorang laki-laki telah masuk kategori wajib[mampu], dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak berikut ini,"percuma saja berlayar, kalau kau takut gelombang", 'jika kau berani menyelam ke dasar laut mengapa terus2an bermain di kubangan, kalau memang siap untuk berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?'

Saudaraku...semoga segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebaikan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa yang tak putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Alloh SWT karena Alloh telah memberikan pada kita pasangan hidup yang sholeh/sholehah untuk selalu bersama mengharap keridhoan-Nya,

Buat apa lemari kaca
Jika tidak diisi kain
Buat apa bermain 'cinta'
Jika tidak sampe kawin

Alhm jzkmkr...


Active work . Active prayer .All good active

“Menculik Miyabi”.. dlm pandangan Islam?

Akhir-akhir ini Miyabi alias Maria Ozawa udah bikin kontroversi seputar rencana kedatangannya ke Indonesia. Siapa Maria Ozawa dan apa keperluannya datang ke Indonesia? Maria Ozawa ini meski ada nama “zawa” bukanlah orang Jawa (halah, apa hubungannya?hihihi), tapi wong Jepang,

Bro. Di negeri asalnya dan oleh para penggemarnya di seluruh dunia doi terkenal sebagai bintang film porno. Nah, rencana kedatangannya nanti pada tanggal 15 Oktober 2009, menurut ‘gosip’ di media massa yang udah berkembang sih Miyabi akan memenuhi undangan dari Maxima Picture untuk syuting film terbaru yang skenarionya ditulis Raditya Dika dengan judul “Menculik Miyabi”. Film ini menceritakan tiga orang mahasiswa yang terobsesi dengan arti film porno asal Jepang tersebut. Ketiga mahasiswa itu ingin menculik Miyabi ketika mereka tahu artis tersebut berada di Jakarta.

Sejak pertengahan September lalu udah heboh media massa ngeberitain rencana kedatangan Miyabi. Sampe-sampe MUI juga udah menolak rencana kedatangan artis film porno dari negerinya pemain sepakbola klub Espanyol, Shunsuke Nakamura ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan tujuan kedatangan Miyabi ke Indonesia harus ditelusuri. “Kalau dia (Miyabi) mau datang ke Indonesia, dilihat dulu tujuannya apa. Kalau mau main film porno ya kita tolak dengan tegas karena merusak kepribadian bangsa ini,” kata Ketua MUI, Amidhan Shaberah kepada VIVAnews, Kamis 24 September 2009.

“Sebaiknya janganlah menggunakan bintang porno itu. Walaupun filmnya tidak porno tapi kan bintangnya porno. Kecuali kalau sudah berhenti jadi bintang porno,” kata Ketua MUI Ma’ruf Amin saat dihubungi detikcom, Jumat (18/9/2009, detiknews.com)

Menurut beliau, meski film yang akan dibintangi Miyabi itu bukan film porno, tapi citra di masyarakat sudah terbentuk bahwa Miyabi adalah bintang porno. Masyarakat akan punya kesan kurang baik terhadap film tersebut.

Oya, selain yang menolak kedatangannya, yang dukung juga ada lho. Dari diskusi-diskusi yang beredar di internet melalui mailing list, blog dan website memang terjadi pro-kontra. Sebagian dari mereka yang kontra berpendapat bahwa dengan menerima kedatangan Miyabi, berarti menyetujui apa yang dilakukan artis film porno itu. Memberikan ijin untuk datang dan bermain film di sini, secara tidak langsung menghormati dan mengamini profesi yang selama ini dijalani Miyabi. Dengan menolaknya, setidaknya kita tidak setuju dengan perbuatannya. Demikian intisari pendapat yang berserakan di internet yang menolak kedatangan Miyabi.

Lain lagi dengan yang mendukung. Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa Raditya Dika (penulis buku “Kambing Jantan” dan juga rencananya menjadi pemain utama di film yang akan dibuatnya dengan judul “Menculik Miyabi”) itu orangnya kreatif. Karena judul filmnya menyisipkan nama Miyabi, maka Raditya Dika dan Maxima Picture berencana menghadirkan langsung artis tersebut. Jadi wajar menurut mereka. Sebagian lagi berpendapat bahwa jangan sampe diskriminasi. Yang dibenci kan perbuatannya, bukan orangnya. Demikian kesimpulan pendapat dari mereka yang mendukung rencana kedatangan Miyabi. BTW, sekadar tahu aja, meski Miyabi artis porno, tapi doi ngelarang sang pacar menonton film dirinya. Lho, kok?

Terus, ngapain kita ngebahas di buletin gaulislam ini? Hehehe.. awalnya saya juga nggak mau ikut-ikutan ngeramein yang beginian. Tapi untuk memberikan informasi dari sudut pandang Islam berkaitan dengan masalah ini, maka gaulislam ‘kepaksa’ deh ikutan juga bahas. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan mampu mendudukkan persoalan sebagaimana mestinya.

Ini negara sekuler, Bro!
Di negeri kapitalis nan sekuler ini, kita dituntut untuk lebih banyak ‘memaklumi’ dan mungkin saja kudu kompromi dengan kondisi yang ada. Maklum, sekularisme membolehkan orang untuk berprinsip permisif alias serba boleh bahkan silakan saja jika mau memeluk erat budaya hedonisme. Sah-sah saja dalam aturan sekularisme. Tak boleh ada yang ngelarang dan tak boleh ada yang cerewet ngomongin.

Itu sebabnya, tak elok dalam pandangan sekularisme jika kita petantang-petenteng untuk memaksa orang lain tunduk dengan keinginan kita. Termasuk kasus hendaknya datangnya artis porno asal Jepang bernama Miyabi, atas nama HAM dan demokrasi, sangat boleh jadi yang mengundangnya akan nekat jalan terus meski banyak yang protes. Iya nggak sih?

Sobat muda muslim, kayaknya kudu pada sadar bahwa selain kasus Miyabi ini, pornografi udah bejibun banget di sini. Kita emang prihatin, sedih, dan sekaligus kesal dengan kenyataan ini. Karena setiap hari kita nyaris digempur dengan banyaknya visualisasi dan bacaan bernuansa pornografi dan pornoaksi.

Ini nggak boleh dibiarin. Harus segera dicari solusinya. Nah, satu-satu jalan supaya bisa tenang dalam hidup ini adalah dengan menggusur sekularisme dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lalu menghadirkan Islam sebagai ideologi negara. Tanpa itu, aksi maksiat akan tetap marak, dan aksi dari sebagian kalangan umat Islam yang sudah kesal karena maksiat dibiarkan, akan terus digelar. Betul ndak?

Nggak tahu, ya belajar yuk!
Emang sih, nggak semua dari kita nyadar kalo kita nih berada dalam kehidupan yang sekuler. Sebetulnya ketidaksadaran sebagian temen-temen juga tentang kondisi kehidupan saat ini adalah akibat dari praktik sekularisme yang udah diterapkan sejak lama. Misalnya nih, tanpa sadar orang jadi nafsi-nafsi alias nggak mau mikirin kehidupan orang lain. Egois banget gitu lho. Karena mereka menganggap bahwa urusan orang lain ya bukan urusan dirinya. Maka, jangan heran dong kalo kini banyak orang nggak mau dicampuri urusannya oleh orang lain. Jadinya ya, yang ngasih nasihat tuh kalo nggak diancem ya diiemin aja kayak dengerin radio butut. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

Sobat, saya pernah dapetin keterangan dari salah seorang guru ngaji saya yang menyampaikan pendapat seorang ulama tentang tipe-tipe orang yang bisa kita temukan dalam kehidupan ini. Pertama, orang yang tahu dan dia tahu kalo dirinya tahu. Kelompok ini insya Allah bisa diajak berpikir. Malah tinggal bergandengan bersama untuk menciptakan kebaikan. Kedua, orang yang tahu kalo dirinya tidak tahu. Nah, ini relatif mudah untuk diajak baik. Sebab, dia udah tahu kalo dirinya nggak tahu. Maka caranya harus diajak belajar. Ketiga, orang yang tidak tahu kalo dirinya tahu. Orang-orang model gini kudu disadarkan tentang kondisi dirinya. Diingatkan tentang potensi yang dimilikinya. Keempat, orang yang tidak tahu kalo dirinya tidak tahu. Walah, ini namanya lumayan ngeyel dan parah. Apalagi kalo sampe doi sok tahu. Maka perlakuannya, orang-orang model gini kudu diajak supaya mau sadar dan belajar agar mampu mengolah pikir dan rasanya. Dari yang tadinya nggak tahu jadi tahu, gitu lho. Nah, setelah ngukur diri, kita masuk ke golongan yang mana nih?

Boys and gals, lagian nih, secara naluri aja kita malu nggak sih kalo keluar rumah nggak berpakaian? Kita belum bilang ini dilarang menurut agama dan dianggap biasa oleh sekularisme. Tapi kita pake alam pikiran kita sendiri sebagai manusia. Idealnya, manusia normal, gimana pun kurang ilmunya, kemungkinan besar ia akan malu jika keluar rumah telanjang. Apalagi jika kemudian ia melihat dan membandingkan dengan orang lain yang justru ada juga yang berpakaian rapi menutup aurat. Minimal banget, dia tuh heran dan berpikir: “Kok ada ya yang pake baju lengkap menutup aurat? Kenapa saya malah berpakaian seperti ini?” Wah, kalo udah bisa berpikir kayak gini T.O.P dah. Dua jempol buat doi.

Nah, memang sih, nggak bisa nyalahin seratus persen akibat sekularisme kita jadi rusak. Sebab, kenyataannya, sekularisme terus diterapkan, tapi banyak juga yang melawannya. Kenapa bisa begitu? Karena mereka yang melawan sekularisme mau belajar. Sebab, dengan belajar paling nggak kita dapetin tiga aspek. Pertama, aspek koginitif alias ilmu pengetahuan. Tadinya kita nggak tahu, tapi dengan belajar akhirnya jadi tahu. Kedua, aspek afektif alias perasaan (emosional). Sebelum belajar kita adalah orang yang penakut, tapi begitu belajar tentang keberanian akhirnya jadi pemberani. Tadinya tidak mau mengenakan pakaian yang menutup aurat, akhirnya jadi mau karena pas belajar dikasih tahu manfaat dan juga hukum-hukumnya terkait dengan ajaran agama kita. Ketiga, keuntungan lain dari belajar adalah berkembangnya aspek psikomotorik alias keterampilan. Tadinya nggak bisa, jadi bisa. Pilihan ada di tangan kita: Mau belajar atau mau tetap hidup semau gue dengan aturan yang suka-suka kita tanpa dibimbing kebenaran mutlak, yakni dengan aturan dari Allah Swt. dan RasulNya?

So, buat kita-kita semua, yuk kita belajar. Sebab, dengan belajar kita bisa dapetin ilmu. Allah Swt. memuji orang-orang yang beriman dan berilmu lho. Firman Allah Swt.: “...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah [58]: 11)

Sabda Rasulullah saw.: “Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar.” (HR Bukhari)

Sobat muda muslim, normalnya sih seseorang sebelum sampe ke tahap berpikir--yang dengannya bisa menentukan sikap dan tahu mana yang salah dan mana yang benar--sejatinya ia pasti melewati proses KLT alias Knowing (tahu), Learning (belajar), and Thinking (berpikir). Maka, buat yang nggak ngeh tentang pornografi, pasti sebetulnya ia tahu kalo ada perbedaan cara berpakaian dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Ada yang membuka aurat dan malah ada yang tertutup rapat tubuhnya ketika keluar rumah. Idealnya, proses dia “tahu” atau knowing itu ditindaklanjuti dengan learning alias belajar. Bertanya kepada yang tahu mengapa ada yang berpakaian memperlihatkan keindahan tubuhnya dan malah ada yang menutup rapat potensi keindahan tubuhnya. Jangan cuek aja. Udah ngerasa beda, ya jangan berani beda tanpa ilmu. Waduh, nggak banget deh.

Selanjutnya nih, bagi orang yang udah belajar rutin dan intensif, seiring dengan ilmu yang bertambah banyak, juga olah pikir dan rasanya yang kian bagus, maka dia insya Allah sampe ke tahap berpikir alias thinking. Di tahap ini, dia malah punya kelebihan. Selain mengamalkan ilmu dalam kehidupannya, juga ia mau ngajak orang lain agar sadar bahkan rela menanggung penderitaan agar orang lain sadar dan mengikuti ilmu yang diajarkannya.

Ilustrasi sederhana adalah: ketika kamu tahu kalo ada lubang di sebuah jalan. Maka ketika tahu kamu bakalan hati-hati melewati jalan tersebut. Karena sering lewat situ, akhirnya kamu belajar bagaimana caranya menghindari jalan itu meski pada malam hari. Kamu amati dan ingat tempat mana saja yang lubangnya berbahaya. Terakhir, kalo kamu sampe ke tahap berpikir adalah ketika kamu mulai memasang papan peringatan demi keselamatan orang lain, misalnya: “Hati-hati ada lubang!” Bahkan lebih keren lagi kamu lapor ke aparat setempat untuk memperbaiki jalan berlubang tersebut karena bisa membahayakan orang lain. Keren banget kan? So, perubahan itu adalah proses. Kamu pasti bisa melewatinya. Yakin aja.

Cuma masalahnya nih, proses itu aja belum cukup kalo belum ada kemauan. Bahkan mau aja belum maksimal kalo belum sadar. Jadi, sadar diri yuk. Cari tahu, biar nggak malu-maluin. Caranya, ya belajar biar tahu dan mau berpikir. Oke?

Membabat pornografi dan pornoaksi
Kalo dibiarin aja nggak bakalan selesai-selesai. Lihat aja penanganan yang selama ini dilakukan oleh Kapitalisme-Sekularisme, malah menjadikan kebebasan sebagai the way of life. Ideologi macam apa itu? Kok malah bikin sengsara umat manusia?

Sobat, sebagai sebuah ideologi, Islam punya cara penyelesaian terhadap masalah ini. Tentu, jika Islam diterapkan sebagai ideologi negara. Menurut Abdurrahman al-Maliki, “Barangsiapa yang mencetak atau menjual, atau menyimpan dengan maksud untuk dijual atau disebarluaskan, atau menawarkan benda-benda perhiasan yang dicetak atau ditulis dengan tangan, atau foto-foto serta gambar-gambar porno, atau benda-benda lain yang dapat menyebabkan kerusakan akhlak, maka pelakunya akan dikenakan sanksi penjara sampai 6 bulan.” (Sistem Sanksi dalam Islam, hlm. 288-289)

Oya, hukuman tersebut termasuk dalam perkara ta’zir alias jenis dan bentuk hukumannya diserahkan kepada qadhi (hakim). Kalo emang tingkat bahayanya besar banget, bisa aja qadhi menghukum lebih lama atau bentuk hukuman lain, misalnya dicambuk.

Dan yang lebih gampang, lakukan mulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat kita: temen, keluarga. Tentu kita nggak mau kan diri dan lingkungan kita rusak karena racun pornografi. Percaya deh, pornografi nggak ada gunanya. Nggak perlu tuh ngintip-ngintip penasaran sama yang namanya pornografi. Jangan sampe kita berkoar-koar tentang pornografi tapi kalo nemu di depan mata diembat juga. Naudzubillah min dzalik.

Kapan dan di mana pun kita menemukan media yang berbau pornografi, jangan ragu-ragu untuk menghancurkannya (atau minimal meninggalkannya, cuekkin aja dah).. Jaga diri, jaga keluarga, dan teman-teman kita. Saling mengawasi dan mengingatkan bukan berarti ikut campur urusan orang lho, tapi kita menjaga diri dan lingkungan untuk menghindari kerusakan dan maksiat. Ok, guys?

BTW, kalo nanti Islam udah diterapkan sebagai ideologi negara, mereka yang ada di pedalaman seperti di Papua dan suku dayak lainnya, nggak bakalan dijadikan sebagai obyek wisata lho. Nggak kayak sekarang, mereka dianggap sebagai warisan budaya bangsa. Itu dzalim, karena seharusnya pemerintah memberikan pembinaan dan mendakwahi mereka agar mau hidup lebih mulia. Tapi nyatanya, malah dipelihara agar tetap jahiliyah seperti itu. Kasihan banget kan?

Oya, untuk kasus Maria Ozawa alias Miyabi, cuekkin aja dah. Sadar diri aja buat kita semua sebagai remaja muslim. Masalah doi belum seberapa. Jangan jadi fokus perhatian. Masalah utamanya adalah sistem kapitalisme-sekularisme dengan instrumen demokrasilah yang sudah menjadikan sebagian dari kita keropos kepibadiannya dan bejat akhlaknya. Mari, kita mengubah kondisi ini dengan Islam. Lebih cepat lebih baik untuk terapkan syariat Islam! Harus Pro dakwah Islam dan Lanjutkan perjuangan tegaknya Khilafah Islamiyah ini. Tetap semangat!

Senin, 25 Januari 2010

Kata om Meggi Z, patah hati tuh lebih sakit daripada sakit gigi (aduh, jadul banget seeh!). Tapi yang bener: patah hati tuh lebih sakit daripada nggak patah hati! (He…he…he…, ya iya lah!) Makanya biar nggak sakit-sakit amat, kita mesti bertahan dan ngelupain dia. Caranya?

1. Simpan kenangan2 indahmu
Simpan semua benda yang pernah dia kasih atau punya memori indah waktu masih berdua! Dikarungin, trus taruh di tempat yang selama ini paling “haram” kita jamah. Biar hati kita nggak tergerak buat liat-liat tuh barang-barang lagi! Kalo perlu, dihibahin ke orang aja.

2. Jangan teringat masa lalu
Buat sementara waktu jangan dulu deh pergi ke tempat-tempat pacaran favorit kita berdua waktu masih akur dulu. Lha, kalo barang-barang udah dijauhin, tapi kita tetap main-main ke tempat ini, jadi bernostalgila lagi dong?


3.Lakuin hal-hal yang selama ini dia larang kita lakuin
asal tidak melanggar, misalnya, kalo selama ini kita terpaksa selalu motong pendek rambut karena dia nggak suka cowok gondrong, sekarang panjangin aja atau kalau kita cewek selama ini kita terpaksa nuruti semua aturannya sekarang kita bisa bebas bere. Mau tuh rambut kutuan kek, ketombean kek, bodoh amat!amat aja pinter xixixi :)

4.Lakuin hal-hal seru yang paling bisa bikin kita girang
ikut arum jeram, main layang2 disawah atau main bola sama anak-anak kampung? Terserah! Yang penting bisa bikin kita happy.

5. Tambah frekuensi nongkrong bareng temen-temen!
biasanya temen tuh lebih tulus daripada pacar. Dan biasanya lagi, temen juga lebih banyak nyenenginnya daripada nyusahinnya. Makanya di saat-saat kritis kayak gini asiknya makin deket sama temen2 tapi teman2 yang ngerti dan faham... jangan sampai salah..???kalau salah teman bisa tambah ruwet..

6. Jangan menyendiri!
Ngapain sih berkurung di kamar atau pergi seorangan diri ke gunung dan pantai? Udah kayak anak ilang aja! Hari gini ngilangin patah hati kok pake cara remaja tahun 70-an! Sekarang udah 2010 gitu lho. Pergi dong ke rumahku ntar aku kasih surprise party... mau mau mau..??? aku kasih santapan rohani/kalbu... jadi bengkel hati dong :)

7. Jangan curhat sama temen
Emang bener katanya nyeritain unek-unek ke sobat tuh bisa ngurangin beban. Tapi coba deh kita bayangin, kalo kita curhat abis-abisan dengan seluruh perasaan, bukannya malah bisa kebawa emosi ya? Jadi makin susah lupa deh sama dia. So, kalau mulut tetap gatel pengin curhat, seadanya aja ya...untuk formalitas kali..xixixi :)

8. Bikin sibuk diri
Man, bayangan mantan tuh paling sering nongol kalo kita lagi bengong/ngelamun.. betul gak..!! Makanya biar nggak bengong kita mesti banyak bergerak dan aktivitas. seperti mbantu bokap Ngebengkel juga bisa. Lari-lari keliling kompleks sambil ngecengin tetangga juga boleh. Atau kalo mau yang pake pahala, jadi asisten pribadi nyokap? mbantu bawa belanjaan tiap hari.. no problem.??He…he…he….

9. Nulis! Basi ya?
Tapi efeknya lumayan dahsyat lho! Waktu kita nulis cerita, puisi, atau nulis lirik lagu, biasanya perasaan nggak enak yang ngeganjel ikutan keluar tuh. Lha, kalo nggak bisa ngarang, bikin puisi, dan bikin lagu? Ya asal nulis aja, nulis apa lah! keluarkan semua uneg2 yang ada dalam hatimu...(Deeu…maksa sih! )

10. Cuek bebek.
sering-sering jalan ke sarang cewek-cewek atau untuk yang cewek ke sarang cowok2! He…he…he…. Dandan dengan style paling oke menurut kita, trus pasang sikap cool (es batu kali, ah!). Yah, siapa tau aja ada yang nyantol. Kalo nggak, lumayan kan buat cuci mata dan bikin seger badan doang sih! i'am single...i'am very happy...


KESIMPULAN:



Active work . Active prayer .All good active

Karena Wanita Ingin Dimengerti...

Suatu ketika sepasang pengantin baru berjalan-jalan menikmati indahnya perkampungan yang masih belum tersentuh bising dan aroma kota. Ketika mereka bercanda- gurau, tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan "Kuek.kuek.. kuek..."

"Dengarlah sayang, ada suara ayam" kata istrinya manja.
"bukan..bukan, itu sih suara bebek" kata suaminya menjelaskan.
"nggak.. nggaakkk, itu suara ayam" pinta istrinya bersikeras mempertahankan pendapat.

"istriku..itu suara bebek, kalau suara ayam itu bunyinya kukurruyuuuuk, kalau bebek itu ya kuek..kuek.. kuek..., nah itu berarti suara bebek sayang, bukan suara ayam "kata suaminya mencoba menjelaskan.

"Nggak, pokoknya aku yakin itu suara ayam" kata istrinya
"Sayang, itu bebek, kamu ini..kamuuuuuuuu...." suaminya agak kesal
seketika itu juga basahlah pipi istrinya, dia menangis sambil tersendu tapi tetap berkata.
"Aku yakin itu suara ayam, bukan suara bebek" masih kata istrinya dengan lirih.
Kemudian sang suami sadar... tak mau ribut lagi dan berkata;
"Ya kamu benar sayang, itu suara ayam" kata suaminya bersamaan dengan suara dari kejauhan ..kuek..kuek. .kuek..
kuek..kuek. .kuek.. kuek..kuek. .kuek..

Kadang seorang suami memang perlu bersikap demikian kepada seorang isteri. Untuk sesuatu yang kecil dan sepele tak perlu terlalu diributkan. Yang terpenting adalah membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Pertikaian dan hancurnya rumah tangga seringkali terjadi karena kita meributkan hal-hal sepele. Maka dari itu, untuk mencegahnya, kita perlu sesekali memahami isi hati seorang wanita yang dengan setia dan sabar mendampingi kita dalam mengarungi biduk mahligai rumah tangga.

Dan pada akhirnya, untuk menghormati si dia, seorang wanita yang kita cintai, kita perlu sekali bersikap bijaksana selain bersikap adil... dalam mencermati masalah yang timbul dalam rumah tangga karena itu semua sangat-sangat perlu dilakukan, seperti syair dalam lagu pop di bawah ini… karena wanita ingin dimengerti....

ADA BAND - Karena Wanita Ingin Dimengerti

lekuk indah hadirkan pesona
kemuliaan bagi yang memandang
setiamu simbol keanggunan
khas perawan yang kau miliki
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
aku lah pengagum ragamu
tak ingin ku menyakitimu
lindungi dari sengat dunia yang mengancam
nodai sucinya lahirmu

reff:
karena wanita ingin di mengerti
lewat tutur lembut dan laku agung
karena wanita ingin di mengerti
manjakan dia dengan kasih sayang

inginku ajak engkau menari
mandi hangat cahaya bulan
sebagai tanda kebahagiaan
bagi semesta cinta kita

kembali ke reff

bintang terang itulah dirimu
janganlah redup dan mati
aku dibelakangmu memeluk
dan menjagamu

...Active work . Active prayer .All good active...

Jika Nanti.. Engkau Jadi Istriku ...

NAFF - Akhirnya Ku menemukanmu

akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai merapuh
akhirnya kumenemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

kuberharap.. engkaulah..
jawaban segala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

Reff:
jika nanti ku sanding dirimu
miliki aku dengan segala kelemahanku
dan bila nanti engkau disampingku
jangan pernah letih tuk mencintaiku...

Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku nanti, miliki aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku karena hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala, "Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!

Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi, "Jangan macem-macem lu, gue punya nih!" Amboi... belum dinikahi kok udah ngaku-ngaku miliknya dia ya? Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik Allah SWT.

Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT. Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di buat-buat.
Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana Rasulullah SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain, iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang wanita bisa percaya dan yakin dengan janjinya?

Nah... Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Iiih nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena caranya bisa dengan proses ta'aruf. Apa sih yang harus dilakukan dalam ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?
Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses 'nd' dan pernikahan. Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu, apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?

1. Keadaan Keluarga Jelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis, lagi kuliah di Brunei (ehm kerja bo..), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abah, boljug tuh kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi langsung di en-de ya Baah, kan bisa diajak ke Brunei!" Lho? :D

2. Harapan dan Prinsip Hidup Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho, terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga. Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi. Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah, mawaddah." Kalo harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo nih, janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?

3. Kesukaan dan Yang Tidak Disukai Dari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan terlalu pedas, karena suaminya kurang suka. Suami yang emang hobinya berantakin rumah (karena lama jadi bujangan), setelah menikah mungkin bisa belajar lebih rapi, dll. Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat rafak. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum menikah. Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak saling memaksa.

4. Ketakwaan Calon Pasangan Apa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya. Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak? Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan lima bab. Misalnya tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih, 'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'

Ingat lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya eN-De. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin. Abis itu jadi bingung sendiri, puuussiiiiiinggg.... "Yang mana ya.. yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"
Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau setabah Fatimah Az-Zahra, ya susah.. kalaupun ada belum tentu mau sama kita.. xixixi :). Sekarang pertanyaannya adalah apakah diri kita ini sesempurna Rasululloh SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.? Nah lho...!!! introspeksi dululah... sebelum mengambil keputusan..

Apabila hukum pernikahan bagi seorang laki-laki telah masuk kategori wajib[mampu], dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak berikut ini,"percuma saja berlayar, kalau kau takut gelombang", 'jika kau berani menyelam ke dasar laut mengapa terus2an bermain di kubangan, kalau memang siap untuk berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?'

Saudaraku...semoga segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebaikan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa yang tak putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Alloh SWT karena Alloh telah memberikan pada kita pasangan hidup yang sholeh/sholehah untuk selalu bersama mengharap keridhoan-Nya,

Buat apa lemari kaca
Jika tidak diisi kain
Buat apa bermain 'cinta'
Jika tidak sampe kawin

Alhm jzkmkr...


Active work . Active prayer .All good active

Minggu, 24 Januari 2010

NASEHAT ROSULULLOH S.AW UNTUK PUTRINDA KESAYANGANNYA, FATIMAH AZ-ZAHRA

Suatu hari Rasulullah S.A.W menyempatkan diri berkunjung kerumah Fatimah az-zahra. Setiba dikediaman putri kesayangannya itu, Rosululloh berucap salam & kemudian masuk. Ketika itu didapatinya Fatimah tengah menangis sambil menggiling Syaiir ( Sejenis Gandum ) dengan penggilingan tangan dari batu. Seketika itu Rosul bertanya kepada putrinya.
“ Duhai Fatimah, apa gerangan yang membuat engkau menangis ? Semoga Alloh tidak menyebabkan matamu berderai.”
Fatimah menjawab. “ Wahai Rosulullah, Penggilingan dan Urusan rumah tangga inilah yang menyebabkan Ananda menangis.”

Kemudian duduklah Rosulullah S.A.W disisi Fatimah. Kemudian Fatimah melanjutkan. “ Duhai Ayahanda, sudikah kiranya Ayah meminta kepada Ali, suamiku. Mencarikan seorang Jariah ( Hamba Perempuan ) untuk membantu Ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerja’an Rumah ?”.

Maka bangkitlah Rasulullah S.A.W mendekati penggilingan itu. Dengan tangannya beliau mengambil sejumput gandum lalu diletakkannya dipenggilingan tangan seraya membaca BASMALLAH. Ajaib dengan seizin ALLOH S.W.T. penggilingan tersebut berputar sendiri. Sementara penggilingan itu berputar, Rasululloh bertasbih kepada ALLOH S.W.T dalam berbagai bahasa, sehingga habislah gandum itu tergiling.. “ Berhentilah berputar dengan izin ALLOH S.W.T.” maka penggilingan itu berhenti berputar.

Lalu dengan izin ALLOH pula penggilingan itu berkata dengan bahasa manusia.” Yaa.. Rasululloh, demi ALLOH yang telah menjadikan Engkau kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Kalaulah Engkau menyuruh hamba menggiling gandum dari timur hingga kebaratpun niscaya hamba gilingkan semuanya, Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab ALLOH S.W.T. “ Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu, keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai ALLOH terhadap apa yang dititahkannya dan mereka mengerjakan apa yang dititahkannya. Maka hamba takut yaa.. Rasululloh kelak hamba menjadi batu dineraka.”

Dan bersabdalah Rasululloh.” Bergembiralah, karena Engkau adalah salah satu Mahligai Fatimah az-zahra didalam Surga. Maka bergembiralah penggilingan batu itu.

Lalu Rasulullah bersabda.

” Jika ALLOH menghendaki,niscaya penggilingan itu akan berputar dengan sendirinya untukmu. Tapi ALLOH menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan-nya beberapa kasalahanmu. Dan diangkatnya beberapa derajat untukmu bila wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya. Dan ALLOH menuliskannya setiap gandum yang digilingkannya SATU kebaikan dan mengangkatnya SATU derajat "

Kemudian Rasululloh meneruskan nasehatnya.

” Wahai Fatimah, wanita yang berkeringat. Ketika wanita menggiling gandum untuk suami dan anaknya. ALLOH akan menjadikan antara dirinya dan Neraka tujuh parit. Wanita yang meminyaki dan menyisiri rambut anaknya, serta mencuci pakaian mereka. ALLOH akan mencatat pahala seperti memberi seribu orang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang telanjang. Sedangkan wanita yang menghalang-halangi hajat tetanga-tetangganya, ALLOH akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautsar diahari kiamat.”

Rasulullah S.A.W masih meneruskan nasehatnya..

” Wahai Fatimah yang lebih utama dari semua itu adalah keridho’an Suami terhadap Istrinya. Jika suamimu tidak Ridho, Aku tidaklah akan mendoakanmu. Tidakkah engkau ketahui, Ridho Suami adalah Ridho ALLOH S.W.T, dan kemarahannya adalah kemarahan ALLOH S.W.T ?”

Apabila seorang wanita mengandung Janin, Maka beristigfarlah para malaikat. Dan ALLOH mencatat Tiap – tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan seribu kejahatan.
Apabila ia mulai sakit karena melahirkan, ALLOH akan mencatat seperti pahala orang-orang yang berjihad.
Apabila ia Melahirkan, keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadan sa’at ibunya melahirkannya.
Apabila ia Meninggal dalam melahirkan ia meninggalkan dunia ini tanpa dosa sedikitpun. Kelak ia akan mendapati kuburnya tersebut sebagai taman-taman surga. Dan ALLOH mengaruniakan pahala seribu haji dan seribu umroh. Dan beristigfarlah seribu malaikat untuknya dihari kiamat nanti.

” Wahai Fatimah, wanita yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta dengan niat yang benar. Maka ALLOH S.W.T menghapuskan dosa-dosanya. Dan akan mengenakan seperangkat pakaian hijau, dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut ditubuhnya seribu kebaikan ( setiap helai seribu kebaikan ).. Wanita yang tersenyum dihadapan suaminya, ALLOH memandangnya dengan pandangan Rahmat.

.” Wahai Fatimah, wanita yang menghamparkan alas untuk berbaring atau menata rumah dengan baik untuk suami dan anaknya, berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah Amalmu, maka ALLAH telah mengampunimu dari dosa yang lalu maupun yang akan datang.”

.” Wahai Fatimah, wanita yang mengoleskan minyak pada rambut dan jenggot suaminya, serta rela memotong kumis dan menggunting kuku suaminya, ALLOH memberinya minuman dari sungai – sungai surga. Dan kuburnya akan menjadi taman di surga. Dan ALLOH menyelamatkannya dari api neraka, serta selamat dari titian jembatan Sirotulmustakim....Subhannalloh..!!!.

Menikah Bukan Sekedar Hawa Nafsu...

Seorang pemudi dengan berkaca-kaca bercerita kepada saya bahwa ia ingin segera menikah. Masalah itu begitu berat membebani pikirannya bahkan mempengaruhi ibadahnya. Ia menjadi tidak tenang, sholat tidak khusyu', juga sulit tidur. Kondisi fisiknya tentu jadi ikut terpengaruh.
Saya sedih mendengar curhatnya. Saya juga mencoba memahami perasaannya. Tapi wajarkah jika hal ini mengacaukan segalanya?

Ketika lulus SMA saya berharap bisa menikah maksimal usia 25 tahun. Namun Allah swt baru memberikan jodoh saat usia saya (baru) 27 tahun. Meski 'hanya' 2 tahun menanti, masa itu nyatanya tidaklah dapat dikatakan sebentar untuk menguji kesabaran jika tanpa ketegaran, rasa percaya diri, bebas dari prasangka dan perasaan tertekan. Satu hal yang membuat saya selalu merasa bersyukur saat itu adalah, Pertolongan Allah selalu datang, saya merasa beruntung dan tetap memiliki obsesi dan berkarya meski belum semua berjalan sesuai rencana.

Seiring waktu, saya makin meyakini Alloh bisa menjodohkan hamba-Nya kapan saja. Tapi, seringkali Dia mempunyai rencana lain yang mesti kita ambil hikmahnya sebanyak-banyaknya. Saya menyadari menikah bukan unjuk prestasi yang harus dibanggakan. Bahagia mungkin benar, karena ia adalah anugrah istimewa. Tapi merasa bangga dan lebih baik dibanding orang lain, jelas tidak tepat. Apalagi dianggap segala-galanya.

Saya gemas mendengar seseorang berujar kepada pemudi yang usianya jauh lebih tua namun belum berkeluarga, ''Wah, kalau gitu saya dong yang harusnya dipanggil 'Mbak'. Anak saya kan sudah tiga.'' Saya saja tidak nyaman dengan ucapannya, apalagi yang bersangkutan? Saya tidak tahu, apakah ia sudah kehilangan kepekaan? Atau, memang begitu sifat manusia yang kerap di 'uji' dengan berbagai kemudahan dari Allah?

Seandainya tidak terlambat menemukan ungkapan indah dalam surat Al-Kahfi ayat 46:
اَلْمَالُ وَ الْبَـنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا‌ۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلاً
''Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik di sisi Tuhanmu, serta lebih baik untuk menjadi harapan.'' Tentu saat itu saya akan menyadarkannya untuk bersikap lebih dewasa.

Manusia boleh berharap banyak tapi tidak selalu bisa memilih. Seandainya bisa pasti ia akan memilih yang 'enak-enak' berdasarkan nafsunya. Inilah bagian dari meng-Imani Qodar. Dalam masalah jodoh, perspektif iman harus senantiasa dikedepankan. Banyaknya muda/i yang belum menikah pada usia matang harus disikapi secara arif. Selain harus dicari solusinya, muda/i sebaiknya melakukan pembekalan diri. Semuanya tergantung kepadanya, apakah ia akan memandang sebagai ujian ataukah kelemahan? Jika ujian, maka mencari hikmah sebanyak-banyaknya akan lebih berkesan dan membahagiakan daripada mencemaskannya. Jika dianggap kelemahan, tidak akan ada yang didapat selain perasaan tertekan.

Sudah selayaknya pula seorang pemudi memandang makna pernikahan dari berbagai sisi. Saya mendengar sekarang ini banyak mahasiswi pondok (calon mubalighot) yang minta dicarikan oleh 'tim’ calon yang mapan, karena saking seringnya ia mendengar keindahan pernikahan dinasehatkan lewat berbagai pengajian.
Bukan melarang untuk memikirkan dunia pernikahan pada usia relatif muda, tetapi yang jadi masalah adalah ketika harapan itu tidak segera terwujud. Kondisi ini jika tidak diimbangi kematangan jiwa dapat melemahkan semangat beraktivitas dan beribadah.
Agaknya, lebih positif jika pemudi membekali diri dengan cara menggali potensi diri dan prestasi, agar ia memiliki kematangan berpikir dan bisa menghargai diri sendiri, daripada hanya membayangkan sesuatu yang ia sendiri tidak tahu kapan dapat terwujud.

Menikah adalah sunah Rasul dan ibadah, ia pun merupakan ladang jihad pemuda/i. Saya yakin prestasi dan kualitas seorang pemudi sebelum menikah berbanding lurus dengan kualitasnya sesudah menikah. Artinya, kualitas seseorang setelah berumah tangga baik secara kejiwaan, ilmu maupun amalan sangat dipengaruhi bagaimana sosok, sifat dan karakternya sebelum menikah. Fenomena future setelah menikah sering terjadi, karena kurangnya pemahaman dan wawasan tentang pernikahan sejak masih lajang. Karena pernikahan dianggap prestasi tertinggi yang bisa diraih sehingga kurang bisa mencerna dengan baik antara hak dan kewajiban masing-masing. Jika Allah memang belum mengabulkan apa yang kita harapkan, hiburlah diri dengan prasangka baik bahwa semakin Allah menunda insyaAllah semakin baik kualitas yang akan Allah berikan suatu saat nanti karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya.

Bagi yang sudah berkeluarga, selayaknya mensyukuri pernikahan dengan mengemban amanah sebaik-baiknya. Kalaupun belum mampu memberikan solusi yang baik, saling menjaga perasaan dan memiliki kepekaan kepada sesama adalah hal terbaik dalam kerukunan keluarga kita...