Kamis, 30 Desember 2010

Revolusi PSSI = Nurdin Turun #HARGA MATI

Setelah melewati Penyisihan Grup dengan gagah perkasa, membantai Malaysia di pertandingan perdana 5-1, kemudian menggilas Laos 6 gol tanpa balas dan terakhir mempermalukan Thailand 2-1, asa public sepakbola nasional langsung membuncah melihat perjalanan Timnas, apalagi selama 7 tahun kepemimpinan Nurdin Halid, Timnas miskin prestasi bahkan jalan ditempat jika tak mau dikatakan mundur.
Naturalisasi dan perjalanan Timnas di AFF yang diblow-up sedemikian heboh di media massa nasional apalagi di TV Merah turut menciptakan antusiasme yang (menurut saya) berlebihan, jika melihat pada sejarah Timnas di Piala AFF (dulu Tiger Cup) yang memang hebat dalam mencetak gol tetapi seakan
mendapat kutukan tak bisa menggenggam mahkota Juara. Politisi pun langsung berlomba-lomba mencari muka disaat antusiame masyarakat begitu tinggi terhadap Timnas.
Dan pada hari Rabu, tanggal 29 Desember 2010 Sang Garuda kembali merasakan kepedihan, meskipun bisa menang 2-1 atas Malaysia di Final leg 2 tetapi hal itu tidak lantas membuat Sang Garuda meraih tropy piala AFF untuk pertama kalinya, karena masih kalah agregat gol dengan Malaysia yang pada leg 1 menggulung Timnas 3 gol tanpa balas. Kembali Indonesia hanya menjadi Runer Up untuk yang keempat kalinya di Piala AFF.
Rasa sedih sontak memenuhi hati saya ketika peluit panjang dari wasit ditiupkan menandakan pertandingan usai. Meskipun harapan dan doa selalu saya panjatkan untuk kejayaan Sepak Bola Indonesia, tetapi kekalahan Indonesia atas Malaysia kemarin tak terlalu membuatku terus larut dalam kesedihan. Hal itu disebabkan Koor serentak tanpa komando yang mengumandangkan “NURDIN TURUN” dari supporter Timnas terasa sangat merdu ditelinga saya. Karena Koor itu seingat saya “hilang” di pertandingan semifinal, entah karena amnesia sejarah atau karena begitu larutnya Suporter Timnas dalam merayakan capaian Final untuk keempat kalinya.
Ya semalam, kepongahan Politisi Indonesia seakan dibungkam oleh kekalahan Timnas, amnesia terhadap buruknya kinerja Nurdin Halid dalam memimpin PSSI pun tadi malam akhirnya kembali pada Ingatan para Pecinta Bola Nasional. Entah patut disyukuri atau tidak, kekalahan Timnas telah membuka mata kita kembali bahwa masih ada sosok yang bernama Nurdin Halid dan juga antek-anteknya yang seakan menjadi mimpi buruk bagi sepak bola Nasional.
Tuntutan untuk memperbaiki kinerja PSSI dan tuntutan untuk mundur dari ketua PSSI bagi Nurdin Halid kembali menyeruak, hastag #NurdinTurun menjadi Trending Topic di Twitter, hujatan terhadap Nurdin Halid pun marak dijejaring social seperti facebook. Tetapi tetap sang Ketua Nurdin Halid dengan bebalnya dalam pernyataannya tak akan mundur dari ketua PSSI.
Hal ini bisa dimaklumi, karena apa?? Tuntutan ini hanya disuarakan didunia maya, tak ada gerakan yang massive di dunia nyata, apalagi Nurdin Halid notabene didukung oleh salah satu pimpinan Parpol besar di Indonesia yang juga merupakan konglomerat kaya Indonesia. Meskipun ada beberapa partisipan yang terus menjadi revolusioner dengan membikin spanduk atau zine yang mengkritisi kinerja Nurdin Halid dan PSSI tetapi sifatnya masih personal belum satu kesatuan kolektiv yang kuat hingga mudah dipatahkan, terbukti dengan adanya pemukulan terhadap partisipan yang mengedarkan Zine dan yang memasang Spanduk oleh preman bayaran.
Gerakan di dunia maya memang tetap diperlukan, tetapi hal ini sifatnya hanya untuk menggiring opini public.  Aksi yang lebih bersifat nasional oleh pecinta bola nasional sangat diperlukan, aksi dapat bersifat kolektif (bersama) atau personal (individual), akan tetapi harus saling terkoordinasi, dampaknya meluas dan juga sporadis.
Kekuatan Nurdin Halid dan kroninya sebenarnya ada pada dukungan dari Klub dan juga Pengprov atau Pengcab yang punya Hak Suara di Kongres yang pro atas status quo. Gerakan yang sifatnya nasional ini harus bisa menggiring Klub pada pembangkangan terhadap kepemimpinan Nurdin Halid hingga akhirnya timbul gonjang ganjing di Internal PSSI atau di Kompetisi PSSI. Pecinta bola nasional juga harus terus berkoordinasi dengan institusi-institusi seperti KPK, ICW atau lembaga yang lainnya, agar tekanan kepada pengurus PSSI semakin kuat.
Gerakan ini tidak harus menunggu bersatunya seluruh supporter di tanah air, yang penting ada niatan dari semua orang yang peduli pada sepak bola Nasional, syukur-syukur kelompok supporter mendukung dan mendorong Klubnya untuk terjun di LPI, karena saat ini menurut saya gerakan yang paling massive dan terdepan dalam menyuarakan perubahan di PSSI (Revolusi PSSI) adalah LPI dengan breakaway kompetisinya.

PSSI sarang Korupsi

Nurdin Halid bilang dia marah disebut “mantan Koruptor”. Kita bilang: “Mana ada mantan koruptor?” Sekali koruptor akan tetap koruptor. Buktinya? Sekali dipenjara dia tidak kapok. Korupsi lagi. Dua kali Nurdin dipenjara karena kasus korupsi. Nurdin Halid bilang dia tidak marah jika disebut “Mantan Napi”. Kita bilang: Tidak mau di sebut “mantan koruptor” tapi mau disebut man tan Napi” adalah lawakan paling geblek se kolong jagat. Memangnya Nurdin jadi napi ka rena apa? Karena menyodomi Nugraha Besoes? Ya enggaklah. Nurdin jadi “mantan napi” ya karena korupsi. Mau disebut “mantan Napi” tapi gak mau dipanggil “mantan koruptor” itu kaya omongan orang habis mabuk solar 4 liter. Nurdin Halid bilang dia seperti Nelson Mande la karena samasama pernah dipenjara. Ki ta bilang: “Maksud lu apaan, Din?” Nelson Mandela dipenjara karena membela kemanusiaan dan melawan rasisme yang menistakan martabat. Lha Nurdin dipenjara karena maling, karena korupsi. Gile aje bandingin diri sama Mandela. Nurdin Halid bilang PSSI anti calo. Kita bilang: “Kau itu yang malah suhunya para calo, gurunya para makelar.” Pemain timnas harusnya latihan dan istirahat malah kau bawa untuk dipamerkan di depan Aburizal Bakrie. Nurdin sudah jadi makelar yang mendagangkan pemain timnas pada konglomerat dan politisi. Nurdin Halid bilang jangan bawa bawa sepak bola ke dalam politik praktis. Kita bilang: “Pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin yang justru banyak diisi orang orang parpol.” Dua belas anggota Komite Eksekutif PSSI itu sepertiganya orang Golkar semua. Nurdin sendiri pengurus Partai Golkar. Ngaca woi! Nurdin Halid bilang negara ini bisa rusak kalau tiap permintaan mundur harus dituruti. Kita bilang: “Khusus buat elu, Din, negara ini tambah rusak kalau ente makin lama jadi juragan PSSI.” Bodoh betul kalau tikus kita ganyang rame rame terus bilang rumahnya akan ambruk. Yang ada: tikus diganyang rumah jadi sehat. Nurdin Halid bilang keberhasilan timnas adalah andil PSSI. Kita bilang: “justru orangorang PSSI yang 2 bulan lalu menganggap Riedl tidak memberikan hal positif pada timnas.” Ngapain wak tu itu Andi Darusalam Tabusala sampai bilang “Riedl itu orang yang tidak tahu adat”? Ke mana saja kemarin? Giliran menang saja ngakungaku, giliran kalah dari Uruguay malah jelek jelekin Riedl. Menang atau kalah, juara atau tidak juara, tidak sepantasnya seorang koruptor (Nurdin dua kali dipenjara karena korupsi) diberi tempat terhormat di mana pun dan kapan pun. PLAK! Tak pernah bosen untuk mengutip omongan SOE HOK GIE (para koruptor) seharusnya di tembak mati di lapangan banteng..!!!

Kisah Si Nurdin...

Sebenarnya Nurdin tidak Gila tp dia 'hanya' terlalu cinta dengan sepakbola Indonesia,,,
#SADARLAH NURDIN..!!!

PSSI Bersiap Hadapi Pra Olimpiade

Timnas Indonesia untuk AFF Suzuki Cup 2010 secara resmi telah dibubarkan. Sebagian besar pemain telah kembali ke daerahnya masing-masing, sebagian lagi baru akan meninggalkan hotel Sultan pada hari Jumat (31/12). Hanya kiper Markus Harris Maulana yang memilih tinggal hingga 2 Januari mendatang, untuk merayakan bulan madunya yang tertunda sekaligus merayakan pergantian tahun.

Markus Harris Maulana, yang menikahi presenter/bintang sinetron Kiki Amelia bulan lalu, memang bisa dikatakan belum sempat merayakan kebersamaannya secara mendalam dengan istrinya karena masih menjalani pelatnas dan kemudian berkiprah di turnamen AFF Suzuki Cup 2010 ini.

Menyambut final kedua AFF Suzuki Cup yang digelar Rabu malam lalu di SUGBK Senayan, PSSI menghadirkan keluarga dari seluruh pemain untuk bersama-sama menginap di hotel Sultan. Mereka disediakan kamar tersendiri. Arif Suyono, misalnya, baru akan membawa pulang istri dan kedua anaknya pada Jumat ini.

Pelatih kepala Alfed Riedl juga sudah pulang ke apartemennya di kawasan Senayan, sementara asisten pelatih Wolfgang Pikal baru akan kembali ke Bali, Jumat (31/12).

Alfred Riedl sejauh ini mengaku sangat puas dengan kinerja jajaran asistennya, yakni Wolfgang Pikal, Widodo Cahyono Putra, dan pelatih kiper Eddy Harto. Riedl bersama tim asistensinya kini bersiap menangani timnas untuk babak kualifikasi Olimpiade 2012, di mana timnas Indonesia akan bertanding pertama kali pada medio Februari di SUGBK, Senayan.

Latihan perdana timnas Pra Olimpiade yang materi pemainnya berusia dibawah 23 tahun ini akan dilakukan pada 7 Januari mendatang di lapangan timnas PSSI, Senayan. Para pemain yang dipanggil diharapkan sudah memasuki hotel Sultan pada 5 Januari. Dari timnas senior yang diterjunkan di AFF Suzuki Cup 2010, ada lima pemain yang akan menjadi tulang punggung timnas Pra Olimpiuade ini. Yakni, kiper Kurnia Mega, Irvan Bachdim, Yongki Wibowo, Irvan Bachdim, Octovianus Maniani, dan Johan Johansyah.

Pelatnas Pra Olimpiade ini sekaligus menjadi bagian dari pelatnas menghadapi SEA Games 2011, di Jakarta dan Palembang. Alfred Riedl sudah membuat rancangan program pelatihan sekaligus ujicoba untuk tim SEA Games ini. Salah satu program ujicoba untuk tim SEA Games adalah turnamen U-23 ASEAN yang akan diselenggarakan bulan Juni di Jakarta.

"Kita sedang merancang adanya sejumlah turnamen internasional di Jakarta, baik yang nantinya melibatkan tim SEA Games atau timnas senior," ujar Sekjen PSSI Nugraha Besoes, Kamis sore di Senayan.

Irfan dan Kim Perkuat Timnas Sea Games 2011

Dua pemain keturunan yang baru saja mengantongi KTP Indonesia dipastikan memperkuat tim nasional proyeksi SEA Games 2011 dan Pra-kualifikasi Olimpiade 2012. Keduanya adalah Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan.

Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyatakan, Irfan dan Kim akan bergabung dalam latihan dan seleksi yang dipimpin pelatih Alfred Reidl usai tahun baru. "Riedl telah mempersiapkan rancangan program pelatihan plus uji coba untuk tim Garuda muda, rencananya PSSI akan menyelenggarakan turnamen U-23 ASEAN yang akan digelar di Jakarta pada bulan Juni 2011," papar Nugraha Besoes.

Selain keduanya, timnas U-23 ini juga diikuti empat pemain timnas senior yang baru saja meraih runner up Piala AFF 2010. Mereka adalah Kurnia Meiga, Yongki Aribowo, Octovianus Maniani, dan Johan Johansyah.

Khusus pemanggilan Irfan dan Kim, kebijakan ini mengundang kontroversi. Penyebabnya, kedua pemain telah dikontrak oleh klub Persema dan bakal dimainkan untuk kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Padahal PSSI telah menyatakan, semua pemain yang terlibat LPI bakal diberi sanksi dan tidak boleh memperkuat timnas.

Akun '1 Juta Facebooker Tuntut Nurdin Mundur' Kian Ramai?

Gerakan lewat akun facebook "1.000.000 facebooker Tuntut Nurdin Halid Mundur" terus mengalir deras. Sampai Jumat (31/12/2010) pukul 08.30 Wib, jumlah pendukung mencapai 60.773 anggota.

Berbagai komentar miring atas kepemimpinan Nurdin diunggah oleh facebooker lewat akun yang didirikan Agus Noviardhi ini. Tidak hanya kritik tajam, banyak pula caci maki terhadap Nurdin. "Nurdin muka tembok," tulis pemilik akun bernama Tom Mascherano.

Dalam akun tersebut, biografi Nurdin dipaparkan secara jelas. Tentu saja sisi biografi yang bersifat menyudutkan. Misalnya kasus korupsi yang menyeret Nurdin ke pengadilan hingga menjadi seorang narapidana. Begitu pula kondisi timnas Indonesia yang miskin prestasi selama kepemimpinan Nurdin. Selanjutnya, beberapa manipulasi dalam pelaksanaan kompetisi Superliga Indonesia.

Dalam beberapa hari terakhir, kritik terhadap Nurdin memang kian marak. Terlebih, timnas Indonesia gagal meraih juara Piala AFF 2010. Timnas kalah agregat gol 2-4 dari timnas Malaysia. Pada leg pertama, Indonesia digunduli 0-3 dan pada leg kedua menang 2-1. [but]

Berikut informasi dari akun 1.000.000 facebooker Tuntut Nurdin Halid Mundur:

Nurdin Halid, lahir Watampone, 17-11-58, seorang tokoh pengusaha & politikus Indonesia yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap sepakbola Indonesia. Ditunjukkan dgn menentang FIFA, terus memimpin PSSI dari dalam bui, dan bersikeras tidak mau mundur

16 Juli 2004:
Nurdin ditahan sebagai tersangka kasus penyelundupan 73 ribu ton gula impor ilegal.

9 Agustus 2005:
Nurdin divonis penjara 2 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara karena terlibat pelanggaran impor beras dari Vietnam. Namun, 17 Agustus 2006 dibebaskan setelah mendapat remisi pemerintah bertepatan dengan Hari Kemerdekaan.

14 September 2007:
Masuk bui lagi karena MA menyatakan Nurdin bersalah dalam kasus korupsi minyak goreng Koperasi Distribusi Indonesia.

- Nurdin seorang mantan napi
- Nurdin seorang kader partai, yang tidak independen dan sarat dengan kepentingan
- Nurdin mengukir prestasi korupsi yang tidak diragukan lagi
- Nurdin menentang statuta FIFA pasal 33 yang berisi larangan untuk menjadi anggota organisasi sepak bola bagi orang yang pernah terjerat pidana
- Nurdin berulang kali menentang peringatan Presiden FIFA, Sepp Blatter, yang memerintahkannya untuk mundur
- Bendahara PSSI, Josef Revo, terlibat kasus pembunuhan istrinya sendiri, pada Februari 2010
- Wakil ketua fairplay PSSI, TM Nurlif, yang kini sudah berstatus tersangka terkait kasus cek suap pemilihan DGS BI
- Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, yang tidak tergantikan dari tahun 1983
- Maraknya korupsi di badan PSSI
- Pengelolaan dana yang tidak transparan
- 8 tahun kepemimpinan Nurdin, tidak ada satu pun gelar yang diukir oleh timnas
- Timnas gagal lolos ke Piala Asia 2011, pertama kali sejak 1996
- Pembinaan bakat dan bibit muda yang sangat minim
- Regenerasi timnas sangat lambat
- Maraknya pengaturan skor di ISL
- Mafia wasit yang merajarela di ISL
- Sebagian besar top skorer di ISL adalah pemain asing
- Fairplay ISL yang sangat rendah
- Sarana dan fasilitas sepak bola sangat langka

Irfan Bachdim Terjebak di Tengah Pertarungan Kepentingan

Timnas Merah Putih sepertinya terus direcoki oleh hal-hal non-teknis. Kini striker timnas, Irfan Bachdim, yang harus terseret dan terjebak dalam pertarungan kepentingan. Semuanya berawal ketika Persema Malang -- klub tempat Irfan mulai merintis karier profesionalnya di Indonesia – memutuskan untuk keluar dari kompetisi Liga Super Indonesia (LSI). Klub berjuluk Laskar Ken Arok itu ingin menjadi klub profesional dan mandiri yang tidak bergantung pada dana APBD seperti kebanyakan klub-klub LSI. Penggunaan dana APBD dinilai membuat klub jadi tidak profesional karena banyak campur tangan, intrik dan kepentingan.
Klub saudara tua Arema Malang itu hengkang dari LSI juga karena sering dirugikan selama berpartisipasi di kompetisi miliki PSSI tersebut. Alhasil, Persema memilih pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI) yang menjadi kompetisi tandingan LSI.
PSSI menilai LPI sebagai kompetisi ilegal karena keberadaannya tidak berada di bawah PSSI. Dan sebagai konsekuensi atas keilegalan tersebut, PSSI mengancam akan memberikan sanksi degradasi kepada klub yang bersikeras ikut LPI.
Sialnya, tidak hanya klub saja yang bakal terkena sanksi PSSI.  Ancaman hukuman juga akan menerpa semua yang terlibat dalam klub peserta LPI tersebut.
‘’Sanksi juga akan diberikan kepada semua yang ikut terlibat mulai dari tim manajemen, jajaran pelatih maupun pemain yang saat ini memperkuat klub tersebut,’’ kata CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, seperti dikutip Antara.
Irfan Bachdim pun akhirnya ikut terseret dan terjebak dalam pertarungan dua kepentingan tersebut . Dia terancam dicoret dari timnas apabila memilih tetap bergabung dengan Persema Malang dan bermain di kompetisi tandingan PSSI.
Irfan Bachdim memang harus memilih. Apakah dia akan memilih LPI demi menghormati kontraknya bersama Persema Malang. Ataukah dia harus tunduk pada ancaman PSSI demi menyelamatkan mimpinya bermain bersama timnas.
Apapun pilihan Irfan, yang pasti adalah ucapan pelatih Alfred Riedl kembali terbukti kebenarannya. Bahwa banyak kepentingan non-teknis yang merecoki.

Reformasi PSSI Semakin Mendesak, Turunkan Nurdin!

Kita semua menyaksikan perjuangan heroik sekumpulan anak bangsa di AFF Suzuki Cup 2010. Tapi kenyataan pahitnya, Indonesia belum mampu juara di ASEAN sejak 19 tahun terakhir. Perjuangan tak boleh berhenti di sini..

Penampilan gemilang skuad timnas Merah Putih di bawah asuhan pelatih Alfred Riedl di ajang AFF Suzuki Cup 2010, membuat publik sepakbola di tanah air kembali bangkit dan memberikan dukungan. Maklum, sejak meraih emas pada SEA Games 1991 di Manila, timnas Indonesia tidak pernah mempersembahkan gelar juara di turnamen internasional.

Sama dengan yang pernah terjadi di ajang Piala Asia 2007 silam, dukungan dari publik sepakbola nasional begitu luar biasa. Bahkan pihak panitia lokal pun kewalahan dalam hal menyediakan tiket tanda masuk.

Kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang dijadikan venue untuk menggelar laga bagi Firman Utina dkk yang hanya mampu menampung 80 ribu penonton, justru lebih dari tiga kali lipat jumlah penonton yang ingin membeli tiket.

Akibatnya, kericuhan pun sempat mewarnai penjualan tiket tanda masuk yang bahkan berakibat amukan calon penonton. Itu karena mereka kecewa akibat sulitnya mendapatkan tiket tersebut. Padahal mereka sudah melalui prosedur yang ditetapkan, termasuk dengan sabar melakukan antri di loket penjualan tiket.<script type="text/javascript" src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=2;sz=160x600;ord=748405?area=2l&pos=2&ord=748405"></script>

Bagi PSSI selaku penanggungjawab setiap laga internasional dan nasional, termasuk dengan pertandingan di ajang AFF, keributan penjualan tiket tanda masuk tersebut bukan yang pertama kalinya. Sebab saat rencana ujicoba klub elit asal Inggris, Manchester United, di Jakarta pada Juli 2009 lalu, hal yang sama pun terjadi.

Yang menarik, dalam setiap amukan calon penonton, selalu saja ada teriakan yang bernada meminta agar ketua umum PSSI Nurdin Halid mundur dari jabatannya. Ketidakmampuan PSSI mendistribusikan tiket dengan baik menjadi salah satu pemicu adanya desakan agar dia mundur.

"Nurdin mundur, Nurdin mundur!" begitulah teriakan calon penonton yang kecewa dengan sistem penjualan tiket laga kandang timnas Indonesia yang dilakukan panitia lokal di bawah koordinasi otoritas sepakbola nasional.

Selain itu, ada hal yang menarik dalam setiap laga yang dimainkan timnas. Puluhan spanduk bernada dukungan terhadap Nurdin tampak terpasang. Hal tersebut menjadi indikasi kuat, jika saja orang nomor satu di sepakbola nasional tersebut menjadikan sepakbola sebagai kendaraan politik.

Apalagi, dalam satu kesempatan, ia pun membawa pemain timnas menemui pimpinan salah satu partai politik terbesar di tanah air yang membuat beberapa politikus ikut memanfaatkan momen penampilan menawan timnas, untuk tebar pesona sembari mencari simpatisan.

Padahal Nurdin sendiri selalu berkoar-koar agar sepakbola tidak dipolitisasi, menyusul adanya gerakan yang dilakukan beberapa pihak untuk menggulirkan kompetisi tandingan. Tapi anehnya, justru pengurus PSSI yang terus 'mengencangkan' posisi dengan menebar spanduk bernada dukungan.

Saking seriusnya, spanduk tersebut bahkan sampai ada yang terpasang di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, ketika skuad Merah Putih melakoni laga pertama babak final AFF Suzuki Cup 2010 beberapa hari lalu, meski muncul pula spanduk yang berseberangan karena menghujat kepemimpinan Nurdin.

Sebetulnya, yang patut dicermati adalah bagaimana cara pandang publik sepakbola nasional agar tidak dibawa ke ranah politik praktis. Bagaimanapun, olahraga yang menekankan nilai-nilai sportivitas jauh berbeda dengan politik yang terkadang menghalalkan segala cara untuk bisa mencapai tujuan.

Akankah kita terjebak dengan permainan politikus di republik ini? Tentu jawabannya tidak, meski pada faktanya, terkadang kita tidak sadar sudah berada dalam koridor ranah politik. Salah satunya dengan kesediaan memasang spanduk bernada dukungan kepada pihak tertentu, atau dengan menggunakan pembagian kaos 'Merah-Putih' yang di dalamnya tertulis nama sang pemberi baju tersebut.

Melirik sepakterjang PSSI di bawah kendali Nurdin selama lebih dari sepuluh tahun, sudah pasti kita akan mengelus dada. Maklum, karena sejauh ini praktis baru gelar Piala Kemerdekaan Indonesia yang direbut di Stadion Utama beberapa tahun lalu. Itupun melalui laga yang mendapat protes dari Libya karena merasa dicurangi di partai final.

Seluruh dunia mengakui, potensi sepakbola yang ada di Indonesia cukup besar dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa. Tapi sejauh ini, prestasi timnas masih tetap saja melempem. Meski secercah harapan sempat diperoleh saat tampil di babak penyisihan AFF tahun ini.

Hanya saja, kekalahan telak 3-0 dari tuan rumah Malaysia pada laga pertama babak final AFF Suzuki Cup 2010, kembali memunculkan perasaan was-was, hingga akhirnya Indonesia gagal mengakhiri pacekik gelar. Untuk keempat kalinya, Indonesia harus menerima predikat sebagai runner-up kejuaraan sepakbola bergengsi di kawasan Asia Tenggara tersebut.

Namun kegagalan menjuarai Piala AFF 2010 tidak membuat Nurdin berniat mundur meski tekanan banyak menerpanya. Tak hanya terkait prestasi, tapi juga sistem penjualan tiket pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno yang membuat penonton kesulitan dan dirugikan. Di luar AFF, masih ada setumpuk masalah yang menimpa Superliga Indonesia, hingga Persibo Bojonegoro, Persebaya Surabaya dan Persema Malang rela bergabung ke Liga Primer Indonesia (LPI).

Walaupun LPI masih diperdebatkan terutama dalam aspek legalitas, seharusnya breakaway league ini tidak perlu berdiri sama sekali, seandainya PSSI era Nurdin dapat mengelola liga yang benar-benar super dalam segala hal terkait profesionalisme.

Perjuangan timnas memang tidak akan berhenti di sini. Menatap ke depan, Garuda harus mampu berbicara di Asia hingga ke level dunia. Tanpa didukung federasi yang kuat, profesional, mempunyai visi dan misi jangka panjang, transparan dan bebas korupsi, rasanya sepakbola kita masih akan sulit mencapai prestasi. Olahraga ini milik rakyat!

Masa Depan Riedl Masih Panjang

Indonesia gagal juara Piala AFF 2010, tak berarti masa jabatan Alfred Riedl selesai. Masih ada 16 bulan masa kontrak. Semua bergantung, keputusan pimpinan.
Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid mengaku, tak ada hubungannya kegagalan Indonesia menjadi juara dengan masa jabatan pelatih asal Austria itu. Di mata Nurdin, Riedl telah bekerja keras.

"Tak ada hubungannya gagal, lantas Riedl dipecat. Masa depan Riedl masih dipertahankan," ujar Nurdin, usia pertandingan Indonesia kontra Malaysia, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (29/12).

"Saya lihat, segala upaya dan daya telah dilakukan Riedl sepanjang Piala AFF. Namun, ya hasilnya ini," tambah Nurdin.

Sementara itu, merespon pernyataan Nurdin, pelatih Alfred Riedl menuturkan, semuanya bergantung pada pimpinan. Dirinya, masih punya banyak waktu masa kontrak dan baru barakhir 16 bulan mandatang.

"Saya hanya karyawan. Kalau bos bilang masih diperpanjang, ya saya tak bisa bilang apa-apa. Kontrak saya masih 16 bulan lagi," kata Riedl, dalam jumpa pers pasca pertandingan.

"Namun, di dalam sepak bola apapun bisa terjadi. Saya tidak bisa menentukan nasib. Bisa jadi, mungkin dua bulan ke depan saya sudah tidak melatih Indonesia lagi," pungkas Riedl.

Komentar-komentar Ispiratif Pelatih Alfred Riedl ?

Urung menjadi jawara di Piala AFF tak lagi masalah. Kita masih punya timnas yang tampil membanggakan hingga akhir. Juga jangan lupa pelatih timnas juga tak kalah luar biasanya. Simak komentar-komentar inspiratif Alfred Riedl berikut ini:
"Soal menang saya tidak bisa beri kepastian. Namun, kami akan mencoba memberikan penampilan terbaik. Pencapaian juara tergantung kerjasama tim nanti di lapangan. Biarkan mereka bekerjasama. Dari awal tidak ada target mencapai final. Namun, saya tentunya ingin Indonesia mencapai final. Begitu juga dengan semua masyarakat Indonesia." Usai memimpin latihan di Lapangan Timnas, Kamis (18/11).
"Kami menggelar laga uji coba untuk mengetahui kekuatan tim. Timur Leste kurang memberikan tantangan, namun Cina Taipei cukup baik. Pada babak pertama kami bisa bermain bagus, bahkan paling baik selama saya membesut timnas. Tapi, di babak kedua permainan anak-anak turun. Sejauh ini persiapan sudah 85%. Pada prinsipnya persiapan masih kurang. Hal ini disebabkan waktu pelatnas yang sangat mempet. Saya agak ragu bisa mencapai 100%." Latihan pasca uji coba vs Taiwan di Lapangan Timnas, Kamis (25/11).
"Saya sudah punya 9-10 pemain untuk Piala AFF. Masih kurang satu atau dua pemain untuk menempati posisi bek dan striker. Para pemain harus tahu duluan, maaf saya tidak bisa memberitahukan kepada Anda." Ketika dikejar soal dua calon pemain skuad inti, Minggu (28/11).
"Yang terpenting kondisi pemain sudah semakin baik. Saya bukan bicara soal teknik saja, namun juga soal kedekatan satu sama lain. Sekarang kami tinggal memberi kepercayaan kepada pemain untuk memberikan permainan terbaiknya. Saya telah berkoordinasi dengan Sutan Harhara yang memantau perkembangan Malaysia. Sejauh ini saya lihat ada celah buat kita untuk menang." Sehari sebelum pengumuman resmi skuad inti, Senin (29/11).
"Malam ini kami langsung menyiapkan latihan. Jadi, menang bukan berarti bisa tidur nyenyak. Kami akan langsung menggelar latihan. Maaf saya tidak akan memberitahukan dan memberi tanggapan mengenai permainan anak-anak. Nanti lawan bisa tahu kekuatan kami." Pasca laga melawan Malaysia di babak grup, Rabu (1/12).
"Sehabis menang besar, para pemain tidak boleh over-confidence pada pertandingan nanti. Harus tetap fokus mejalani pertandingan. Laos tim yang bagus dan kini semakin berkembang. Tak boleh meremehkan kekuatan lawan. Pada 2006 lalu, Laos pernah kalah lawan Vietnam. Namun di Sea Games 2009 mereka bisa mengimbanginya." Persiapan menjelang laga vs Laos, Kamis (2/12).
"Pertandingan hari ini tak segampang apa yang kita lihat. Pada menit awal Laos turun dengan kekuatan yang berbahaya. Buktinya, kami susah mencetak angka. Namun, berkat kesolidan pemain kami mampu memenangkan laga ini. Buat saya hasil yang terbaik adalah kami lolos ke semifinal. Besok kami akan melakukan evaluasi tim untuk melihat siapa yang cedera atau kelelahan. Kemungkinan kami akan merotasi pemain."

"Saya pikir kami punya tanggung jawab besar kepada suporter yang telah memenuhi SUGBK. Semua telah datang memerah-putihkan stadion. Karena itu, kami akan tetap menunjukan permainan hebat dan memberi kemenangan. Kami mau hibur penonton."
Usai kemenangan kedua vs Laos, Sabtu (4/12).
"Kami akan berusaha memenangkan laga. Kendati dalam angka pertemuan Thailand lebih unggul, namun itu masa lalu. Sekarang, kami melenggang tanpa beban. Justru, mereka yang memiliki beban untuk memenangkan pertandingan agar bisa lolos ke babak selanjutnya. Saya yakin kami bisa menang. Kini Thailand terlihat kelelahan dan kami sedikit diuntungkan dengan hal itu." Sebelum pertemuan dengan Thailand, Senin (6/12).
"Saya terkejut anak-anak punya kekuatan di menit-menit akhir. Pemain sukses menerapkan serangan balik. Performa pemain saya bagus. Thailand sebenarnya bermain bagus dan keras. Babak kedua, mereka melakukan tekanan ke depan dan sukses mencetak gol yang luar biasa. Namun, usai tertinggal pemain Indonesia mampu bangkit dan serangan balik berhasil memenangkan Indonesia." Usai kemenangan 2-1 vs Thailand, Selasa (7/12).
"Mereka semua merupakan tim yang tangguh dan kuat. Namun, kalau kami bermain seperti pada fase penyisihan, saya rasa Indonesia mampu mencapai final dan mempunyai peluang untuk menjadi jawara pada Piala AFF kali ini." Menyambut partai semifinal, Selasa (7/12).
"Saya tak peduli dengan rekor kemenangan. Kendati Indonesia lebih banyak menang, namun kondisi sekarang berbeda. Filipina punya kekuatan baru dan bermain bagus pada babak penyisihan." Persiapan partai semifinal lawan Filipina, Jumat (10/12).
"Pemain saya bukan sirkus. Mereka bukan kuda yang bisa diatur-atur ke sana ke mari. Soalnya, hal itu sangat mengganggu fokus dan memberi tekanan kepada pemain. Siapa yang melanggar akan saya keluarkan dari tim."
"Pemain juga tidak boleh keluar hotel kecuali mengikuti jadwal timnas. Tak ada wawancara di dalam maupun di luar hotel. Itu sangat menggangu konsentrasi mereka." Soal larangan aktivitas di luar jadwal, Jumat (10/12).
"Pada leg pertama, kendati kami main di Indonesia namun itu merupakan laga tandang. Karena itu, saya menginstruksikan agar pemain menjalankan pertandingan layaknya laga tandang. Kami akan menyerang, seperti bermain di laga tandang." Persiapan babak semifinal vs Filipina, Rabu (15/12).
"Saya rasa tidak ada yang istirahat. Saat ini yang terpenting adalah menyiapkan mental pemain. Bermain dilihat ribuan penonton memberikan tekanan yang hebat. Mengantisipasi itu,  kami bakal memberikan motivasi lebih kepada para pemain." Usai partai tandang vs Filipina, Jumat (17/12).
"Yang terpenting menyiapkan mental para pemain. Bermain ditonton ribuan orang memberikan tekanan yang sangat besar. Sulit menciptakan mental yang bagus dengan cara singkat. Jadi, percuma saja secara khusus melakukan latihan penalti. Kami akan lebih memotivasi para pemain." Soal kemungkinan drama adu penalti, Jumat (17/12).
"Peluang Indonesia dan Malaysia 50:50. Ketika di penyisihan grup A, Indonesia mampu menang telak 5-1. Namun sebenarnya pada pertandingan itu Indonesia serta Malaysia bermain cukup imbang. Kini mereka berbeda dan punya kekuatan baru." Persiapan laga final pertama, Minggu (19/12).
"Kami tidak peduli dengan masalah laser atau lainnya. Kami hanya mau fokus mengahadapi laga ke depan. Pasalnya, waktu yang kami punya tidak panjang. Kami akan mendorong pemain siap menghadapi pertandingan nanti." Menanggapi partai tandang di Bukit Jalil, Malaysia, Senin (27/12).
"Hari ini pasukan Merah-Putih main luar biasa. Kami hanya sedikit kurang beruntung. Namun, kami telah bekerja keras sepanjang babak."
"45 menit pertama adalah babak pertama terbaik sepanjang Piala AFF. Babak kedua, kami menunjukan karakter permainan. Meski lebih dulu ketinggalan 1-0, namun kami mampu bangkit dan mencetak dua gol balasan." Soal penampilan timnas Indonesia di leg kedua, Rabu (29/12).

Rabu, 29 Desember 2010

SESUNGGUHNYA AMAL TERGANTUNG NIAT

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :(( إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ)). رواه البخاري مسلم

Terjemah hadits:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob rodiallohuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rosululloh alaihisolatu wassalam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya  karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. “ (H.R. Bukhori no:01 dan Muslim no:1907)
·         Biografi perawi “Umar bin Alkhotob”:
Beliau adalah Umar bin Khotob bin Nufail bin Abdul Uzza, kuniyah beliau adalah Abu Hafs dan Laqob (julukan) beliau adalah Alfaruq, Ibnu sa’d meriwayatkan dengan sanad mursal bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wassalam bersabda:”Sesungguhnya Alloh menjadikan kebenaran pada lisan Umar dan hatinya dan dia adalah Alfaruq (yang membedakan).” (Athobaqot 3/270).
Beliau masuk islam ketika berumur dua puluh tujuh, beliau mengikuti perang badr, perang uhud dan seluruh peperangan bersama Nabi sholallohu alaihi wassalam dan dia adalah kholifah kedua setelah Abu bakr assidiq dan dia juga kholifah pertama yang dipanggil dengan “Amirul mu’minien”.
Umar bin Alkhotob rodhiallohu anhu dibunuh sebagai seorang syahid ketika sholat shubuh oleh Abu lu’lu almajusi pada tahun 23 Hijriyah, Beliau menjabat kholifah kedua selama 10 tahun enam bulan sepuluh hari.
Beliau mempunyai banyak keutamaan-keutamaan dan diantaranya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ قَالَ: ((بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ رَأَيْتُنِي فيِ اْلجَنَّةِ فَإِذَا امْرَأَةٌ تَتَوَضَّأُ إِلَى جَانِبِ قَصْرٍ فَقُلْتُ: لِمَنْ هَذَا اْلقَصْرُ؟ قَالُوْا: لِعُمَرَ، فَذَكَرْتُ غَيْرَتَهُ، فَوَلَّيْتُ مُدْبِرًا)). فَبَكَى عُمَرُ وَقَالَ: أَعَلَيْكَ أَغَارُ يَا رَسُوْلُ اللهِ.
Dari Abu Hurairoh radhiallohu anhu berkata: Pada saat kami berada di sisi rosululloh alaihislatu wassalam beliau bersabda:” Ketika Aku sedang tidur aku bermimpi berada di dalam surga, tiba-tiba ada seorang perempuan sedang berwudhu di sebelah sebuah istana, maka saya berkata “Milik siapakah istana ini?”Mereka menjawab “Milik Umar” Lalu aku tuturkan kecemburuannya lalu aku berpaling.” Maka Umar-pun menangis dan berkata:” Apakah aku cemburu pada anda wahai Rosululloh?.” (H.R. Bukhori no:3680 dan Muslim no:2395)
عَنْ سَعْدِ ابْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ:  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيْكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا قَطُّ إِلاَّ سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ)).
Dari Sa’d bin Abi waqos rodhiallohu anhu berkata, Rosululloh sholallohu alaihi wassalam bersabda:”Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada setan yang berpapasan denganmu (Umar) di suatu jalan melainkan setan tersebut pasti akan menyimpang untuk menghindari jalanmu.” (H.R. Bukhori no:3683 dan Muslim no:2396)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((لَقَدْ كَانَ فِيْمَا كَانَ قَبْلَكُمْ مِنَ اْلأُمَمِ نَاسٌ مُحَدَّثُوْنَ فَإِنْ يَكُ فِي أُمَّتِي أَحَدٌ فَإِنَّهُ عُمَرُ)).
Dari Abu hurairoh radhiallohu anhu berkata: Rosululloh sholallohu alaihi wassalam bersabda:” Di kalangan umat-umat terdahulu ada orang-orang mendapatkan ilham, jika didalam ummatku ada salah seorang yang mendapatkan ilham maka sesungguhnya dia adalah Umar.” (H.R. Bukhori 3689( Ibnu wahb menafisirkan “Muhaddatsun” adalah orang-otang yang mendapatkan ilham (H.R. Muslim).
Hadits tentang niat ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran islam, Imam An-nawawi rohimahulloh berkata:” Kaum muslimin telah berijma’ akan keagungan kedudukan hadits ini dan banyaknya faidah-faidah serta keabsahannya.” Dan Imam Abdurrahman bin mahdi berkata:” Dianjurkan bagi yang menulis suatu kitab untuk hendak memulai dalam kitabnya dengan hadits ini sebagai peringatan bagi penuntut (ilmu) agar memperbaiki niatnya.” Imam Ahmad rohimahulloh dan Imam syafi’i rohimahulloh berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Niat secara bahasa adalah maksud, Imam albaidowi rohimahulloh berkata: Niat adalah Keinginan hati terhadap apa yang dirasa cocok untuk mendapatkan manfaat dan menangkal mudhorot. Adapaun secara syara’ bahwa niat adalah keinginan kuat untuk melakukan ibadah sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Alloh ta’ala.
Di dalam syari’at niat itu mempunyai dua pembahasan:
1.       Niat ikhlas dalam beramal hanya untuk Alloh ta’ala semata, dan tentang hal ini biasanya di bahas oleh ulama-ulama tauhid dan akhlak serta ulama-ulama tazkiyah (penysucian diri)
2.       Niat membedakan ibadah-ibadah antara ibadah yang satu dengan ibadah yang lainnya, dan biasanya hal ini di bahas oleh ulama-ulama ahli fiqih.
Imam ibnu daqiq rohimahulloh berkata: “Kalimat { إِنَّمَا }berfungi sebagai (الحصر ) yaitu: pembatasan dan maksudnya ialah menetapkan hukum yang telah di sebutkan dan meniadakan hukum selainnya (yang tidak disebut).” Imam An-nawawi rohimahulloh berkata:” Jumhur ulama dari ahli bahasa dan ushul serta selain mereka berkata: lafadz { إِنَّمَا }berpungsi sebagai pembatasan yaitu menetapkan yang disebutkan dan meniadakan yang tidak disebutkan.” jadi maksud {إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ}yaitu: sah atau tidaknya amal perbuatan suatu ibadah itu tergantung pada niatnya, Imam An-nawawi rohimahulloh berkata:” Sesungguhnya amal perbuatan itu diberi pahala berdasarkan niat dan tidak akan diberi pahala jika (amal perbuatan tersebut tanpa niat.” Imam ibnu daqiq al-ied rohimahulloh mengatakan: Yang di maksud dengan amal di sini adalah semua amal yang dibenarkan syariat, sehingga setiap amal yang dibenarkan syariat tanpa niat maka tidak berarti apa-apa menurut agama islam.
Selanjutnya {وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى}” Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Mengandung konsekwensi bahwa barangsiapa yang berniat akan sesuatu tertentu niscaya ia akan mendapatkan apa-apa yang ia niatkan dan setiap apa-apa yang ia tidak niatkan berarti ia tidak mendapatkannya. Karenaya hadits ini merupakan tolok ukur amal perbuatan hati atau batin sedangkan tolok ukur amal perbuatan dzohir adalah hadits berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا  أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ (( مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ)).
Dari Aisyah rodhiallohu anha bahwa Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ((Barangsiapa berbuat dengan suatu amalan yang bukan termasuk ke dalam perkara agama kami maka ia tertolak)) (H.R.Bukhori dan Muslim) dan hadits mulia ini sebagai tolok ukur amalan ibadah yang dzohir, oleh karenanya para ulama berkata:” Dua hadits ini telah mencakup seluruh perihal agama.”
Kemudian Rosululloh memberikan contoh realisasi hadits ini pada hijroh seseorang:
(( فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ))
“Siapa yang hijrahnya  karena (ingin mendapatkan keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
Syaikh ibnu utaimin mendefinisikan hijroh yaitu: Berpindahnya seseorang dari negeri kafir menuju negeri islam, sedangkan Ibnu hajar al-asqolani mengartikannya dengan:”Meninggalkan apa-apa yang di larang oleh alloh ta’ala”. Kedua definisi ini tidaklah kontradiksi jika kita lihat macam-macam hijroh itu sendiri.
Pembagian macam-macam hijroh:
1.       Hijroh tempat: Yaitu dengan berpindah dari tempat yang banyak terdapat maksiat dan kefasiqan menuju tempat yang tidak ada hal tersebut, dan hijroh tempat yang paling agung adalah hijroh dari negri kafir menuju negri islam.
2.       Hijroh tingkah laku: Yaitu dengan meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Alloh ta’ala. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rosululloh alaihisolatu wassalah:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نهَىَ اللهُ عَنْهُ )
Dari Abdulloh bin amer rahdiallohu ‘anhu, dari Nabi alaihisolatu wassalam bersabda:” Seorang muslim adalah orang yang mampu menyelamatkan orang-orang muslim (yang lain) dengan lisannya dan tangannya sedangkan orang yang hijroh itu adalah orang yang bisa hijroh (pergi) dari apa-apa yang telah dilarang oleh Alloh.” (H.R. Bukhori no:6484 dan Muslim no:162 dan Ahmad no:6515)
3.       Hiroh dari seseorang: Yaitu meninggalkan bergaul dengan seseorang, misalnya orang yang selalu berbuat kemaksiatan secara terang-terangan ataupun ahli bid’ah yang menaburkan syubhat-syubhat, menghajr ini di bolehkan jika ada faidah dan manfaat namun jika sebaliknya ataupun malah menambah permasalahan maka tidak perlu di lakukan, maka cara menghajrnya dengan tetap mengamalkan kebenaran di hadapannya. Adapun orang kafir maka mereka harus di hajr baik ada faidah ataupun tidak ada faidah kecuali mendakwahinya.
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits:
1.      Niat merupakan syarat diterima atau tidaknya amal ibadah dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Alloh ta’ala).
2.      Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati dan bukan di lafadzkan karena hal itu merupakan perbuatan bid’ah.
3.      Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Alloh ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
4.      Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5.      Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Alloh maka dia akan bernilai ibadah.
6.      Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7.      Hadits diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
8.      Wajib memperhatikan kebeningan hati dari dosa-dosa dan maksiat serta menghindari riya' ataupun mengharapkan pujian orang terhadapnya dan juga beramal karena mengharapkan kesenangan dunia belaka.

9 Lagu Indonesia Paling "Ganggu" 2010?

Dalam hitungan hari, tahun 2010 akan berlalu dan sebentar lagi 2011. Sedikit menengok ke belakang, banyak sudah lagu Indonesia yang hadir mewarnai kehidupan kita sepanjang tahun 2010. Ada yang sekadar lewat begitu saja, sebaliknya ada pula sejumlah lagu yang terasa hadir di mana-mana, di sekeliling kita dalam kurun waktu tertentu.

Tanpa sengaja, lagu-lagu yang terasa tiba-tiba muncul di mana-mana itu sering membuat kuping kita seperti dikepung dari berbagai arah. Coba perhatikan. Diputar di radio, televisi, kantor, rumah makan, pusat belanja, hingga lapak kaki lima dengan berbagai versi. Mulai dari versi penyanyi aslinya hingga versi berbagai penyanyi lain. Itu masih ditambah dengan bahasan soal lagu itu di berbagai media massa, baik elektronik, cetak maupun online.

Kalau sudah begitu, soal apakah lagu itu enak didengar atau norak tidak lagi jadi faktor penting. Kesan yang muncul adalah “ganggu”. Tenang, arti “ganggu” di sini bukan selalu dalam arti negatif (meskipun kadang-kadang juga terasa menjengkelkan), tapi lebih menyangkut faktor “terlalu sering diputar” sehingga membuat lagu itu seperti terngiang-ngiang terus di telinga. Istilah dalam bahasa asing yang mungkin paling mendekati adalah “overplayed”.

Masih kurang paham? Lagu Ada Apa Denganmu-nya Peterpan adalah contoh paling ‘legendaris’ untuk lagu yang termasuk kategori “ganggu” atau “overplayed” pada zaman 2000an saking seringnya lagu tersebut diputar di mana-mana pada zaman itu. Sepertinya sejauh ini belum ada lagu lain yang bisa melampaui level “ganggu” lagu andalan Peterpan dari album Bintang di Surga (2004) itu. 
Tapi sebenarnya ada dua nama lain yang lebih layak diminta ‘bertanggung-jawab’ atas kehebohan lagu ini. Mereka adalah Jojo dan Shinta.


Nah, iseng-iseng, saya coba mengingat-ingat apa saja lagu Indonesia yang menurut saya tergolong dalam kategori “ganggu” di tahun 2010. Beberapa di antaranya memang bukan lagu favorit saya, tapi sekali lagi, ini bukan soal favorit, bagus, jelek, atau norak. Ini soal lagu yang kepopulerannya terasa ‘overdosis’, meskipun bagi masing-masing orang bisa saja berbeda pendapat. Kalau menurut versi saya, inilah daftarnya:

1.    Keong Racun – Lissa
Inilah lagu nomor satu yang paling “ganggu” di tahun 2010. Rasanya sulit menemukan orang di Indonesia yang tidak pernah mendengar lagu Keong Racun, baik disengaja maupun tidak, sejak mulai heboh sekitar bulan Juli 2010 lalu. Sama sulitnya juga mencari orang yang belum pernah membaca berita soal kehebohan lagu dangdut ciptaan Buy Akur ini. Tidak kalah sulitnya juga menemukan lagu Indonesia lain yang sampai masuk Trending Topics-nya Twitter, bahkan hingga beberapa kali. Memang, penyanyi awalnya adalah Lissa, tapi sebenarnya ada dua nama lain yang lebih layak diminta ‘bertanggung-jawab’ atas kehebohan lagu ini. Mereka adalah Jojo dan Shinta, dua cewek yang mengunggah pertama kali rekaman aksi lipsync mereka dengan iringan lagu Keong Racun ke Youtube.

2.    Cinta Satu Malam – Melinda
Apa yang terjadi dengan lagu ini agak mirip dengan yang terjadi pada Keong Racun. Sosok Melinda yang tercatat sebagai penyanyinya terbilang kurang dikenal ketimbang lagu yang disebut-sebut mirip dengan Everytime We Touch-nya Cascada ini. Entah kenapa, sederet artis musik Indonesia kondang lumayan doyan menyanyikan ulang lagu Cinta Satu Malam ini dalam berbagai kesempatan. Sebut saja seperti Afgan, J-rocks, hingga Kuburan Band. Yang patut disayangkan, sama seperti Keong Racun, meskipun liriknya tidak cocok untuk disimak anak-anak tapi beberapa kali lolos juga ditampilkan di televisi pada jam tayang keluarga.

3.    Jangan Memilih Aku – Anang dan Syahrini
Untunglah, belakangan ini pasangan duet Anang dan Syahrini mulai sibuk dengan urusan masing-masing sehingga lagu ini dan berita soal mereka yang sempat menyebar bertubi-tubi di mana-mana sudah agak berkurang frekuensi tayangnya. Akhirnya…

4.    C.I.N.T.A – D’Bagindas
Bertahan satu cinta, bertahan satu C.I.N.T.A… Cukup mengagetkan ketika menyaksikan Vina Panduwinata ikut menyanyikan lirik lagu ini di atas panggung Harmoni-nya SCTV beberapa waktu lalu. Untunglah hasilnya jauh lebih bagus dari aslinya. Begitu juga ketika Citra Idol membawakannya di acara Indonesian Idol 2010 tempo hari. Meskipun begitu, suka atau tidak, tetap saja kepopuleran lagu ini tidak bisa lepas dari ‘jasa’ grup musik D’Bagindas dengan gaya pop melayunya.

5.    Mau Dibawa ke Mana – Armada
Entah sial atau beruntung, lagu ini baru terasa seperti terngiang-ngiang terus di kuping saya setelah terpukau dengan penampilan Citra Idol saat menyanyikan lagu ini dengan versinya sendiri di panggung Indonesian Idol 2010. Padahal sebelumnya telinga saya masih cukup kebal meskipun cukup sering mendengar versi aslinya di mana-mana.

6.    Pelan-pelan Saja – Kotak
Sebenarnya lagu ini sudah mulai diluncurkan sejak akhir tahun 2009 lalu. Namun ternyata gaungnya justru lebih kencang di tahun 2010 dengan kehadiran lagu ini di mana-mana.

7.    Ya Sudahlah – Bondan Prakoso
Dinyanyikan di mana-mana, lagu ini seperti berhasil mengangkat nama Bondan Prakoso semakin ke permukaan dengan cepat setelah sebelumnya agak tersendat karena kebanyakan masih mengidentifikasinya sebagai penyanyi cilik yang pernah sukses dengan lagu Si Lumba-Lumba. 

8.    Susis - Sule 
Meskipun sedang naik daun sebagai pelawak di salah satu acara televisi, lewat lagu berjudul Susis, Sule alias Entis Sutisna seperti membuktikan bahwa ia pun bisa mengusung lagu yang tidak kalah “ganggu” dibanding lawakannya. Apalagi ia kerap menyelipkan potongan lagunya itu dalam penampilannya di atas panggung lawak.

9.    Narsis – Saykoji
Memang gaungnya tidak sedahsyat lagu sebelumnya, Online, tapi kehadiran Narsis masih cukup “ganggu” kok untuk tahun 2010.

Ada lagi lagu lain yang terlewatkan?Hmmm
 
Source: http://id.omg.yahoo.com/blogs/9-lagu-indonesia-paling-ganggu-2010-benny_chandra-42.html 

Stairway to Heaven...

Sesungguhnya yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah teladan. Dan di antara perkara yang paling penting adalah adanya hasanah, suri tauladan yang baik yang harus dijadikan sebagai panduan untuk kehidupan kita. Maka ketahuilah wahai saudaraku Jama'ah Fesbukiyah semua, Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai Teladan. Allah berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suatu tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan dihari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Maka sesungguhnya, seseorang yang mencari teladan kepada selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia akan binasa. Maka ia pun akan tersesat, karena petunjuk itu berasal dari Allah, disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

فإن أصدق الحديث كلام الله، وخير الهدي هدي محمد، وشر الأمور محدثاتها، وكلّ محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار

“Sesungguhnya sebenar-benar kalam adalah Kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru (dalam agama). Setiap perkara baru (dalam agama) adalah Bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan. Padahal setiap kesesatan adalah berada di dalam neraka.” (HR. An Nasa’i (III/104), Ibnu Majah (I/352/1110), Abu Daud (III,460/1090)

Oleh karena itulah, kewajiban kita untuk memilih dan memilah. Mana orang yang bisa dijadikan teladan dan mana yang tidak. Para ‘ulama dari kalangan shahabat, para ‘ulama dari kalangan tabi’in, para ‘ulama dari kalangan tabi’ut tabi’in dan para ‘ulama setelahnya, mereka adalah orang-orang shalih yang telah menghabiskan umur mereka untuk kebaikan, untuk tetap berada di jalan Allah, untuk berbakti kepada Allah dan agamanya dan untuk membela agama Allah Rabbul ‘alamin.Kewajiban kita untuk mengetahui siapa orang yang berhak dijadikan teladan. Dan siapa yang tidak berhak dijadikan teladan. Dengarkanlah firman Allah yang menyebutkan tentang tiga kriteria sifat yang apabila ketiga kriteria sifat ini ada pada seseorang, maka tidak boleh kita jadikan sebagai teladan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً

“…Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28)

Garuda Kurang Beruntung

JAKARTA - Indonesia harus menerima kenyataan pahit. Meski menang 2-1 (0-0) atas Malaysia di leg kedua babak final Piala AFF (Federasi Sepak Bola Asia Tenggara) 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tadi malam (29/12), Pasukan Garuda, julukan timnas Indonesia, gagal menjadi juara.

Malaysia berhak menjadi juara karena di leg pertama di Stadion Bukit Jalil pada Minggu (26/12), Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia, itu menang 3-0. Malaysia merengkuh gelar juara dengan keunggulan agregat 4-2. Pelatih Indonesia Alfred Riedl mengucapkan selamat kepada Malaysia yang menjadi juara Piala AFF 2010.

"Selamat kepada Malaysia. Tapi, sebetulnya tim yang lebih baik (Indonesia) kalah di laga final ini," kata Riedl. Menurut dia, tadi malam tim besutannya tampil luar biasa. Namun, keberuntungan tidak berpihak kepada timnas Merah Putih.

"Kami kurang beruntung. Di babak pertama, tim mendapat peluang mencetak gol lima sampai enam kali," lanjutnya. Menurut Riedl, penampilan timnya pada 45 menit pertama adalah yang terbaik selama mengikuti Piala AFF 2010. "Di babak kedua, tim juga menunjukkan karakter hebat. Meski tertinggal pemain, tidak kehilangan semangat dan bisa membalikkan keadaan menjadi 2-1," bebernya.

Setelah menuntaskan perjuangan di ajang di Piala AFF 2010, Riedl mengucapkan banyak terima kasih kepada duo leader tim, Firman Utina dan Bambang Pamungkas, yang tadi malam turut hadir dalam sesi jumpa pers.

"Terima kasih kepada team leader, juga seluruh pemain. Terima kasih juga untuk komitmen dan disiplin semua staf. Saya juga mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada masyarakat Indonesia yang sudah luar biasa dalam memberikan dukungan. Suporter di sini amazing. Kita main sangat bagus di turnamen ini meski gagal menang," papar Reidl.

Bambang, yang juga mewakili pemain lain, mengatakan bahwa Indonesia kurang beruntung sehingga gagal menjadi juara. Termasuk, dalam eksekusi penalti yang tidak masuk dan begitu banyak peluang yang tidak bisa diselesaikan. "Begitulah sepak bola. Tidak ada yang salah dalam tim ini. Kita menang, tapi tidak jadi juara. Selamat buat Malaysia," ucap Bambang. (ali/c2/diq)

Data Fakta:

Indonesia: 2 (0)
Pencetak gol: M. Nasuha (72'), M. Ridwan (87')
Kartu kuning: Arif Suyono (66'). Ahmad Bustomi (79'), Zulkifli (87')

Pemain: 1-Markus Haris Maulana (pg); 3-Zulkifli Syukur, 5-Maman Abdurrahman, 23-Hamka Hamzah, 2-M Nasuha; 22-M Ridwan, 15-Firman Utina/8-Eka Ramdani (56'), 19-Ahmad Bustomi, 14-Arif Suyono/6-Tony Sucipto (72'); 9-Christian Gonzales, 17-Irfan Bachdim/20-Bambang Pamungkas (56')

Malaysia : 1 (0)
Pencetak gol: Safee Sali (54')
Kartu kuning: Kunanlam (58')

Pemain: 22-Khairul Fahmi Che Mat (pg); 4-Mohd Asrarrudin Putra Omar, 24-Mohd Muslim Ahmad, 27-Mohd Fadhli Mohd Shas, 2-Mohd Sabre bin Mat Abu; 26-Ashari Bin Samsudin/17-Mohd Amri (75'), 8-Mohd Safiq Rahim, 12-Amar bin Rohidan//6-Mohd Razman (56') 16-Kunanlan Subramaniam; 9-Norshahrul Idlan Talaha, 10-Mohd Safee bin Mohd Sali/20-Izzaq Faris (90')

Stadion : Gelora Bung Karno Jakarta, Wasit : Peter Daniel Green (Australia), Penonton : 95 ribu, Cuaca: Cerah.

Nurdin Halid Diteriaki Turun

Jakarta: Ketua Umum PSSI Nurdin Halid kembali mendapatkan yel-yel yang tidak mengenakkan dari para pendukung timnas di saat Firman Utina dan kawan-kawan dalam posisi kritis saat menghadapi Malaysia pada leg kedua final AFF Suzuki Cup 2010, Rabu.
"Nurdin turun..., Nurdin turun..." gema para suporter sepakbola ketika timnas Merah Putih tertinggal 0-1 dari Malaysia pada laga yang dihadiri sekitar 95 ribu penonton. Tetapi Nurdin yang duduk di deretan kursi VVIP bergeming dan tak mengindahkan yel-yel itu.
Ketika upacara penghormatan pemenang dilakukan, Nurdin bersama Menpora Andi Mallarangeng dan para pejabat AFF ikut naik ke podium untuk menyerahkan piala dan medali kepada juara dan runner-up. Melihat Nurdin naik ke podium, yel-yel "Nurdin turun...Nurdin turun..." kembali menggema dari sebagian besar penonton. Namun Nurdin Halid kembali bergeming dan tak mengindahkan.
Usai upacara penghormatan pemenang , Nurdin bersama Menpora dan rombongan pejabat AFF pun turun meninggalkan podium. Seorang penonton di areal VIP Barat yang tekun menyaksikan UPP berceloteh; "Nah itu Nurdin sudah turun, tapi beraninya turun rame-rame."

Surat buat Bang ICAL?

Bang Ical yang terhormat,
Saya percaya anda lebih berkuasa dari presiden di negara ini
Sri Mulyani anda singkirkan dan mengungsi dari tanah kelahiran yang dicintainya
Satgas anda bungkam sehingga tak lagi bersuara
Kepolisian dan Kejaksaan anda injak saat mereka menangani sang perampok: gayus
sehingga anda pun tidak akan terkait dengan kebusukannya

Saya percaya anda juga telah menebar magnet kharisma anda yang bernama rupiah di petinggi PSSI
Juga menanam sanak keluarga, handai taulan di tempat ini: Nirwan, Nurdin Halid, Andi Darussalam..
Tapi biarkan olahraga yang satu ini tetap menjadi milik kita, jangan anda rebut lagi
Anda boleh menguasai yang lainnya, apapun atau siapapun yang bisa anda beli dengan kekayaan anda

Kami tidak peduli anda menjadi ketua partai dengan cara membeli orang-orang yang sekarang menjadi pembela anda nomor wahid
Tapi tolong jangan anda kotori kesucian olahraga ini

Bang Ical
Anda bisa memiliki segalanya, tapi jangan yang satu ini
Biarkan ini tetap menjadi milik kami
Biarkan kami meneriakkan gairah kami pada permainan yang satu ini
Bagi kami inilah ekstasi untuk sejenak melupakan kepenatan kami atas kerasnya hidup yang mungkin
tidak pernah anda rasakan sejak anda menghirup udara di dunia ini
Biarkan kami meneriakan nama-nama pahlawan kami kami: Bambang Pamungkas! (bukan bambang soesatyo), Markus Horison! (bukannya (melchias) markus  mekeng), Firman Utina! (tidak firman
soebagyo)

Bang Ical
Tidak kah anda melihat dan cemburu karenanya?
Bagaimana kami melonjak, berteriak dan tersenyum bahagia sekedar dapat melihat pujaan kami
Kami teriakkan nama-nama mereka dengan cinta tanpa pamrih rupiah
Irfan Bachdim!!! Christian Gonzales!!! Okto!!
Saat ini mereka adalah pahlawan kami
Pahlawan dengan parfum keringat yang menetes, bukannya armani
Pahlawan yang berkaus basah dan bercelana pendek, bukan pahlawan dalam setelan jas dan dasi
Pahlawan di lapangan rumput, tidak di gedung berpendingin ruangan di senayan

Tidak kah bung bertanya, mengapa kami menjadikan mereka pahlawan?
Karena mereka mencoba dengan sekuat tenaga, dengan keringat dan air mata membuat kami bahagia
Oleh karenanya, apapun hasil perjuangan mereka, nama mereka akan selalu lekat di hati kami,
mereka tetap pahlawan kami
Kami pun bahagia menjadi bagian dari perjuangan mereka, walau sekedar teriakan penyemangat
Akan kami ceritakan saat-saat perjuangan mereka kelak kepada anak cucu kami

Bang Ical
Anda berkeinginan untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini kelak
Oleh karena itu jangan biarkan remah-remah simpati yang tersisa pada kami lenyap
Anda mungkin ingat ungkapan : "we may forgive, but we'll never forget"
Kami tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kami akan ingat selamanya :Lapindo, penggelapan pajak...
Jangan anda tambah kekecewaan kami dengan merebut permainan ini dari kami
Jika anda ingin mendapat sedikit ucapan terima kasih dari kami
tolong anda bisikkan sesuatu kepada Nurdin agar ia segera menyingkir dari olahraga ini.

Source :  http://forum.tempointeraktif.com/node/541

Selasa, 28 Desember 2010

90 Menit yang Menentukan...

JAKARTA - Tiba saatnya penentuan. Ya, laga kedua alias return leg final Piala AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (29/12) malam ini, harus jadi penentu kiprah timnas Garuda. Apakah memang bakal bisa memenuhi harapan besar semua orang untuk meraih prestasi juara, ataukah (kembali) hanya bisa menyaksikan trofi juara itu ada di pangkuan lawan (di hadapan pendukung sendiri pula)?

Pertandingan malam inilah yang akan menentukan jawabannya. Dan ini akan jadi laga yang sulit serta penuh perjuangan. Pasalnya pula, sempat digadang-gadang sebagai favorit juara, dengan hasil sempurna (kemenangan) sejak babak penyisihan hingga semifinal, nyatanya tim Merah Putih harus takluk kepada Malaysia dalam laga pertama final, di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu (26/12) lalu. Tak tanggung-tanggung. Gawang Markus Haris Maulana harus kebobolan tiga gol tanpa balas.

Berat, itu pasti. Sebagaimana juga sudah langsung diakui dan disebut oleh pelatih Indonesia, Alfred Rield, seusai pertandingan Minggu lalu. "Selamat kepada Malaysia. Sekarang mereka (adalah) tim favorit juara," katanya dalam konferensi pers pasca pertandingan, sembari menyebut bahwa peluang Indonesia sendiri (untuk juara) kini mungkin tinggal 10 persen saja.

Tapi, di mata pendukung tim Merah Putih yang jumlahnya barangkali sudah bisa disebut hampir sebanyak penduduk negeri ini, meski cukup banyak yang sedih, kecewa dan patah arang, optimisme masih terus terjaga. Banyak juga yang masih meyakini, Garuda bakal dapat membalas kekalahan dari Harimau Malaya - julukan timnas Malaysia - tersebut di GBK malam ini.

Bahkan, karena syaratnya (untuk juara) memang adalah empat gol tanpa balas, banyak pula yang tak ragu meyakini timnas akan mampu menumbangkan Malaysia 4-0. Salah satunya adalah Menko Perekonomian Hatta Rajasa, yang mengaku masih memegang optimisme itu. "Insyaallah, bisa 4-0 untuk (kemenangan) timnas," katanya, Senin (27/12). "Kita beri dukungan terus untuk timnas. Masih ada satu kesempatan lagi. Saya yakin timnas bisa memenangkan pertandingan ini," lanjutnya.

Sementara di sisi lain, kubu Malaysia yang jelas-jelas berada di atas angin saat ini, juga menunjukkan optimisme mereka untuk merengkuh gelar juara. Pelatih Kelantan, B Sathianathan misalnya, dengan performa Malaysia di leg pertama, meyakini kalau anak asuhan Krishnasamy Rajagopal itu akan mampu mengalahkan Indonesia, meski harus bermain di Jakarta pada leg kedua. "Saya pikir Indonesia adalah tim yang kuat. Tapi, kini tidak lagi," ungkapnya kepada Bernama.

Demikian juga dengan ungkapan optimis dari pelatih Negeri Sembilan, Wan Jamak Wan Hassan, yang memandang bahwa kekuatan Malaysia lebih berdasar pada rapinya pertahanan dan team work yang bagus. Sementara sebaliknya, tim Indonesia menurutnya, lebih berdasar pada kelebihan individual pemain semata.

Walau begitu, pelatih Malaysia sendiri, Rajagopal, tampak tak ingin terlalu yakin dulu. "Saya bangga dengan aksi pemain, terutama pemain muda yang mampu mengikuti arahan yang diberikan. Tapi, saya tegaskan kepada mereka, bahwa perjuangan (masih) menyisakan 90 menit lagi di Jakarta," tuturnya, seperti dikutip Utusan Malaysia.

Sementara, soal apakah Malaysia akan menerapkan pola permainan negatif atau cenderung bertahan di laga final kedua ini, lantaran sudah punya modal kememangan besar atas Indonesia, personil timnas Negeri Jiran itu membantahnya. Setidaknya, ini seperti sempat diungkap sendiri oleh striker Mohd Safee Mohd Sali (pencetak dua gol ke gawang Indonesia di Bukit Jalil, Red), saat baru saja sampai di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (27/12) lalu.

"Tidak. Kita tidak ingin hanya (main) bertahan. Kita juga akan terus menyerang, dan mencetak gol. Dan saya yakin, kami bisa menang. Saya rasa, 1-0 saja cukup untuk kemenangan Malaysia," ucapnya siang itu, dalam salah sebuah wawancara televisi.

Bagaimana timnas Garuda? Dalam perkembangan terakhir, pada latihan di Lapangan C, Senayan, Senin (27/12) sore lalu misalnya, para punggawa timnas tampak sudah penuh semangat kembali, alias tak menampakkan kondisi mental yang terpukul maupun kecewa berlebihan. Hal ini jelas menggembirakan, terutama bagi pelatih Alfred Riedl.

"Saya sangat senang pemain langsung bisa mengembalikan mood-nya. Meskipun telah mengalami kekalahan di partai yang cukup penting, mereka tidak terlalu terpengaruh dan terlihat tetap semangat," ujar Riedl seusai latihan.

Meski demikian, Riedl tak mengungkapkan secara khusus, rencana strateginya demi perjuangan membalikkan keadaan menghadapi Malaysia di laga penentuan ini. Satu yang pasti, akan ada perubahan komposisi pemain, terutama karena Oktovianus Maniani yang tak akan bisa bermain lantaran sanksi akumulasi kartu kuningnya. Di posisinya tampaknya, kali ini akan ada Arif Suyono yang bermain sedari awal.

Sedangkan untuk lini terdepan, serta di belakang - termasuk di bawah mistar gawang - yang menentukan, belum ada kepastian. Cederanya Yongki Aribowo, membuat kemungkinan Christian Gonzalez diduetkan kembali dengan Irfan Bachdim sejak awal, menjadi salah satu opsi. Di belakang, khususnya di posisi penjaga gawang, kondisi Markus sempat mengkhawatirkan dengan cederanya, namun belakangan (kemarin sore, Red) dilaporkan sudah kembali pulih.

Bagaimanapun itu, soal formasi dan strategi, Riedl dan tim pelatihnya-lah yang paling tahu. Itu tugas mereka, menjelang dan sepanjang laga malam ini. "Yang jelas, kami tidak ingin berpikir berapa jumlah gol. Yang penting, cetak satu gol dulu di awal-awal. Setelah itu, kita lihat apa yang akan terjadi. Dukungan suporter bisa memberikan motivasi dan merubah keadaan. Semuanya masih mungkin," tutur Riedl pula.

Sedangkan di lapangan nanti, adalah tugas para punggawa timnas Garuda untuk berjuang habis-habisan, sejak peluit kickoff dibunyikan hingga detik terakhir laga. Serang semenjak awal, adalah opsi paling pasti. Selanjutnya, berupaya terus mencari dan menambah kemenangan di setiap menitnya, dengan menguasai hamparan lapangan inci demi incinya, sambil terus menjaga semangat membara, juga konsentrasi dan disiplin tinggi, musti dicamkan oleh setiap personil skuad Garuda. Jika itu bisa dilakukan, yakinlah, Merah Putih akan berkibar.

Kondisi Kedua Finalis

Indonesia:
1. Kalah 0-3 di leg pertama membuat mental pemain Indonesia terbebani. Mereka dituntut menang minimal 4-0.
2. Diprediksi, 95 persen Stadion Utama Senayan akan dikuasai suporter Indonesia. Dukungan berlebihan dikhawatirkan menjadi bumerang buat pemain.
3. Oktovianus Maniani absen karena akumulasi kartu kuning.
4. Dijanjikan bonus juara Rp 5,5 miliar. Setiap pemain bisa meraup lebih dari Rp 100 juta.

Malaysia:
1. Motivasi pemain Malaysia berlipat setelah menang telak di Bukit Jalil.
2. Takut suporter Indonesia akan membalas aksi teror sinar laser seperti yang dilakukan suporter Malaysia.
3. Kehilangan Amirulhadi Zainal dan Mahalli Jasuli karena akumulasi kartu kuning.
4. Bonus juara RM 9 ribu (sekitar Rp 26,5 juta) untuk setiap pemain.

Final Piala AFF 2010 leg II, Surat untuk Firman Utina?


Seorang sastrawan mengirim surat terbuka kepada kapten tim nasional Indonesia, yakni Firman Utina. Surat yang diunggah melalui blog pribadinya itu berjudul "Surat untuk Firman".

Dalam suratnya, Ito memberi apresiasi terhadap puluhan ribu suporter yang antre tiket agar dapat menonton aksi Firman Utina dkk. Di balik keluh keringat para suporter, Ito menyoroti segelintir elit politik yang menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat.

Ito berharap, Firman melalui tendangan kakinya dapat menjadi simbol dari kehidupan masa depan anak-anak muda di Indonesia. "Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik," tulisnya.

Sekadar diketahui, E S Ito lahir pada 1981, di Magek, Kabupaten agam, Sumatera Barat. Nama E.S. Ito merupakan gabungan dari singkatan nama asli dan nama panggilannya. E.S. adalah singkatan Eddri Sumitra, sedangkan Ito adalah panggilan masa kecilnya.

Alumni SMA Taruna Nusantara Magelang dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini telah menerbitkan dua novel. Novel pertamanya "Negara Kelima" terbit tahun 2005. Dua tahun kemudian dia menulis novel keduanya yang cukup terkenal yakni "Rahasia Meede". [but]

Berikut isi lengkap dari surat ES Ito:

Surat untuk Firman

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!