Kamis, 19 Maret 2015

Nike Ardilla Alami Kecelakaan, Apakah Kelelahan, atau Disengaja?

#Mengenang 20 Tahun Kepergian Mojang Bandung 



Minggu 19 Maret 1995, 19 tahun yang lalu, dunia musik Indonesia digemparkan dengan meninggalnya penyanyi Nike Ardilla. Bandung berduka. Nike meninggal dunia dalam usia yang masih sangat muda, 19 tahun dalam kecelakaan di jalan Riau (dulu RE.Martadinata), Bandung. Mobil Honda Civic Genio biru metalik dengan nomor polisi D 27 AK yang dikendarainya sendiri menabrak pagar gerbang kantor Nata Usaha Abadi.

Mojang priangan yang sampai akhir hidupnya berprofesi sebagai penyanyi, bintang iklan, pemain sinetron, dan model itu meninggal dunia dalam Peristiwa tragis ini mengakhiri hidup penyanyi yang album albumnya selalu meledak di pasaran itu.

Penyebab kecelakaan yang menimpa Nike memang masih misterius. Tiga hari terakhir sebelum dirinya mengalami kecelakaan, Nike memang mengalami hari-hari yang melelahkan. Dia tengah menjalani syuting dua sinetron sekaligus, Trauma Marissa dan Warisan II.
Di hari Kamis dan Jumat, dia mengikuti syuting Trauma Marissa di Lenteng Agung dan Pasar Minggu, Jakarta. Jumat pukul 01.00 setelah syuting selesai, Nike langsung menuju kontrakannya di Jl. RS. Fatmawati, Jakarta Selatan. Jumat pagi itu dia masih menerima kawan-kawannya, Deddy Dhukun dan Melly Goeslow. Mereka ngobrol hingga pukul lima pagi.

Hari itu juga Nike masih melakukan aktifitas syuting di kota Bogor. Selesai syuting dirinya langsung balik ke Bandung. Tidak lama di rumah, Nike pamit untuk pergi menyaksikan show temannya di diskotik Studio East, Bandung. Pukul 03.00 dinihari.

Sebelum melanjutkan jadwal syuting di Bogor keesokan harinya, Nike sempat menjemput Atun, salah satu kerabatnya ke rumah untuk mengambil pakaian. Dalam perjalanan pulang itulah peristiwa nahas itu terjadi dan merenggut Nike. Jenazah Nike disemayamkan di rumah orangtuanya, Jl.Parakan Saat 1/37, Bandung dan hari itu juga jenazah Nike dibawa ke Imbanagara Ciamis untuk dimakamkan di pemakaman keluarga.




Diantara jerit tangis dan rasa kehilangan kedua orangtuanya dan juga keluarganya, banyak yang tak percaya ketika mendengar kabar kepergian Nike.

"…Neng sudah pergi…,". Hanya itu kalimat yang bisa keluar dari mulut ibunya, pada setiap tamu yang datang mengucapkan ucapan belasungkawa. Kalimat memilukan yang mengalir dari bibir sang ibu ini rasanya tak cukup untuk menjelaskan kesedihan yang dia rasakan. Hanya air mata kemudian yang banyak berbicara. Mengungkapkan rasa kehilangan akan kepergian mendadak si putri bungsu.

Bukan hanya ayah dan ibunya, kakak-kakaknya, keluarganya yang merasakan kehilangan dan kesedihan mendalam. Namun hampir semua yang datang ke rumah duka tak bisa menahan tangis. Semua terjadi begitu cepat. Gadis manis yang semasa kecilnya bercita-cita ingin menjadi pramugari, agar bisa terbang mengelilingi dunia itu, sudah terbang jauh, sangat jauh.

Wanita yang berada semobil dengan Nike, Atun bisa selamat dalam kecelakaan itu. Menurutnya, Nike mengemudikan mobil tidak dalam keadaan mabuk. Sesaat sebelum membawa mobil, Nike memang mengunjungi sebuah diskotik, namun tidak minum minuman keras.




Atun mengatakan Nike hanya meminum orange jus. Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Menurut Atun dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman, sehingga hal itu yang membuatnya mengalami luka parah saat mobilnya kecelakaan. Saat itu, mobil Nike memang berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike pun langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah.

"Yang pasti, almarhumah jelas tidak mabuk karena kalau kita selalu menyetir bersama nonstop dari Jakarta menuju Bandung," ujarnya.

Sempat beredar kabar burung yang menyebutkan jika kecelakaan yang dialami oleh Nike disebabkan oleh salah satu keluarga penguasa di jaman Orde Baru. Namun, polisi memastikan jika kecelakaan yang dialami olehnya murni kecelakaan biasa.



Selain menuntaskan kasus kecelakaan yang dialami almarhumah Nike Ardilla, pihak kepolisian dan kejaksaan sebenarnya masih menangani perkara tuduhan penganiayaan yang dilontarkan kepada sang bintang itu dikala dia masih hidup. Namun berhubung Nike telah tiada, maka secara hukum segala tuntutan yang bersifat pidana kepada dirinya, gugur atau batal dengan sendirinya.

Sebelumnya, Nike terdaftar sebagai tersangka sehubungan dengan kasus penganiayaan dan obat-obat terlarang. Perkaranya sempat masuk di kejaksaan. Waktu itu penyidikan perkara itu oleh polisi dimulai tanggal 24 Desember 1994, namun pada tanggal 6 Januari 1995 berkas perkara yang sudah diserahkan kepada kejaksaan itu dikembalikan lagi kepada pihak kepolisian, karena masih ada kekurangan-kekurangan dan hingga sekarang belum diserahkan lagi kepada Kejaksaan Negeri Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar