Jumat, 20 April 2012

MASA DEPAN YANG TERABAIKAN

Belajar dari pengalaman dan kenyataan yang kita alami disekitar kita, akan sampaikah kita kepada masa depan yang penuh kebahagiaan ? Mari kita renungkan dapatkah kita mencapai masa depan yang sama sekali berbeda dengan masa lalu ? Gambaran atau kondisi masa depan yang ideal, yang dibentuk oleh anggota organisasi berdasarkan visi pribadi, yang kemudian dikembangkan menjadi visi bersama. Untuk mencapai masa depan yang harmonis harus diupayakan peningkatan mutu yang berkesinambungan, penganggaran dan perencanaan sumber daya manusia serta pemantauan kinerja yang berkelanjutan . Manfaat untuk melihat masa depan yaitu memungkinkan organisasi lebih produktif, tidak hanya reaktif dalam mewujudkan masa depan organisasi. Memungkinkan organisasi memulai dan m,emacu aktivitasnya, tidak sekedar merespon saja, sehingga dapat lebih memantapkan pengendalian aktivitasnya kearah pencapaian tujuan. Selain hal tersebut juga meningkatkan kemampuan berorganisasi dalam menyusun strategi yang lebih baik dengan cara-cara yang sistematik, melalui pendekatan yang rasional dan logis dalam memilih strateginya. Nilai manusiawi yang satu ini adalah terlalu penting untuk diremehkan begitu saja. Sebagian besar kita sedang bingung dan dari hari kehari menjadi semakin bingung. Dalam kebingungan yang semakin berkembang menjadi sinting ( UN- REASON ) ini,dimana sesame PNS saling menyalahkan,kemudian saling menerpa dan saling menyingkirkan, yang terlupakan adalah masa depan. Dan jangka temporal jauh ke depan ini semakin tidak diperdulikan, semakin dianggap tidak relevan keadaannya, dengan semakin kaburnya makna dari hubungan antar PNS, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selama ini usaha-usaha pembangunan sepertinya menganggap remeh pembinaan makna dan sama sekali memusatkan perhatian pada upaya memberi isi dari kinerja PNS. Tak mengherankan jika masa depan menjadi asing berhadapan dengan hidup instant “ here and now “
Suatu hari saya sharing dengan sesame PNS yang sama-sama menjabat jabatan yang levelnya, sama dapat disimpulkan dari sharing tersebut banyak kejanggalan yang didapat, atau saya yang kurang jeli menangkap apa maksud sharing tsb. Bertingkah aneh-aneh lucu & menggelikan, Kemauannya tak jelas, sulit dimengerti, Suka mengancam, menakut-nakuti & Menggertak orang. Sering marah-marah, Suka mengejek & merendahkan orang lain, Bahkan kalau menghukum orang merasa bangga dan senang. Inilah yang dinamakan bertentangan dengan karakter meraih masa depan. Untuk mewujudkan tsb seharusnya mendorong orang lain dalam mengembangkan diri untuk mencapai tujuan masa depan, dengan disiplin yang berkesinambungan, memfokuskan energi baru serta mengembangkan kesabaran pribadi sesorang hingga orang tsb mencapai sasarannya

. Proses yang bergerak dari awal sampai akhir sehingga keputusannya dapat dinikmati dan memberikan kepuasan pada orang banyak. Untuk meraih masa depan yang gemilang kita harus memproses dan memahami masa kini dan masa lalu yang digunakan untuk menjebatani bagaimana berinteraksi dan bertindak untuk meraih apa yang diharapkan dimasa depan. Kita harus melukiskan masa depan yang diinginkan yang ingin diciptakan, seakan-akan terjadi saat ini. Masa depan menunjukkan kemana kita akan pergi dan dapat
memperkirakan apa yang akan terjadi bila kita sampai disana. Cara pandang jauh kedepan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh kita bersama.
PNS yang tidak memikirkan masa depannya, yang takut melawan resiko justru memiliki dua resiko sekaligus. Pertama, resiko kegagalan melawan ketakutannya sendiri. Dan yang kedua, gagal dalam mewujudkan apa yang menjadi harapannya. Seburuk-buruknya kegagalan adalah kegagalan dalam melawan ketakutannya sendiri. PNS yang takut melawan resiko, sebaiknya belajar lagi bagaimana menjadi aparat pemerintah yang baik. Sebab, paradigma yang baru kita di tuntut untuk selalu menemukan inovasi-inovasi baru demi kesempurnaan profesi kita, khususnya pada saat kita melayani masyarakat. Tidak cukup hanya dengan berpatokan yang kebiasaan kita sehari-hari, Jika dipandang masih kurang kita harus berani mengambil resiko dengan menyempurnakan. Berani mengambil resiko itu bukan berarti berani membabi buta,tetapi harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Kalau memang baik,tidak perlu ragu-ragu untuk dikerjakan meskipun kadang kita dianggap menyalahi prosedur dsb. Keberanian kita untuk melangkah itu merupakan nilai tersendiri, minimal kita akan menjadi orang yang selalu siap untuk berubah atau menerima resiko .
Tidak sedikit ditemui PNS yang sedang mengalami gangguan , hal ini menjadi semakin parah hingga kontraksi waktu bergerak dari jangka pendek ,dari horizon tertutup ketidak adanya horizon, hingga akhirnya terpaku pada “ waktu riil “ . Hal ini membuat kehidupannya dikuasai oleh tirani urgensi ( Mendesaknya cara kerja dan pengaturan sendiri ) Dengan dalih “ Just On Time “. Tirani Urgensi dengan gaya pendadakannya membuat criteria aksi yang simple, fleksibilitas dan adaptasimenjadi azas absolute dalam pengambilan keputusan. Keluwesan ini bisa saja membuahkan manfaat sesaat,terutama dilatar politik, bahkan ada yang mengadopsikannya sebagai “ demokrasi “ Kita harus mengupayakan tidak terjebak dalam perangkap ganda yang berupa realisme katastropis ( keingkaran ) dan ilusif ( retret ) tsb. Kita perlu merintis jalan kearah jauh kedepan. Kita perlu merubah tatapan dan penalaran tentang masa depan. Kita harus mengadakan pembaharuan pikiran melalui pengenalan, untuk kemuadian dikembangkan dan dihayati, satu nilai manusia yang selama ini kita abaikan meraih masa depan.
Kita harus belajar mengenali kekutan, kelemahan, tantangan/ancaman,peluang yang dimiliki dan dihadapi suatu organisasi pada saat ini maupun yang diperkirakan berpotensi akan muncul pada masa depan, yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun Perencanaan stratejik pada masa depan. Segala proses yang sedang dilakukan akan dapat diselesaikan dengan baik apabila kita hadapi dengan sikap yang dewasa. Tantangan yang dihadapi kadang tidak dapat dielakkan solusinya tetap pada kedewasaan diri. Ketika masyarakat rewel minta ini dan minta itu, mudah mengkritik padahal kita sudah merasa bekerja keras pastilah akan kita rasakan ketidak enakkan, Hal seperti itu akan kita temui dan menjadi menu sehari-hari. Jika kita tidak mau mengubah diri, Jika kita tetap menjadi orang yang mudah tersulut api emosi, maka akan sulit bagi kita memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan menciptakan masa depan yang baru. Perlu dipahami bahwa tolak ukur untuk meraih masa depan dapat dilihat sejauh mana memproses masa kini dengan pandangan jauh kedepan dengan perencanaan ,serta mempersiapkan learning infrastructure. Merubah mental model ke cara berpikir sistemik dan menyeluruh, bukan partial fix. Perimbangan waktu dan pemikiran yang proporsional untuk masa depan , dan yang terakhir membuat perubahan pemikiran, sikap kapasitas praktek, Eksperimentasi dan pengaturan kinerja yang lebih proporsional erta mengintegrasikan segala sesuatu yang telah dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar