Sabtu, 06 Februari 2010

Akhlaqul Karimah...

Semua aturan dalam QH adalah mengarahkan kita untuk akhlaqul karimah lahir-batin. Kita bersyukur karena dalam melaksanakan hal tersebut kita telah diberi oleh Alloh wadahnya. Selanjutnya dalam mengelola terserah kepada kita, sebab Alloh telah memberi basic-nya.

Coba anda simak dalam QS Ali Imron: 103 yang berbunyi:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعً۬ا وَلَا تَفَرَّقُواْ‌ۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءً۬ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَٲنً۬ا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٍ۬ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡہَا‌ۗ كَذَٲلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَہۡتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Dan sabda Rasuulullah SAW dalam al-Hadits Abu Dawud, yakni:
“Demi Dzat yang diriku dalam genggaman tangan-Nya, tidak dapat masuk surga sehingga orang itu beriman, dan tidak dikatakan sebagai orang yang beriman sehingga orang itu saling mengasihi.”

Semula kita—manusia ini—berada di surga dan karena ‘keadilan’ Alloh—melalui pelanggaran Nabi Adam—maka kita dikeluarkan dari surga.

Ingatlah firman Alloh dalam QS Al-Baqoroh:38,
“Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.

Untuk dapat memasuki surga lagi, manusia dilatih dan dididik di ‘lembaga pemasyarakatan’ dunia. Seperti kita ketahui bersama bahwa: “Dunia adalah penjara bagi orang iman dan surganya orang kufur”. (HR Muslim) Untuk dapat
memasuki surga maka kita harus menjadi ‘napi’ yang baik di LP dunia dengan
ucapan, tingkah laku, dan hati kita yang baik. Baik dengan fi’liyah dan qolbiyah.

Kita juga terkadang lupa bahwa ibadah itu merupakan kewajiban kita an sich, padahal Alloh ingin mengetahui tingkat dan derajat amal manusia dan jin sesuai dengan kadar cobaan yang Alloh berikan.
Seperti yang Alloh firmankan dalam QS Al-Kahfi:7, yaitu,
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka”.

Semua bentuk ‘peparing’ Alloh di muka bumi ini adalah sebagai batu
ujian dan tempat berlatih kita untuk kembali ke surga-Nya.

Alloh telah memerintah adam dan hawa untuk turun ke dunia dan boleh kembali ke surga. Maka kita harus perbaiki semua amal kita agar kembali ke surga dengan lancar. Termasuk dalam bagian ini adalah amalan dan perbuatan hati kita. Hati kita juga beramal, maka kita perbaiki hati kita juga.

Sebuah hadits menyebutkan: “…Maka kalian berhati-hatilah pada berangan-angan yang dapat menyesatkan ahlinya angan-angan tersebut…” (HR Bukhori Juz 9 Shohifah 62).

Contoh angan-angan yang dapat menyesatkan diri kita adalah memperistri.. istri orang lain, menjadikan suami... suaminya orang lain dll, yang itu semua dapat membahayakan dan menyesatkan diri kita.

Kita jangan ‘terjebak’ dengan pengertian sebuah hadits yang menyatakan kalau kita masih berangan-angan jelek di hati maka Alloh akan mengampuni dan tidak akan menyiksa. Sebab banyak hadits yang mendeskripsikan bagaimana hati yang tidak baik dan bersih, maka Alloh tidak akan menerima amal orang tersebut. Misalnya, kita sedang sholat, sebenarnyalah hati kita juga sedang menghadap dan bertemu kepada Alloh. Apabila gerakan jasad kita sholat, sedangkan hati kita mengumpat kepada Alloh, tentunya Alloh tidak akan menerima amalan kita. Hal yang berbeda dengan masalah duniawi, kita mungkin menghormat pada atasan kita, tapi hati kita sering menggerutu dan mengumpatnya. Selagi atasan kita tidak tahu apa yang di batin kita dan kita tidak pernah mengucapkannya maka setiap bulan kita mendapatkan gaji darinya..

Contoh lain, ada orang sholat dan dia perbaiki dan perindah bacaan serta gerakan sholatnya. Hal itu dilakukan bukan untuk Alloh tapi untuk orang lain, semisal karena ada sang calon mertua. Itu adalah syirik khofy yang derajatnya termasuk kategori syirik yang harus diwaspadai. Tentunya, para sahabat ingat cerita tentang tiga orang yang beramal TANPA didasari hati ‘Karena Alloh’, yakni pejuang, orang ‘alim dan orang yang dermawan. Mereka tidak mendapatkan pahala dan amalannya ditolak karena amalan hatinya tidak dihadapkan pada Alloh.

Ada lagi konsep husnudhon dan su’udhon. Kita dilarang su’udhon, karena itu adalah perbuatan dan amalan hati yang dapat menghancurkan amal kita yang lain. Hal inilah, mengapa kita harus memperbaiki amalan hati kita, karena hati juga beramal.
Dalam Hadits Bukhori, Nabi pernah bersabda: “Iman adalah ma’rifat di hati, dibenarkan oleh ucapan dan diamalkan badan”.

Oleh karena itulah, kita bersama supaya memperbaiki amal kita masing-masing, termasuk amalan hati kita. Mintalah bagian rejeki bukan hanya harta tapi mintalah dan berdoalah kepada Alloh supaya kita dilimpahkan akhlaq yang baik lahir batin. Misal kita mintakan bagian akhlaq untuk suami, istri, anak, keluarga dan orang tua
kita. Seperti yang tertuang dalam Hadits Ahmad, Rasululloh menegaskan bahwa: “Seseungguhnya Alloh itu membagi akhlaq diantara kalian sebagaimana Alloh memberikan bagian rezeki kepada kalian.”

Bagi orang tua jangan lupa memintakan bagian akhlaq untuk anaknya. Terkadang orang tua telah menyampaikan rangkaian ungkapan kemarahan dan emosinya, yang pada ujungnya selalu memberi aturan-aturan pada anaknya. Bagi anak jangan segan memaafkan orang tua sebab mereka tidak pernah ‘belajar’ untuk menjadi orang tua dan ketika menikah tidak mempunyai kriteria seperti mencari manager perusahaan yang harus berpengalaman dan pernah punya anak banyak.

Bagi suami jangan lupa untuk adil pada istri. Bagi istri supaya berbakti kepada suami.

Dalam masalah mendidik anak,
Kadang kita lupa membekali mereka untuk ‘bersikap’ terhadap dunia, kita hanya
mengajari dan mengarahkan mereka untuk ‘mencari’ dunia. Kita ajari mereka
bagaimana menjadi orang kaya, orang pintar dan orang sukses dalam masalah
dunia. Kita lupa mengajarkan pada mereka bagaimana ‘bersikap’ ketika anak-anak
kita menjadi orang miskin, orang kaya dan ber-akhlaqul karimah.

Pendidikan tersebut merupakan kewajiban orang tua yang hakiki dan itu harus dilakukan oleh orang tua sendiri. Mungkin ada tiga alternative kita mengurusi sendiri, mewakilkan atau menulis melalui surat, namun yakinlah bahwa itu manifestasi dari kewajiban dan amanah yang dipikul oleh orang tua terhadap anaknya.

Marilah kita tengok sejarah para nabi dan orang sholih jaman dulu. Mereka ‘ngawaki’ untuk memberi nasihat dan mengarahkan anak-anaknya untuk beribadah dan ber-akhlaqul karimah.

Misalnya, Nabi Ya’kub (Nabi Isroil,red) sebelum beliau meninggal, beliau mengarahkan anaknya untuk beribadah kepada Alloh. Walaupun hampir sepanjang hidupnya beliau menderita sampai matanya buta karena tingkah polah anak-anaknya—silahkan disimak cerita selengkapnya dalam QS Yusuf—namun menjelang akhir hayatnya, Ya’kub tetap mengarahkan anaknya untuk beribadah pada Alloh semata. Ingatlah firman Alloh dalam QS Al-Baqoroh:133 yang berbunyi: “Adakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Penghampiran yang lain adalah Luqman. Secara gemilang, Alloh memberikan teladan kepada kita semua agar mencontoh terhadap Luqman bagaimana beliau men-drive anaknya dalam masalah beribadah dan ber-akhlaqul karimah. Marilah kita simak firman Alloh dalam QS Luqman:12-19,

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya).. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Maasya Alloh, sebuah teladan yang patut kita contoh dan kita jadikan pedoman.

Semua yang ada dan terjadi di dunia ini adalah ‘tempat latihan’ kita beramal di dunia ini.. Maka setiap apa pun yang terjadi pada kita maka kita syukuri sebab itu adalah ‘melatih’ kita memasuki surga.

Kalau kita mempunyai akhlaqul karimah maka tidak ada istilah ‘sayang’. Ada orang yang kaya tapi akhlaq-nya jelek maka orang serta merta mengatakan, “Memang orang itu kaya, sayang koq akhlaq-nya jelek!!”. Ada orang yang pandai tapi akhlaq-nya jelek maka orang serta merta mengatakan, “Memang orang itu pandai, sayang koq akhlaq-nya jelek!!”. Ada orang yang tampan/cantik tapi akhlaq-nya
jelek maka orang serta merta mengatakan, “Memang orang itu tampan/cantik,
sayang koq akhlaq-nya jelek!!”. Dan masih banyak contoh yang lain. Namun
kalau dia ber- akhlaqul karimah, walaupun tidak terlalu pandai dan tidak
terlalu tampan/cantik, bahkan dia orang miskin pun, orang lain tidak akan
mengatakan ‘sayang’ kepadanya. Bahkan orang akan memujinya karena keluhuran akhlaq-nya itu.

Nah, demikianlah para sahabat, kunci surga adalah terletak pada akhlaqul
karimah kita secara lahir dan batin. Marilah kita melatih diri kita masing-masing untuk ke arah tersebut.

Kata Bijak...

Kerjakan hal-hal yg Anda takuti dan Anda akan mengendalikan perasaan takut itu
Bobby Charleton


Kerjakan hal-hal yg Anda takuti dan terus kerjakan; itu adalah cara tercepat dan paling pasti yg pernah ditemukan untuk mengalahkan ketakutan
Dale Carnegie


Kekhawatiran adalah keadaan pikiran yg didasarkan pada ketakutan. Ketakutan melumpuhkan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan, menghancurkan rasa percaya diri dan inisiatif.
Napoleon Hill


Perlu anda ketahui bahwa kemenangan kita yg paling besar adalah bukan karena kita tidak pernah mengalami gagal, melainkan mampu bangkit kembali setiap kali kita jatuh dalam kegagalan.
Confucius


Semakin lama menunggu, Anda akan semakin menyia-nyiakan Asset yg paling berharga yaitu waktu. (kasat mata dan tidak ternilai)
Robert Kiyosaki

9 KUNCI PERKAWINAN BAHAGIA

Perkawinan merupakan wujud menyatunya dua sejoli ke dalam satu tujuan yang sama. Dan salah satu tujuan perkawinan adalah mencapai kebahagiaan yang langgeng bersama pasangan hidup. Namun, jalan menuju kebahagiaan tak selamanya mulus. Banyak hambatan, tantangan, dan persoalan yang terkadang menggagalkan jalannya rumah-tangga. Buktinya, perceraian kini sudah menjadi persoalan biasa, bukan lagi soal tabu bagi sebagian masyarakat. Nah, bagaimana kita mengantisipasi supaya mahligai rumah-tangga kita tidak goyang? Inilah 9 tips menuju perkawinan yang bahagia.



1Cinta
Cinta merupakan energi yang dahsyat untuk mengembangkan dan menyempurnakan kepribadian Anda dan suami. Cinta akan membantu membuang semua rintangan yang muncul di tengah perjalanan rumah tangga. Perkawinan yang dibangun tanpa landasan cinta sebetulnya adalah omong-kosong belaka.
Perkawinan tanpa cinta sama saja membangun rumah tanpa tiang. Rapuh dan lama-lama akan hancur dan roboh. Meski bukan satu-satunya syarat, cinta sangat berperan dalam membangun perkawinan yang langgeng. Maka, cinta dalam perkawinan adalah sesuatu yang mutlak dan harus.

2 Saling percaya
Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus. Bagaimana bisa mulus jika suami atau istri selalu mengawasi gerak-gerik kita karena ketidakpercayaannya itu? Yang muncul adalah kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tenteram, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, Anda berdua justru saling menyalahkan dan menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan Anda pada perasaan aman dan nyaman. Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami Anda. Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak perlu mencurigai istri. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa.

3 Seks
Perkawinan tanpa seks bisa dibilang seperti sayur tanpa garam. Hambar. Ya, seks memang perlu. Dan meski aktivitas seks sebetulnya bertujuan untuk memperoleh keturunan, namun manusia perlu juga mengembangkan seks untuk mencapai kebahagiaan bersama pasangan hidupnya. Kegiatan seks mestinya adalah penyerahan total, saling menyerahkan diri kepada suami atau istrinya sehingga hubungan terpupuk semakin dalam. Kegiatan seks yang timpang akan menjadi masalah serius bagi suami- istri. Uring-uringan, cekcok, dan bahkan mencari pelampiasan di luar, merupakan akibat yang biasanya muncul jika soal yang satu ini muncul.

Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi Anda berdua.

4 Ekonomi
Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga dewasa ini, khususnya pasangan suami-istri muda perkotaan, adalah untuk mencari nafkah. Artinya, tak bisa dipungkiri bahwa faktor ekonomi tak bisa dianggap remeh. Bayangkan, apa yang bakal terjadi seandainya rumah tangga tak didukung oleh topangan ekonomi yang memadai. Bisa jadi timbul percekcokan. Banyak kita dengar, pasangan suami-istri yang akhirnya bercerai gara-gara persoalan ekonomi. Rumah tangga berantakan, hidup susah, suami-istri selalu bertengkar, dan sebagainya. Bisa dibilang, salah satu tolok ukur keberhasilan keluarga adalah baik secara ekonomi, meski faktor satu ini bukan merupakan satu-satunya ukuran. Mengatur ekonomi secara benar juga akan memberikan perasaan aman dan bahagia.

5 Kehadiran anak
Anak adalah karunia Illahi yang tak terkirakan nilainya. Perkawinan tanpa kehadiran anak seringkali memicu persoalan tersendiri. Banyak keluarga atau pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan anak dan mati-matian berupaya dan berikhtiar agar mempunyai keturunan. Kehadiran seorang anak juga membuat suami-istri memiliki keterikatan dan tanggung jawab untuk membesarkan, merawat dan mencintai bersama-sama. Jadi, kehadiran anak secara tidak langsung akan semakin mendekatkan pasangan suami-istri.

6 Hindari pihak ketiga

Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri oleh pihak lain, apalagi pihak ketiga. Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau mempengaruhi dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut. Banyak contoh keluarga yang hancur gara-gara pihak ketiga ikut main di dalamnya. Entah campur tangan mertua, saudara ipar, kekasih simpanan, tetangga, dan sebagainya. Jadi, bila Anda menginginkan kehidupan rumah tangga Anda langgeng bahagia, sebisa-bisanya hindari campur tangan pihak ketiga.

7 Menjaga romantisme
Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini.
Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun, tak cuma ketika mereka berpacaran. Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan kembali memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup Anda. Tentu, ujung-ujungnya pasangan suami-istri akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan.

8 Komunikasi
Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga.
Bagaimana mungkin hubungan Anda dengan suami akan mulus jika menyapa pun Anda enggan. Jika rumah tangga adalah sebuah mobil, maka komunikasi adalah rodanya. Tanpanya, tak mungkin rasanya rumah tangga berjalan.

Banyak terjadi, suami atau istri apatis terhadap pasangannya karena terlalu sibuk bekerja. Suami-istri bekerja, sementara anak sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga rumah hanya seperti tempat kos, masing-masing pribadi tidak saling tegur sapa. Ini sama halnya menaruh bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Bisa-bisa, di antara Anda kemudian mencari pelampiasan dengan mencari teman di luar untuk curhat dan tak betah lagi tinggal di rumah. Jadi, cobalah untuk selalu menjaga komunikasi dengan suami. Luangkan waktu untuk duduk atau ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari. Teleponlah atau kirimkan imil pada saat Anda berdua berada di kantor Anda masing-masing. Atau makan siang bersama. Intinya, ciptakan komunikasi, sehingga masing-masing pribadi merasa dibutuhkan.

9 Saling memuji dan memperhatikan
Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar pengaruhnya bagi suami, dan sebaliknya. Ucapan bernada pujian akan semakin memperkuat ikatan suami-istri. Tanpa pujian atau perhatian, bisa-bisa yang ada hanya saling mencela dan merendahkan. Memberikan pujian ringan seperti "Masakan Mama hari ini luar biasa, lho!" atau "Wah, Papa tambah keren pakai dasi itu." Ucapan-ucapan sepele seperti itu akan memberikan dorongan/semangat yang luar biasa. Pasangan Anda pun akan merasa dihargai. Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal, kok. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada suami.

Nasehat tambahan Bagi Anda yg akan Menikah..

Berikut ini adalah cuplikan Janji alloh bagi anda yg akan menikah...

Ketika akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya acara ND/walimahan, dll.

Nah.. agar dapat meredam perasaan macam tsb..Pahami dalil2 dibawah ini:

Bergembiralah wahai saudaraku...

1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26)

Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran QHJ. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amiin.

2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32)

Sebagian para muda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda ini telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?".

Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para muda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para muda bertambah - dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya - maka Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?

3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR.Tirmidzi)

Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah itu pasti datang.

4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21)

5. "Dan Tuhanmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60)

Ini juga janji Alloh ‘Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dst.

Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit dunia.

Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dll.

Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.

6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga harus sholat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.

7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6)

Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Alloh sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)

Agar Allah menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran amar ma’ruf QHJ ,membantu melancarkan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)

10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214)

Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.

Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?

Hanya Ingin Engkau Tahu...


1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita
Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis,
tetapi meminta kepada TUHAN melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di
hadapan TUHAN

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena
anda harus berpikir untuk
mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berpikir untuk
BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan
bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan
bertabur bunga, tapi juga semak belukar yg
penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru
semakin erat berpegang tangan

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda,
tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak
anda masing-masing 100%.

10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK
Yakinlah bahwa pintu rezeki akan terbuka lebar berbanding lurus
dengan tingkat ketaatan suami dan isteri

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi
kita semasa menderita

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk
bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan
pertolongan Anda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu
berhasil menyelesaikan semua
pekerjaan.

14. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua
yang tidak pernah marah kepada anak,
karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama
dengan orangtua, yang ada
adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16.KETIKA ADA PIL.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses
pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketakwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

8 Kategori Kecerdasan Manusia...

Kecerdasan Linguistik
Kemampuan menggunakan kata secara efektif, lisan maupun tertulis. Meliputi juga kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, bunyi bahasa makna sehingga pekaterhadap kata kalimat, susunan, huruf, dan mampu menyusunnya dengan baik dan indah.

Kecerdasan matematis-logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar, kepekaan pada pola dan hubungan antar hal, fungsi logis dan abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan ini antara lain kategorisasi (pengelompokan sesuatu), klasifikasi (pemisahan), pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesisi. Cocok buat kamu yang sika hitung-menghitung agak rumit dan senang denagn permainan angka.

Kecerdasan spasial
Kemampuan mempresepsikan dunia spasial-visual secara akurat, mentranformasikannya. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsure itu, kemampuan membayangkan sesuatu, mempresentasi ken ide dengan cara visual, mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial. Kamu suka menyesatkan diri saat jalan-jalan, tapi kamu selalu menemukan jalan. Inilah kecerdasan kamu.

Kecerdasan kinestesis-jasmani
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikahn ide atau perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu, kelenturan kakuatan, akan berhubungkan hal yang berkaitan dengan sentuhan. Kalau kamu suka bikin pernak-penik, atau nsuka menghafalkan rumus fisika sambil senam, inilah kamu!

Kecerdasan musical
Kemampuan menangani bentuk-bentuk musical denagn cara mempersikan, membedakan, mengubah, kepekaan pada nada, irama, melodi. Bisa dengan cepat menghafal lagu dan menggunakan musik untuk menghafal pelajaran, inilah anda!

Kecerdasan intrepersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motifasi, dan persaan orang lain. Kepekaan terhadap ekspresi wjah, reka, suara, kemampuan menanggapi secara efektif tanda-tanda tersebut dan mempengaruhi kelompok orag untuk melakukan tindakan tertaentu.nah, kalau ini bisa jadi tempat curhat yang baik.

Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak beradasarkan pemahaman tersebut. Kepekaan tarhadap mjemahami diri sendiri, kesadaran atas suasana hati, kainginan, kemampuan berdisiplin diri, memahami, menghargai diri. Seperti seniman gitu..

Kecerdasan naturalis
Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies di lingungan sekitar kepekaan pada fenomena alam, kemampuan membedakan benda tak hidup.

Tips Memilih Pasangan...

Ingin hubungan Anda dengan pasangan lancar dan langgeng?, Bagaimanakah cara membangun kehidupan cinta yang sehat dengan Si Dia?. Berikut tips-nya:

* Bijaksana Memilih Pasangan.
Perhatikan karakter, kepribadian, nilai diri, kemurahan hati, cara berbicara, tindakan, serta cara bagaimana dia berhubungan dengan orang lain.

* Ketahui Pandangan dan Keyakinan Si Dia.
Tentu Anda tak ingin jatuh cinta kepada seseorang yang memiliki reputasi buruk di dalam hubungan percintaannya, bukan? Misalnya saja, Si Dia sering ketahuan tidak jujur dan kerap berbohong.

* Jangan Rancukan Seks Dengan Cinta.
Terutama di awal suatu hubungan, ketertarikan dan kesenangan melakukan hubungan seks sering disalahartikan sebagai cinta yang menggebu dari pasangan.

* Mengerti Kebutuhan dan Berdiskusi Secara Jelas.
Banyak orang, baik pria maupun perempuan, takut untuk menyatakan kebutuhannya. Ingat, kedekatan tak dapat berjalan baik tanpa kejujuran, dan pasangan bukanlah seorang paranormal atau ahli membaca pikiran.

* Saling Menghargai.
Baik di dalam maupun di luar hubungan cinta, sebaiknya Anda dan Si Dia saling memperlihatkan sikap yang layak dihargai masing-masing pasangan.

* Anda dan Si Dia Bisa Menjadi Tim Kompak.
Artinya, Anda berdua merupakan dua individu yang unik, yang mempunyai perspektif dan kelebihan-kelebihan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini merupakan nilai plus dari suatu tim yang kompak dalam melakukan banyak hal berdua.

* Tahu Cara Mengelola Perbedaan.
Belajarlah cara mengatasi perasaan negatif yang tidak terhindarkan, yang disebabkan oleh perbedaan antara Anda dan si Dia. Menutup diri atau menghindari konflik juga bukan suatu cara mengelola perbedaan yang baik!

* Jangan Malu Bertanya.
Jika Anda tidak mengerti atau tak menyukai salah satu hal yang dilakukan si Dia, tanyakan kepadanya. Bicarakan secara terbuka dan kembangkan diskusi di dalam suasana yang positif, dan jangan pernah ber-asumsi.

* Atasi Masalah yang Timbul.
Sebagian besar kesalahan yang terjadi dalam suatu hubungan cinta, dapat dilacak dari munculnya rasa sakit hati, atau sikap yang merubah menjadi defensif terhadap pasangannya, sehingga terciptalah dua orang yang saling merasa asing atau bermusuhan.

* Belajar Bernegosiasi.
Oleh karena kebutuhan manusia dan tuntutan kehidupan selalu berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu, maka hubungan cinta yang sehat dan baik dapat dinegosiasikan ulang setiap saat bersama si Dia.

* Mendengarkan Kekhawatiran dan Keluhan si Dia
Jangan berlakukan sikap menghakimi terhadap si Dia. Buka diri dan berikan empati kepada calon pasangan Anda.

* Berusaha Pertahankan Kedekatan.
Hubungan yang baik dan sehat, bukan merupakan tujuan akhir, tetapi merupakan proses jangka panjang yang perlu selalu dijaga dan dipertahankan, melalui perhatian yang konstan dan teratur.

* Miliki Pandangan Jangka Panjang.
Perkawinan merupakan kesepakatan bersama untuk menjalani dan menghabiskan kehidupan hingga hari tua nanti. Teliti lagi impian Anda dengan si Dia secara teratur, untuk memastikan Anda berdua berada di jalan dan jalur yang selalu sama.

* Seks yang Baik.
Seks itu sangat mudah dilakukan, tetapi menjaga kedekatanlah yang justru sulit. Kedekatan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, penyingkapan diri, berbagi kekhawatiran dan ketakutan, demikian juga kesedihan, harapan serta impian. Jadi, jangan pernah pergi tidur dalam keadaan marah.

* Minta maaf.
Setiap orang bisa membuat kesalahan. Memperbaiki, atau berniat memperbaiki kesalahan, sangat penting bagi kebahagiaan Anda berdua, juga dalam hal perkawinan.

* Hindari Ketergantungan Berlebihan.
Tergantung kepada seseorang tidaklah buruk, tetapi sangat tergantung pada pasangan untuk hal-hal kecil merupakan celah ketidakbahagiaan bagi kedua pasangan.

* Jaga Harga Diri dan Rasa Percaya Diri.
Lebih mudah bagi seseorang untuk menyukai dan berada di dekat Anda jika Anda pun menyukai diri sendiri.

* Perkaya Hubungan Anda berdua.
Ciptakan minat-minat baru ke dalam hubungan cinta Anda agar hubungannya dengan Si Dia semakin kaya. Semakin besar gairah kehidupan yang Anda miliki dan berbagi bersama pasangan, semakin kaya hubungan Anda berdua.

* Kerjasama yang Baik.
Berbagilah tanggung jawab dengan pasangan. Hubungan cinta yang sehat akan berhasil hanya jika terjadi secara dua arah, yaitu dengan saling memberi dan menerima.

* Ketahui Pasang Surut Hubungan.
Di mana pun juga, setiap hubungan cinta pasti akan melewati pasang surutnya masing-masing. Melalui masa-masa sulit bersama pasangan, akan membuat hubungan Anda menjadi lebih kuat.

* Miliki Kepekaan Atas Hubungan yang Buruk
Jangan melarikan diri jika hubungan cinta mulai memburuk. Gunakan pengalaman buruk ini sebagai cermin untuk melihat ke dalam diri, agar bisa mengerti apa yang telah Anda berdua ciptakan dalam hubungan ini.

* Tak Ada Cinta yang Mutlak.
Jika Anda belajar cara-cara atau tips baru untuk berinteraksi dengan Si Dia, perasaan-perasaan cinta akan selalu bisa muncul dan muncul lagi, bahkan dapat lebih kuat dari sebelumnya


Active work . Active prayer .All good active

Jumat, 05 Februari 2010

bukannya aku takut...

ku tak peduli...
bila ku benar-benar cinta matii..
ku tak peduli...

ku memang begini
bila ku benar-benar cinta mati
ku tak peduli
apa saja yang ku inginkan kamu rela

reff:
bukannya aku takut akan kehilangan dirimu
tapi aku takut kehilangan cintamu
mungkin saja saat itu kau mempermainkan aku
seakan kau bisa membalas cintaku

kau takkan mengerti
yang selama ini aku rasakan, pasti
kau tak peduli
bila saja yang ku inginkan kamu rela

***Special request for someone... By Juliette

Active work . Active prayer .All good active

Kamis, 04 Februari 2010

Open your heart...


Banyak orang bilang, cinta itu begitu sulit di tebak. Ia bagaikan burung yg menari-nari di sekeliling kita, mengepakkan sayapnya yg penuh warna, memikat dan menarik hati untuk menangkapnya. Saat kita begitu menginginkan cinta dalam genggaman, ia terbang menjauh. Namun saat kita tidak mengharapkan, cinta hadir tanpa di-undang. Kitapun tidak bisa memaksakan cinta sekehendak hati kita. Memang cinta adalah fenomena hati yg sulit dimengerti.

Sebenarnya kita tidak perlu memeras otak terlalu keras untuk mengerti cinta, bahkan semakin keras kita memikirkan cinta, maka semakin lelah pula kita. Cinta adalah untuk dirasakan, bukan dipikirkan. Yakinlah bahwa cinta yang kita inginkan akan datang pada saat yg tepat. Namun bukan berarti kita hanya duduk menanti cinta.

Sebarkanlah cinta, pada keluarga, sahabat-sahabat kita dan sesama. Dengan memberikan cinta cinta maka kita telah 'mengundang' cinta untuk datang. Kita hanya perlu membuka hati. Biarkan kecantikan hati kita memancar, mempesona cinta-cinta yg terbang disekeliling kita untuk akhirnya hinggap dan bersemayam di hati kita selamanya.

Open your heart, then it will find its own way...
Seperti syair-syair lagu di bawah ini..

Aku telah lelah mengikuti
Semua langkah kakimu
Dan mengharap bisa memiliki
Berbagai cara telah aku lakukan
Untuk hidupmu
Hingga aku mengorbankan hidupku
*********************************

Buka hatimu
Bukalah sedikit untukku
Sehingga diriku
Bisa memilikimu

Betapa sakitnya
Betepa perihnya hatiku
Selalu dirimu tak menganggap ku ada

Buka Hati By.. armada Band....

I have tired to follow
All your foot steps
And expect to have
Various ways have I done
For life
Until I sacrifice my life

Open your heart...
Open up a little for me...
So me...
Have you...

How sick...
Betepa pain of my heart...
Always you do not think I have...
Kerjakan hal-hal yg Anda takuti dan terus kerjakan; itu adalah cara tercepat dan paling pasti yg pernah ditemukan untuk mengalahkan ketakutan..

Active work . Active prayer .All good active

Rabu, 03 Februari 2010

Hanya Ingin Engkau Tahu...

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang
bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar
negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang
tuanya kan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya..
Lalu bagaimana dengan Bapaknya?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu
setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Bapak-lah yang mengingatkan
Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Bapak bekerja
dan dengan wajah lelah Bapak selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu
dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Bapak biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Bapak mengganggapmu bisa, Bapak akan melepaskan roda bantu di
sepedamu...
Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu pak, jangan dilepas dulu roda
bantunya" ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Bapak dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu
mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru,
Ibu menatapmu iba.
Tetapi Bapak akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi
tidak sekarang"
Tahukah kamu, Bapak melakukan itu karena Bapak tidak ingin kamu menjadi anak
yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Bapak yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit
membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Bapak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja.....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Bapak
bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Bapak melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Bapak, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Bapak, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Bapak memejamkan matanya dan menahan gejolak
dalam batinnya, Bahwa Bapak sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS
menjagamu!
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke
rumah untuk menemuimu, Bapak akan memasang wajah paling cool sedunia....
Bapak sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol diruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Bapak merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Bapak melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Bapak adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang
dengan hati yang sangat khawatir... Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Bapak akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Bapak akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Bapaknya"
Setelah lulus SMA, Bapak akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang
Dokter ataupun Insinyur...
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Bapak itu semata - mata
hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Bapak tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Bapak...
Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Bapak harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Bapak hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu
untuk berhati-hati. .
Padahal Bapak ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Bapak lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Bapak melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah Bapak.
Bapak pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Bapak tahu... ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Bapak adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Bapak, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Bapak merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Bapak adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Bapak akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Bapak untuk mengambilmu darinya. Bapak akan sangat berhati-hati memberikan izin.. Karena Bapak tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti. Dan akhirnya....
Saat Bapak melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seorang Pangeran..
yang di anggapnya pantas menggantikannya, Bapak pun tersenyum bahagia
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Bapak pergi kebelakang
panggung sebentar, dan menangis?
Bapak menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Bapak berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik.... serta hidup
bahagia ia bersama suaminya..."
Setelah itu Bapak hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya
yang sesekali datang untuk menjenguk... Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Bapak telah menyelesaikan tugasnya....
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita tercinta...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Beliau harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan Beliau adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Active work . Active prayer .All good active

Romantika Cinta...

NAFF - Akhirnya Ku menemukanmu

akhirnya ku menemukanmu
saat hati ini mulai merapuh
akhirnya kumenemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

kuberharap.. engkaulah..
jawaban segala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

Reff:
jika nanti ku sanding dirimu
miliki aku dengan segala kelemahanku
dan bila nanti engkau disampingku
jangan pernah letih tuk mencintaiku...

Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, "Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu," atau "Jika kau menjadi istriku nanti, miliki aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku karena hanya dirimu di hatiku" dan "bla...bla...bla..." Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya kembang kempis, sambil menundukkan kepala, "Aih...aih..., abang bisa aja." Onde mande, rancak bana !!!

Lidah yang biasanya kelu untuk berbicara saat bertemu gebetan, tiba-tiba jadi luwes, kadang dibumbui 'ancaman' hanya karena keinginan untuk mendapatkan doi seorang. Kalo ada yang coba-coba main mata ama si doi, "Jangan macem-macem lu, gue punya nih!" Amboi... belum dinikahi kok udah ngaku-ngaku miliknya dia ya? Lha, yang udah nikah aja ngerti kalo pasangannya itu sebenarnya milik Allah SWT.

Emang iya sih, wanita biasanya lebih terpikat dengan lelaki yang bisa menyakinkan dirinya apabila ntar udah menikah bakal selalu sayang hingga ujung waktu, serta bisa membimbingnya kelak kepada keridhoan Allah SWT. Bukan lelaki yang janji-janji mulu, tanpa berbuat yang nyata, atau lelaki yang gak berani mengajaknya menikah dengan 1001 alasan yang di buat-buat.
Kalo lelaki yang datang serta mengucapkan janjinya itu adalah seseorang yang emang kita kenal taat ibadah, akhlak serta budi pekertinya laksana Rasulullah SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a., ini sih gak perlu ditunda jawabannya, cepet-cepet kepala dianggukkan, daripada diambil orang lain, iya gak? Namun realita yang terjadi, terkadang yang datang itu justru tipe seperti Ramli, Si Raja Chatting, atau malah Arjuna, Si Pencari Cinta, yang hanya mengumbar janji-janji palsu, lalu bagaimana sang wanita bisa percaya dan yakin dengan janjinya?

Nah... Berarti masalahnya adalah bagaimana cara kita menjelaskan calon pasangan untuk percaya dengan kita? Pusying... pusying... gimana caranya ya? Iiih nyantai aja, semua itu telah diatur dalam syariat Islam kok, karena caranya bisa dengan proses ta'aruf. Apa sih yang harus dilakukan dalam ta'aruf? Apa iya, seperti ucapan janji-janji seperti diatas?
Ta'aruf sering diartikan 'perkenalan', kalau dihubungkan dengan pernikahan maka ta'aruf adalah proses saling mengenal antara calon laki-laki dan perempuan sebelum proses 'nd' dan pernikahan. Karena itu perbincangan dalam ta'aruf menjadi sesuatu yang penting sebelum melangkah ke proses berikutnya. Pada tahapan ini setiap calon pasangan dapat saling mengukur diri, cocok gak ya dengan dirinya. Lalu, apa aja sih yang mesti diungkapkan kepada sang calon saat ta'aruf?

1. Keadaan Keluarga Jelasin ke calon pasangan tentang anggota keluarga masing-masing, berapa jumlah sodara, anak keberapa, gimana tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. Bukan apa-apa, siapa tahu dapat calon suami yang anak tunggal, bokap ama nyokap kaya 7 turunan, sholat dan ibadahnya bagus banget, guanteng abis, lagi kuliah di Brunei (ehm kerja bo..), pokoknya selangit deh! Kalo ketemu tipe begini, sebelum dia atau mediatornya selesai ngomong langsung kasih kode, panggil ortu ke dalam bentar, lalu bilang "Abah, boljug tuh kaya' ginian jangan dianggurin nih. Moga-moga gak lama lagi langsung di en-de ya Baah, kan bisa diajak ke Brunei!" Lho? :D

2. Harapan dan Prinsip Hidup Warna kehidupan kelak ditentukan dengan visi misi suatu keluarga lho, terutama sang suami karena ia adalah qowwan dalam suatu keluarga. Sebagai pemimpin ia laksana nahkoda sebuah bahtera, mau jalannya lempeng atau sradak-sruduk, itu adalah kemahirannya dalam memegang kemudi. Karena itu setiap calon pasangan kudu tau harapan dan prinsip hidup masing-masing. Misalnya nih, "Jika kau menjadi istriku nanti, harapanku semoga kita semakin dekat kepada Allah" atau "Jika kau menjadi istriku nanti, mari bersama mewujudkan keluarga sakinah, rahmah, mawaddah." Kalo harapan dan janjinya seperti ini, kudu' diterima tuh, insya Allah janjinya disaksikan Allah SWT dan para malaikat. Jadi kalo suatu saat dia gak nepatin janji, tinggal didoakan, "Ya Allah... suamiku omdo nih, janjinya gak ditepatin, coba deh sekali-kali dianya...," hush...! Gak boleh doakan suami yang gak baik lho, siapa tahu ia-nya khilaf kan?

3. Kesukaan dan Yang Tidak Disukai Dari awal sebaiknya dijelasin apa yang disukai, atau apa yang kurang disukai, jadinya nanti pada saat telah menjalani kehidupan rumah tangga bisa saling memahami, karena toh udah dijelaskan dari awalnya. Dalam pelayaran bahtera rumah tangga butuh saling pengertian, contoh sederhananya, istri yang suka masakan pedas sekali-kali masaknya jangan terlalu pedas, karena suaminya kurang suka. Suami yang emang hobinya berantakin rumah (karena lama jadi bujangan), setelah menikah mungkin bisa belajar lebih rapi, dll. Semua ini menjadi lebih mudah dilakukan karena telah dijelaskan saat rafak. Namun harus diingat, menikah itu bukan untuk merubah pasangan lho, namun juga lantas bukan bersikap seolah-olah belum menikah. Perubahan sikap dan kepribadian dalam tingkat tertentu wajar aja-kan? Dan juga hendaknya perubahan yang terjadi adalah natural, tidak saling memaksa.

4. Ketakwaan Calon Pasangan Apa yang terpenting pada saat ta'aruf? Yang mestinya menduduki prioritas tertinggi adalah bagaimana nilai ketakwaan lelaki tersebut. Ketakwaan disini adalah ketaatan kepada Allah SWT lho, bukan nilai 'KETAKutan WAlimahAN' :D Karena apabila seorang lelaki senang, ia akan menghormati istrinya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya. Gimana dong caranya untuk melihat lelaki itu bertakwa atau tidak? Tanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, misalnya kerabat dekat, tetangga dekat, atau sahabatnya tentang ketaatannya menjalankan lima bab. Misalnya tentang sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, atau pula gimana sikapnya kepada tetangga atau orang yang lebih tua, dan lain-lain. Apalagi bila lelaki itu juga rajin melakukan ibadah sunnah, wah... yang begini ini nih, 'calon suami kesayangan Allah dan mertua.'

Ingat lho, ta'aruf hanyalah proses mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya eN-De. Nah kadang jadi 'penyakit' nih, karena alasan "Kan masih mau ta'aruf dulu..." lalu ta'rufnya buanyak buanget, sana-sini dita'arufin. Abis itu jadi bingung sendiri, puuussiiiiiinggg.... "Yang mana ya.. yang mau diajak nikah, kok sana-sini ada kurangnya?"
Wah..., kalo nyari yang mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah atau setabah Fatimah Az-Zahra, ya susah.. kalaupun ada belum tentu mau sama kita.. xixixi :). Sekarang pertanyaannya adalah apakah diri kita ini sesempurna Rasululloh SAW atau sesholeh Ali bin Abi Thalib r.a.? Nah lho...!!! introspeksi dululah... sebelum mengambil keputusan..

Apabila hukum pernikahan bagi seorang laki-laki telah masuk kategori wajib[mampu], dan segalanya pun telah terencana dengan matang dan baik, maka ingatlah kata-kata bijak berikut ini,"percuma saja berlayar, kalau kau takut gelombang", 'jika kau berani menyelam ke dasar laut mengapa terus2an bermain di kubangan, kalau memang siap untuk berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan?'

Saudaraku...semoga segera dipertemukan dengan pasangan hidup, dikumpulkan dalam kebaikan, kebahagiaan, kemesraan, canda tawa yang tak putus-putusnya mengisi rongga kehidupan rumah tangga. Kalaupun nanti ada air mata yang menetes, semoga itu adalah air mata kebahagiaan, tanda kesyukuran kepada Alloh SWT karena Alloh telah memberikan pada kita pasangan hidup yang sholeh/sholehah untuk selalu bersama mengharap keridhoan-Nya,

Buat apa lemari kaca
Jika tidak diisi kain
Buat apa bermain 'cinta'
Jika tidak sampe kawin

Alhm jzkmkr...

Love is Cinta...

Indah nian hidup jika penuh cinta dan kasih-sayang, semua kan berjalan teratur. Kita hidup juga karena cinta dan kasih sayang dari Alloh. Kita dibesarkan dengan cinta kasih sayang dari orang tua kita. Menginjak usia dewasa, dikala udah dijadikan istri oleh pangeran yang kita cintai, maka kitapun juga kebagian cinta dari suami kita.

Hidup dengan suami tercinta. Hari2 penuh canda tawa, kemesraan, kehangatan dan penuh tanggung jawab. Karena sebagai seorang istri kita dituntut untuk melaksanakan aktivitas harian penuh tanggung jawab besar. Tak mudah peralihan dari hidup sebagai seorang gadis menuju kehidupan sebagai seorang istri. Banyak hal yang tadinya kita bisa lakukan sendiri sekarang menjadi butuh kerjasama dari suami. Tapi semua terasa menyenangkan, karena dipenuhi cinta suami.

Untuk mencapai puncak kebahagiaan tersebut, tak sedikit cewek yang harus bersusah payah menemukan calon pasangannya. Segala usaha harus dikerahkan untuk memperoleh kebahagiaan tersebut. Disamping sifat cewek yang suka tidak puas terhadap apa yang ia dapatkan, banyak juga yang merasa tidak puas jika harus diberikan kesempatan oleh orang lain dalam memilih pasangan yang ditawarkan oleh orang lain padanya.

Susah memang! Ketika kita udah suka, eh..si cowok malah ga suka ma kita. Ada juga yang cowok dah suka ma kita, tapi kitanya yang ga suka ma dia. Repooot! Itulah keajaiban mencari pasangan, indah, ngalir apa adanya, sangat menikmati bagi yang udah nemu, tinggal mengusahakan untuk mau memahami calon suami kita aja. Saling menyayangi, namun tak harus diperlihatkan sedemikian rupa, karena belum menikah.

Kehidupan setelah sendiri akan berdampak bagus, manakala keseharian kita selama hidup sendiri bagus; mempunyai akhlaqul karimah, istiqomah dijalan Allah, tidak menjalankan apa yang dilarang Allah, dan keadaan yang demikian akan dilanjutkan setelah menikah kelak.

Penantian panjang tak menyurutkan langkah untuk tetap bersabar atas ujian yang dijalani, yakni menunggu ’nd’. Resah gelisah pasti menyelimuti seseorang yang bakal membina rumah tangga bersama calonnya. Harap dan cemas, setiap saat selalu berdoa, agar penantian yang panjang ini segera berakhir bahagia, dengan adanya akad nikah.

Ujian dan cobaan selama masa pdkt dan rafa’, akan segera berbuah senyum kegembiraan manakala keduanya telah resmi menjadi suami sitri. Rasa bahagia yang tiada terkira. Allah tak kan membiarkan hambaNya berbuat maksiat, kecuali hamba tersebut yang tidak mengindahkan aturan Allah, naudzubillah.

Ujian sebelum dan sesudah menikah, semua kan terasa berat, namun jika masih sendiri, ujian ini terasa lebih berat. Disamping godaan dari teman2, juga karena banyaknya cewek atau cowok lain yang berusaha untuk dapatkan kita juga. Tinggal bagaimana kitanya melatih diri untuk dapat mencintai calon pasangan kita dengan serius, dan godaan tersebut tak kan hampiri kita.


Rasa jenuh memang kadang muncul, kapan nikahnya sih? Mungkin begitu, kata hati kita. Kita yang udah lama menunggu akad, tak kunjung datang pula. Yah! Harus terus sabar memang! Yang pasti pernikahan tersebut kan ‘jauh lebih dekat' dari hari kemaren.

Muncul keraguan, jika memang godaan dari cowok atau cewek lain kita ladeni, dan bahkan sempat larut dalam hari2 kita, meski sebentar. Namun, bagi yang berani bersumpah, bahwa calonnyalah yang ada di hati, yang amat ia sukai dan berharap kan jadi kekasihnya sepanjang hidup dan kehidupan di surga kelak, maka kekuatan cinta tersebut akan ditambahkan oleh Allah.

Bisa dirasakan teman, bagaimana rasa cemburu kita terhadap calon pasangan yang ditaksir cowok atau cewek lain, kan berbuah cinta mendalam pada calon pasangan.

Kita akan senantiasa mendoakan dia, agar tidak tergoda oleh cewek atau cowok lain. Kita yang bernyawa tidak akan rela jika calon kita diambil orang, lebih2 kelak jika udah resmi jadi suami atau istri kita.

Ujian lain adalah dari keluarga kita, saudara2 kita, teman2 kita yang udah kadung tau ’issue’ yang terjadi pada kita. Sedangkan hari H ’nd’ kita tidak ingin kita ungkap kemana2. Mereka akan bertanya terus menerus pada kita, kapan nikahnya mbak atau mas? Rasa jenuh, bosan, pada yang bertanya berkali2 juga akan muncul, jika kita tidak bisa mengatur urusan hati, maka kita udah down duluan atau bahkan sampai stress menghadapi hal ini. Maka, hendaknya ketika kita udah nemu seseorang, dan udah di’proses’, RAHASIAKANLAH PROSES KITA. Tapi SEBARKANLAH PERNIKAHAN KITA. Jangan sampai ketika masih ’PROSES’ udah nyebar berita tentang kisah kasih kita, karena dampaknya ga mengenakkan hati. Boro2 kita tenang, namun rasa bosan yang akhirnya menemani hari2 kita, Karena tiap kali ada sms yang ada Cuma "kapan kawin?? Jangan lupa undangannya lho!" atau kalau pas ketemu, pasti kata2 mereka yang kenal dengan kita, sedangkan diri mereka udah tau berita proses kita, maka hal yang diucapkan pasti ga jauh beda ma yang dalam sms tadi.

Maunya kita tenang, tapi malah ga jadi, itu juga karena kesalahan kita yang udah nyebarin berita proses kita.

Memang, heran juga! Kenapa mereka begitu semangat untuk mengetahui pernikahan kita. Padahal hal proses pkw udah biasa ada. Entahlah, yang pasti kita punya banyak teman, saudara, keluarga besar kita yang begitu menyayangi kita. Mungkin karena rasa sayang mereka yang berlimpah, akhirnya perhatian mereka terhadap kita juga berlebih. Disamping rasa bosan hadapi pertanyaan mereka, kita harus bersyukur pada Allah, Alhamdulillah banyak perhatian yang ngalir pada kita. Moga kata2 mereka, pertanyaan mereka, rasa igin tahu mereka merupakan doa, agar pernikahan kita disegerakan oleh Alloh, amiiin...!!!!

Tegarkan hati dan Kuatkan imanmu untuk hadapi ujian dari Alloh yang pasti kan mendera pada setiap orang yang beriman pada Alloh. Hidup adalah perjuangan tanpa henti, jgn pernah kita menyerah sebelum ajal menjemput, demi mempermudah dalam menjalani kehidupan akhirat kita kelak. Penantian panjang kita, kan berbuah senyum bahagia, kesempatan untuk meraih pahala yang besar kan segera tiba. Dengan terus sabar, ikhlas mencari ridho dan ampunan dari Alloh, sebagai Suami bisa menjadi pengatur yang baik bagi keluarganya dan bagi wanita adalah persiap-siap untuk mentaati suaminya kelak... sehingga tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah... Amiiinn..!!!

Selasa, 02 Februari 2010

Cinta dan Perkawinan...

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?

Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkawinan?

Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.

Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan

Active work . Active prayer .All good active

Pejantan tangguh…

Jantan… pejantan tangguh
Itu yang kuharap ada padaku
Agar… agar diriku
Bisa melumpuhkan tingkah liarmu
Jangan… jangan siakan
Kehadiranku pada mimpimu
Kar’na hanya lewat mimpi
Aku bisa menjamahmu
Juga memilikimu


Reff.
Ajari aku ‘tuk jadi pejantan tangguh
Mungkin terlalu lama
Aku t’lah bersembunyi
Menatap matahari pun aku tak mampu
Udara malam pun terlalu menusuk langkahku
Di persembunyian aku menari…
Di persembunyian aku menyanyi…
Pejantan tangguh…

***special request for someone who is somewhere...
by Sheila On

Senin, 01 Februari 2010

TTM? Hmmm....

Kayaknya kamu sering dengerin deh lagunya Ratu yang berjudul Teman Tapi Mesra. Seperti ini sebagian liriknya: “Cukuplah saja berteman denganku/ janganlah kau meminta lebih/ ku tak mungkin mencintaimu/ kita berteman saja/ teman tapi mesra…”

Ehm, punya teman tuh emang asyik. Selain ada orang yang bisa diajak ngobrol dan saling membantu di kala saling membutuhkan, teman juga bisa menjadi tempat muara emosi kita. Ngobrol biasa mungkin sering. Tapi ngobrol yang lebih dalam, rasanya agak jarang dilakukan dengan seseorang yang sekadar teman biasa. Kita agak canggung. Itu sebabnya, kehadiran seorang sahabat karib yang bisa menjadi tempat muara emosi kita, sangat diharapkan.

Teman sejenis pun, cowok dengan cowok maupun cewek dengan cewek, sebenarnya bisa juga sangat akrab. Itu kalo di antara kita udah terjalin sikap saling percaya, saling memahami, dan saling menghargai. Mungkin bisa saja yang seperti ini dibilang mesra. Karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata mesra adalah lekat dan sangat erat.

Sobat muda muslim, cuma masalahnya, gimana kalo teman tapi mesra itu adalah antar lawan jenis. Wow, ini dia yang kudu jadi perhatian dan bikin kita jaga-jaga biar nggak kebablasan. Gimana pun juga, hubungan pria dan wanita pasti nimbulin perasaan-perasaan yang ‘lain’. Perasaan suka, sayang, cinta, termasuk cemburu kalo sang teman tapi mesra itu deket ama yang lain. Karena apa? Karena masing-masing merasa ingin memiliki lebih dari sekadar teman. Tul nggak? Seperti syair di awal lagu dari duo Ratu ini: “Aku punya teman/ teman sepermainan/ kemana pun dia pergi selalu ada aku/ dia manis dan juga baik hati/ tapi aku bingung ketika dia bilang cinta…”

Inilah unik dan menariknya hubungan antar manusia. Dan harus diakui bahwa manusia tuh makhluk sosial, sehingga ia merasa kesepian kalo nggak ada teman. Padahal manusia bukan hanya terdiri dari sejenis. Itu sebabnya, dalam beberapa kondisi, komunikasi dengan lawan jenis untuk berbagai keperluan dalam melakukan kegiatan sehari-hari nyaris nggak bisa dihindari. Mungkin kita biasa bergaul dalam komunitas sejenis, tapi dalam beberapa kondisi kadang kita harus merambah ke luar komunitas kita, maka kita akan berhubungan dengan banyak pihak, termasuk dalam hal ini dengan lawan jenis.

Sebagai teman akrab atau sebagai sahabat, berteman dengan lawan jenis besar kemungkinan akan menjadi ajang curhat dan saling berbagi cerita mesra. Apalagi teman tapi mesra ini sangat mungkin hubungannya akan ditingkatkan menjadi ‘kekasih’. Bila itu yang terjadi, maka ketika kita curhat dengannya, kita jadi nggak ngerasa sedang ngobrol dengan teman biasa. Tapi dengan seorang kekasih hati, meski baru anggapan sepihak saja dari kita.

Dengan kenyataan seperti ini, cerita dan curhat kita akan semakin terasa bermakna. Pandangan dan pendapatnya yang disampaikan kepada kita sering membuat kita bertenaga. Hidup rasanya dapat tambahan darah segar. Nafas baru dan semangat menggelora. Rasa-rasanya dunia adalah milik kita, yang sedang dimabuk cinta dan dibakar api asmara (meski baru kita sendiri yang merasakannya alias geer—entah dirinya. Mungkin malah sebel). Kita jadi ngedadak ‘lupa diri’, dan kita menjadikan orang yang kita cintai sebagai dewi or pangeran pujaan hati. Kita bersedia berkorban dan menjadi bagian dari hidupnya. Sehari saja tak jumpa dan komunikasi, rasanya hati kita jadi dingin dan beku. Tapi, ketika rindu itu terpuaskan, dinding es yang kokoh menyelimuti hati kita pun perlahan mencair (suit..suit.. swiiw!)

Dari temen jadi demen
Pernah nonton sinetron “Dari Temen Jadi Demen” di sebuah stasiun televisi swasta? Yup, sinetron ini bercerita tentang kisah-kasih sepasang anak manusia. Benar kata pepatah jawa: “Witing tresno jalaran soko kulino”, bahasa nasionalnya: “Munculnya cinta, karena seringnya bertemu”. Hati-hati buat kamu yang sering ketemu dengan lawan jenisnya. Kalo berteman kan sering bertemu lho. Dan, bisa-bisa ‘pepatah’ ini ada benarnya. Singkat kata, kamu jadi demen sama temen kamu. Huhuy!

Sobat muda muslim, gambaran di sinetron yang dibintangi oleh Jonathan Frizzi dan Wulan Guritno ini bisa jadi muncul dalam kisah nyata. Ya, kisah-kasih di antara kita. Bahkan sangat boleh jadi lho kalo cerita itu justru terinspirasi dari kejadian nyata. Tul nggak?

Saya pernah punya kawan yang mengalami kejadian begini. Doi bilang bahwa berteman itu memang mengasyikan, apalagi dengan lawan jenis. Untuk ukuran sesama jenis aja, berteman efektif untuk menumbuhkan kebersamaan, memupuk kasih sayang, bahkan kita saling mencintai. Tengok aja orang yang udah lengket sohiban. Kamu pastinya ngiri deh ngelihat di sekolahmu ada dua orang teman yang lengket bak perangko. Kemana-mana nyaris bareng. Mirip kisah Ujang dan Aceng yang pernah muncul di televisi dulu. Sohiban Ujang dan Aceng ini kebawa sampe mereka dewasa. Bener lho. Asyik banget kan punya teman yang seide dan seperasaan. Itu sebabnya, banyak orang yang kepengen banget punya teman sehidup-semati. Bahkan, teman ibarat cermin buat kita.

Eh, tapi berteman pun bisa berpotensi bikin kita berabe. Kok bisa sih? Iya, kalo berteman sejenis dengan akrab, ati-ati aja jangan sampe kecemplung jadi homoseks. Terus kalo kita berteman dengan lawan jenis, juga kudu taat syariat Islam. Waspada ya.

Nah, khusus ketika berteman dengan lawan jenis, karena selain menumbuhkan rasa kebersamaan, juga efektif memunculkan rasa simpati, selanjutnya empati, berikutnya mulai tumbuh benih-benih cinta di hati. Akhirnya, jatuh hati. Huhuy! Itu namanya bukan lagi temenan, tapi malah demenan. Malah pas lagi sakit pun kita bisa lupa diri kalo ada kekasih di samping kita. Jadinya, kata Wong Cerbon (orang Cirebon) DBD deh, Demam Bari Demenan (baca: demam sambil pacaran)

Sobat muda muslim, seperti kata pepatah lama, “Banyak jalan menuju Roma”, maka sekarang kita ‘plesetkan’ jadi “banyak jalan menuju cinta”. Berteman, salah satu jalannya. Yup, karena cinta itu ibarat jelangkung; datang nggak dijemput, pulang nggak dianter. Diusir pun susyeh! (backsound: ehm.. bener nih?)

Jaga jarak aman
Berteman, bisa juga lho jadi jembatan menuju cinta. Jangan heran, sebab frekuensi bertemu dan berhubungan jadi sering banget. Sekadar basa-basi ngobrolin pelajaran sekolah, sampe janjian untuk nomat alias nonton hemat di bioskop. Kalo udah gitu, jadi bias deh definisi teman kalo dengan lawan jenis. Berteman apa pacaran? Berteman apa demenan? Nah lho.

Sobat muda muslim, memang nggak kerasa sih kalo kita udah merasa deket banget dengan teman lawan jenis kita. Tahu-tahu… eh, lengket bak perangko. Pokoknya, kalo kita udah biasa main bareng, makan bareng, dan ke sekolah pun bareng dengan teman lawan jenis, itu artinya alarm tanda bahaya udah berbunyi. Beware! Kamu bisa berabe.
Why? Yup, karena sangat boleh jadi kondisi ini bikin kamu ketagihan untuk terus berduaan dan konek terus dengan si doi. Nggak heran kan kalo kamu akhirnya bisa tidur bareng dengan lawan jenis kamu. Upss.. Amit-amit, jangan sampe deh!

Mungkin, di antara kamu juga ada yang interupsi van protes kalo temenen nggak identik dengan pacaran, dan tentunya nggak gitu-gitu amat sampe kudu tidur bareng.

Oke, kalo kamu punya argumentasi begitu. Tapi, apa ada yang ngejamin kalo udah berduaan bakalan aman dari perbuatan ini dan itu yang lebih ‘syerem’? Apa kamu dan temanmu berani jamin bisa tahan godaan kalo udah berduaan begitu? Jangan-jangan, susyeh tuh ngebedain mana sayang, suka, simpati, empati dengan nafsu liar. Lagian, banyak juga kok faktanya yang ‘begituan’ justru karena udah saling mengenal. Hati-hati menggunakannya, eh, melakukannya. Gejlig!
Yup, seperti pernyataan dalam Hukum Coloumb yang membahas gaya elektrostatis (tarik menarik), hubungan cowok-cewek berpotensi untuk saling tertarik satu sama lain yang dibumbui perasaan cinta. Soalnya cowok ama cewek berbeda ‘muatan’, pasti saling tertarik. Karena bunyi Hukum Coloumb sendiri bahwa gaya tarik menarik antara dua buah benda (F) yang berlainan muatan (q1 dan q2) sebanding dengan konstanta (k) dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak keduanya (r). Semakin besar muatan kedua benda serta semakin pendek jaraknya, semakin besar pula gaya tarik menarik yang ditimbulkannya. Nah lho, kudu ekstra ati-ati deh.

Ketertarikan pria terhadap wanita atau sebaliknya dipengaruhi oleh “muatannya” (q), yaitu akumulasi dari faktor pendorong (q1) dan penarik (q2). Faktor pendorong berasal dari diri sendiri seperti rasa kagum, rasa suka, kesengsem, keblinger, kesepian, atau mungkin nafsu yang mengebu-gebu. Sedangkan faktor penarik berasal dari lawan jenis seperti rupa, harta, sikap, keturunan, kecerdasan dan sebagainya. Jika kedua faktor tesebut nilainya sama-sama besar, maka sudah pasti saling ketertarikan antara pria dan wanita akan bertambah besar pula.

Dalam kondisi sadar dan berada di bawah naungan rambu-rambu agama, hubungan-hubungan ini dapat melahirkan pertautan dua hati yang mengarah ke pernikahan. Ini tentu akan lebih utama lagi bila faktor pendorong semata-mata karena lillahi ta’ala dan faktor penarik berupa akhlak yang mulia atau ketaatan beribadah. Namun celakanya, dan tampaknya ini yang semakin merajalela, bahwa di luar kendali fenomena tarik-menarik antara pria dan wanita ini bisa pula mendorong timbulnya perzinahan seperti terjadinya penyelewengan, perselingkuhan, perkosaan, pelacuran, pelecehan seksual, dan bahkan seks bebas. (O. Solihin, Asmara Aktivis Dakwah, hlm. 29-32, mengutip penjelasan di www.isnet.org)

Jadi teman biasa aja
Berteman itu mubah alias boleh-boleh saja. Toh memang itu adalah bagian dari dinamika kehidupan kita sehari-hari. Kita akan bertemu dan berhubngan dengan lawan jenis. Di sekitar rumah, di sekolah, di tempat pengajian, di tempat kuliah, juga di tempat kerja. Semua akan kita temui. Hanya saja, kita kudu membedakan jenis dari masing-masing hubungan tersebut.

Kalo kamu gabung dengan organisasi remaja masjid, itu artinya kamu berteman dengan semua kalangan; laki-perempuan di organisasi itu. Tentunya, itu adalah teman kamu dalam pengajian. Di tempat kuliah or sekolah dan di kantor juga silakan berteman dengan lawan jenis. Asal… jaga jarak aman, dan tentunya nggak ‘spesial’. Cukup teman biasa. Kita berhubungan dan bergaul sebatas keperluan di masing-masing kondisi tersebut.

Sangat ditekankan untuk tidak saling curhat masalah pribadi. Berbahaya euy! Memang, cinta akan tumbuh saat masing-masing dari pelakunya membuka diri (apalagi kalo sampe membuka aurat—itu sih cinta berbalut nafsu liar). Jangan ada hubungan spesial kalo kamu nggak berniat untuk menikah. Meski tujuannya untuk menikah sekalipun, tetep aja ada aturan mainnya. Nggak liar. Apalagi sekadar berteman.

Nah, karena Allah Ta’ala tahu betul dengan karakter manusia (jelas dong, karena Allah adalah al-Khalik), maka ada aturan mainnya tuh hubungan di antara kedua makhluk ini. Allah Swt. telah mengajarkan kepada kita melalui firmanNya (yang artinya): “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, (QS an-Nûr [24]: 31)

Dalam ayat lain Allah Swt. Berfirman (yang artinya): “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS an-Nûr [24]: 30)

Dengan begitu, kita kudu mampu untuk menjaga dan mempertahankan aturan main itu sebagai tameng dalam berteman dengan lawan jenis. Sebab, banyak juga di antara teman remaja yang ngakunya berteman, eh, buktinya malah pacaran. Bilangnya temenan, eh, malah demenan. Ngakunya teman, eh teman tapi mesra. Kata Bang Napi: Waspadalah!

pelan-pelan saja...

ku tahu kamu pasti rasa
apa.. yang ku rasa
ku tahu cepat atau lambat
kamu kan mengerti

hati bila dipaksakan
pasti takkan baik
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu

reff:
lepaskanlah ikatanmu dengan aku
biar kamu senang
bila berat melupakan aku
pelan-pelan saja

tak ada niat menyakiti
inilah hatiku
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu

repeat reff

pelan-pelan saja

repeat reff

pelan-pelan saja
(lepaskan aku, lepaskan aku, lepaskan aku)
pelan-pelan saja

by KOTAK...***Special request for someone that anywhere...

Mari.. Kita Bersyukur!

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, dan hanya bagi Allah semata. Allah Swt. adalah Dzat yang satu-satunya kita sembah dan kita mintai pertolongan. Nggak ada yang lain. Sebab, Dia telah memberikan segalanya bagi kita dan kehidupan kita. Kayaknya nggak pantes banget kalo sampe kita tidak bersyukur kepadaNya. Minimal banget adalah dengan mengucap “alhamdulillah” atas segala nikmat yang telah diberikanNya kepada kita. Tul nggak sih?

Sobat muda muslim, bersyukur kepada Allah Swt. adalah sebagai bentuk “serah diri” kita kepadaNya. Kita bisa hidup, sehat jasmani, bisa makan dan minum, bisa mengenyam pendidikan, dan bisa mendapatkan berbagai kenikmatan dunia lainnya. Termasuk, kita wajib bersyukur karena kita menjadi Muslim. Suer, menjadi Muslim itu kebanggaan tersendiri dan tentu saja anugerah terindah yang kita miliki. Nggak bisa ditukar dengan duit sebesar apa pun. Itu sebabnya, kita wajib bersyukur.

Ya, jangan sampe kita bisa mengucap alhamdulillah hanya saat dapetin makanan dan minuman yang enak atau bentuk materi lainnya. Dan kita merasa inilah yang harus kita syukuri. Itu benar. Tapi, kalo menganggap bahwa kenikmatan hanya sebatas makanan dan minuman aja, kayaknya perlu di-upgrade deh pemahamannya. Karena Allah Swt. nggak cuma ngasih itu, tapi udah ngasih kita pendengaran, penglihatan, dan juga akal. Justru inilah pemberian yang termasuk berharga banget buat kita. Tentu, wajib kita bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut. Kalo nggak? Waduh, jangan sampe deh Allah Swt. murka kepada kita.

Seorang sahabat Nabi saw. bernama Abû Dardâ ra pernah mengatakan, “Barangsiapa yang tidak melihat (merasakan) nikmat yang Allah berikan kepadanya kecuali hanya pada makanan dan minumannya, maka sesungguhnya ilmu (ma’rifat-nya) sangat dangkal dan azab pun telah menantinya” (Abu Hayyân al-Andalusi, al-Bahr al-Muhîth fî al-Tafsîr, jilid 6, hlm. 441. Maktabah Tijâriyyah Musthafa al-Bâz)

Dalam al-Quran Allah azza wa jalla menyampaikan firmanNya:
“Katakanlah: “Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (akal)”. Tetapi amat sedikit kamu bersyukur.” (QS al-Mulk [67]: 23)

Wah, wah, Allah seolah-olah ‘nyindir’ ama kita-kita nih kalo sampe kita nggak bersyukur kepadaNya. Tapi kalo dipikir-pikir emang bener juga sih. Manusia di seluruh dunia ini, kayaknya sedikit juga yang benar-benar bersyukur (lha, buktinya Allah Swt. menyatakan dalam firmanNya begitu). Silakan kamu tengok kanan-kiri, depan-belakang. Teman kita, tetangga kita, atau bahkan kita sendiri malah nggak bersyukur dengan nikmat ini. Duh, malu deh.

Kalo emang benar-benar bersyukur sih, kita harusnya bisa memanfaatkannya untuk kebaikan seraya memuji Sang Pemberi nikmat, yakni Allah Swt. Memuji tentu bukan sekadar mengucap “alhamdulillah”, tapi juga terwujud dalam perilaku dan gaya hidup kita yang hanya mau diatur oleh Allah Swt.

Diatur? Yup, karena kita udah berjanji dalam sholat wajib lima waktu sehari. Paling nggak kan dalam sholat baca surat al-Fatihah sebanyak 17 kali sehari. Ada pengakuan jujur dari kita bahwa hanya Allah sajalah, tiada yang lain yang disembah dan dimintai pertolongan: “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin”.

Dalam ilmu balaghah, untuk menggambarkan makna “membatasi” atau pengkhususan dikenal dengan istilah “Taqdiimu maa ahaqqohu at-ta’khiiru” (mendahulukan yang seharusnya diakhirkan). Seperti dalam kalimat “Iyyaka na’budu” (hanya Engkaulah yang kami sembah). Berarti ini menutup kemungkinan bagi yang lain yang akan kita sembah. Akan berbeda jika ditulis: “Na’budu iyyaka” (kami menyembahMu). Secara ilmu nahwu boleh juga ditulis seperti itu. Tapi rasa bahasanya lain, dan pernyataan itu masih ada kemungkinan untuk menyembah yang lain selain Allah.

Itu sebabnya, dalam hidup ini hanya kepada Allah sajalah kita menyerahkan segala urusan. Bukan kepada yang lain. Itu artinya pula, bahwa hanya kepada Allah sajalah kita menghaturkan pujian sebagai rasa syukur atas karuniaNya kepada kita selama ini.

Bersyukurkah kita?
Waduh, nggak berani deh tunjuk jari kalo diajukan pertanyaan seperti ini. Tapi, sejujurnya emang kepengen banget menjadi orang yang bersyukur. Bahkan ingin tetap menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, seorang tokoh ulama terkemuka, menjelaskan bahwa hakikat syukur kepada Allah itu adalah tampaknya bekas nikmat Allah pada lisan sang hamba dalam bentuk pujian dan pengakuan, di dalam hatinya dalam bentuk kesaksian dan rasa cinta, dan pada anggota tubuhnya dalam bentuk patuh dan taat. (Ibn Qayyim al-Jauziyah, Tahdzîb Madârij al-sâlikîn oleh Abdul Mun‘im al‘Izzî, hlm. 348)

So, kita bisa ngukur diri kita dengan penjelasan dari Ustadz Ibnu Qayyim ini. Lisan kita apakah selalu mengucap pujian dan pengakuan kepada Allah Swt. Sang Pemberi nikmat kepada kita? Apakah lisan kita terbiasa mengucapkan alhamdulillah? Atau malah nggak pernah sama sekali? Termasuk mengakui Allah Swt. sebagai Pencipta sekaligus yang memberi nikmat kepada kita? Pertanyaan ini cuma kita sendiri yang bisa jawab. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang bersyukur.
Terus, dalam hati kita, apakah udah kita wujudkan dalam bentuk kesaksian dan rasa cinta kepada Allah Swt. Bersaksi bahwa tidak ada Dzat yang wajib disembah kecuali Allah Swt. Itu sebabnya, tumbuh rasa cinta yang paling kuat dan besar hanya kepada Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt. menjelaskan dalam firmanNya:

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat (besar) cintanya kepada Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 165)

Lalu, membekaskah rasa syukur kita kepada Allah dengan penampakkan anggota tubuh kita dalam bentuk patuh dan taat kepadaNya? Mari kita mengukur diri kita. Seberapa pantas kita bersyukur yang terwujud pada patuh dan taat kepada Allah Swt. Kita bisa bertanya, apakah selama ini, kita sudah patuh dan mentaati perintahNya? Sholat, puasa wajib Ramadhan, dan zakat pernah kita lakukan dengan sungguh-sungguh karena ketaatan dan kepatuhan kita kepadaNya?

Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mematuhi perintahNya? Kewajiban menutup aurat misalnya, udah ditetapkan Allah Swt. dan Rasulnya. Bagi anak cewek yang udah baligh, nggak boleh keluar rumah menampakkan auratnya. Jadi, harus ditutup tubuhnya dengan busana muslimah, yakni jilbab dan kerudung.

Anak cowok yang udah baligh juga sama, meski batasan auratnya nggak seketat anak cewek, anak cowok kalo keluar rumah daerah pusar ame lutut kudu tertutup. Karena itu auratnya. Kayaknya udah pada paham deh soal ini. Yang perlu diingatkan lagi tuh pengamalannya. Sebab, ngamalinnya emang yang rada-rada males, gitu. Pantesan Allah Swt. menyindir manusia karena ternyata sangat sedikit yang bersyukur kepadaNya.

Imam Ibn Qayyim dalam kitab yang sama lebih lanjut menjelaskan bahwa syukur itu mempunyai 5 (lima) pilar pokok yang apa bila salah satunya tidak terpenuhi maka syukur menjadi batal dan dianggap belum bersyukur.

Lima pilar pokok itu adalah: Pertama, kepatuhan orang yang bersyukur kepada Pemberi nikmat. Kedua, mencintaiNya. Ketiga, mengakui nikmat dariNya. Keempat, memujiNya atas nikmatNya. Dan yang kelima, tidak menggunakan nikmat yang diberikanNya untuk sesuatu yang tidak Dia sukai.

Sobat muda muslim, ini penting banget kita ketahui. Biar kita bisa bersyukur kepada Allah Swt. dan dengan cara yang benar. Khusus penjelasan terakhir dari pilar pokok bersyukur, yakni nggak menggunakan nikmat yang diberikanNya untuk sesuatu yang nggak Dia sukai. Jelas banget. Lha kalo ortu kita aja ngasih duit ke kita, terus duit itu kita gunakan buat hura-hura dan bahkan maksiat, pasti ortu kita marah besar. Nah, apalagi Allah Swt.? Tul nggak sih?

Seperti kemarin-kemarin ada syukuran atas kemerdekaan negeri ini. Acara “Tujuhbelasan” dirayakan dengan meriah di berbagai tempat. Sebagian besar dari kita suka-cita. Tapi, begitukah cara bersyukur? Atau pertanyaan yang seharusnya: “Benarkah sudah merdeka jika ketaatan, kepatuhan, dan penyerahan diri ditujukan bukan kepada Allah Swt? Benarkah kita harus merasa bergembira dan bersyukur sementara aturan Sang Pemberi nikmat malah dicampakkan? Lalu setia diatur oleh sistem Kapitalisme-sekularisme dengan instrumen politiknya bernama demokrasi?” Ah, betapa akan murka Allah Swt. kepada kita. Naudzubillahi min dzalik.

Terusirnya penjajah dari negeri kita memang anugerah. Tapi, kalo kemudian pemberian itu malah diisi dengan cara menjadikan hukum selain Allah sebagai pengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, ya tentunya belum dikatakan bersyukur. Karena udah mengkhianati Sang Pemberi nikmat, yakni Allah Swt., ketika kita nggak mau diatur oleh syariatNya. Nggak adil en nggak pantes mengkhianati Allah Swt. Tolong catet ye.

Bersyukur dan ridha dengan aturanNya
Yuk, kita bersyukur. Baik dalam lisan, hati, dan perbuatan kita. Harus kita wujudkan tuh jika benar-benar mengakui dan mencintai Allah Swt. yang udah ngasih begitu banyak nikmat kepada kita sebagai manusia. Bukan cuma karena kita Muslim. Sebab, al-Quran sebenarnya adalah kabar gembira dan peringatan bagi manusia secara umum. Manusia yang sadar dan beriman tentu beda banget dengan yang nggak sadar dan nggak beriman. Tul nggak sih? So, jangan sampe menunggu Allah murka kepada kita gara-gara kita nggak bersyukur dengan benar kepadaNya.

Sobat muda muslim, pembuktian kalo kita bersyukur itu adalah tunduk dan patuh kepada aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt. Itu sebabnya, jangan coba-coba malapraktik dengan cara kita sendiri untuk ngatur kehidupan manusia. Pedoman hidup kita cukup al-Quran saja. Bukan aturan yang lain. Allah menjelaskan dalam firmanNya:

“Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS al-Israa’ [17]: 9)
Dalam ayat lain Allah Swt. menyampaikan (artinya): “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS al-Baqarah [2]: 2)

Jadi, Allah Swt. memang meminta kita mentaati petunjukNya. Tapi kalo kita bandel, malah memilih petunjuk selain aturan Allah untuk jalan hidup kita, berarti kita belum bersyukur dan justru malah mengkhianatiNya.

Allah Swt. mengingatkan kita dengan firmanNya (yang artinya): “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, (dengan) kesesatan yang nyata.” (QS al-Ahzab [33]: 36)
Oke deh sobat, semoga kita menjadi hamba yang bersyukur dan taat kepadaNya. Amin.