Sabtu, 01 Mei 2010

Sabar itu tanpa batas...

Sabar dalam mengabdi dan menjalankan perintah-Nya – sebuah pengabdian membutuhkan kesabaran yang sangat luar biasa, karena dalam pengabdian, kita dituntut untuk dapat menyerahkan secara total segala kepentingan dan privaci kita (kalau ada) untuk Allah Swt. Pengabdian memerlukan kontinuitas, pengabdian memerlukan kesungguhan, yang juga sangat bergantung pada tingkat kesabaran kita.

Ketika kita rajin tahajud, rajin shalat nafilah, rajin puasa sunnah, tapi itu kita lalukan ketika kita “ingin sesuatu”, ingin naik jabatan, ingin naik gaji, ingin lainnya, bukan pengabdian namanya, itu pamrih, dan biasanya setelah keinginan kita tercapai, ketaatan kita kemudian dengan segera menghilang entah kemana. Istiqomah dan tanpa pamrih, itu inti pengabdian, dan hanya orang-orang yang benar iman dan sabarnya saja yang mampu melakukannya.

Jangan pernah cemas jika kita serahkan semuanya, hidup mati kita, ibadah kita, urusan kita, masalah kita, keluh kesah kita kepada Allah, karena memang yang itu yang benar, itu tawakal namanya.

Lain kalau kemudian kita mengabdikan diri kepada selain Allah, bayangkan jika kita harus berkorban dan menyerahkan hampir seluruh yang kita miliki, waktu, tenaga dan pikiran kita untuk mengabdi pada setan, pada jin atau pada dukun-dukun, sungguh, apapun yang kita dapat dari pengabdian sejenis ini, pasti kita sesungguhnya telah menjadi seorang yang paling menderita.

Kriteria sabar itu bermacam-macam... seperti penjelasan di bawah ini...
Sabar dalam menjauhi larangannya – setan pandai sekali mengemas sesuatu yang bathil dengan kemasan kenikmatan. Setan mengemas kemusryikan dengan balutan kekayaan, setan mengemas harta haram dengan kemewahan, setan pandai sekali mengemas pangkat dan jabatan nan korup dengan balutan kemuliaan, dan jika kita tidak berhati-hati memilah dan memilih apa yang ditawarkan setan dengan kemasannya yang menggiurkan itu, niscaya kita akan tertipu oleh kelicikannya. Hanya dengan kesabaran kita mampu melihat dengan jelas, bahwa harta yang ditawarkan oleh setan untuk menghindarkan kita dari kemiskinan adalah sebuah kemusryrikan, hanya dengan kesabaran kita mampu memilah mana harta yang halal lagi barakah, dan mana yang samar lagi subhat, dan seterusnya, kesabaran, kesabaran dan kesabaran yang akan mampu menyelematkan kita dari tipu daya dan bujuk rayu sang durjana.

Sabar dalam menjalani ujian-Nya – kemiskinan, rasa takut, kelaparan, kekurangan adalah beberapa jenis ujian dari Allah yang akan diberikan kepada kita, tujuannya tak lain untuk mengukur kadar dan kualitas kesabaran kita, apakah kita mampu menjalaninya dengan penuh keimanan, atau sebaliknya, kita lari tunggang langgang dengan menjual keimanan dengan sesuatu yang tak berharga.


155. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].

[101] artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. kalimat Ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

Sabar dalam mensyukuri nikmat-Nya – mensyukuri nikmat juga perlu kesabaran, mensyukuri nikmat tidak hanya ketika kita mendapatkan sesuatu, jauh lebih dari itu, dituntut kesadaran kita bahwa apa yang tidak lepas dari kita juga merupakan sebuah nikmat. Kita umumnya, akan bersyukur (itupun Alhamdulillah), ketika kita mendapatkan gaji atau apa yang kita cita-citakan, tapi kita kerap lupa bersyukur manakala kita sehat, manakala kita lapang, manakala tidak ada yang hilang dan keluar dari apa yang telah kita miliki. Kesabaran diperlukan untuk dapat tetap istiqomah dalam mensyukuri nikmat-nikma-Nya

Sabar dalam berjihad – jihad dalam pengertian luas diartikan sebuah kesungguhan upaya kita dalam melaksanakan sesuatu. Memerangi hawa nafsu, memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan, memerangi kedhaliman dan jihad yang sangat besar nilainya disisi Allah, dan hanya orang-orang yang memiliki kadar dan kualitas kesabaran yang memadai saja yang mampu dengan sungguh-sungguh melawan hawa nafsunya, hanya orang yang memiliki kadar kesabaran dengan kualitas tertentu saja yang akan mampu berjuang bersungguh-sungguh memerangi kemiskinan dan kebodohan yang membelenggu masyarakatnya. Tantangan, rintangan dan aral yang melintang hanya akan bisa dilewati dengan sikap sabar dan istiqomah.

Sabar dalam beramar makruf nahi munkar – saling memberi nasehat dalam hal kebajikan adalah sebuah cerminan dari orang-orang yang tidak merugi, dan orang yang sabar sajalah yang mampu melakukannya. Tidak mudah kita mengajak orang untuk berpikir dan berbuat benar sesuai dengan syari’at, pasti banyak resistensi ketika kita mengajak orang untuk meninggalkan sesuatu yang disenanginya, meskipun itu melanggar syari’at, dan sekali lagi hanya orang-orang yang sabar saja yang akan mampu melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar