Kamis, 29 September 2011

Tips Mengindari Stress

apa kabarnya… Semoga selalu dalam keadaan yang indah dan tenang ya. Setiap keadaan apapun itu jika diterima dan dijalani denga rela dan ikhlas pastinya akan selalu terasa indah hingga akan memberika hawa ketenangan. Karena ketenangan bersumber pada hati, jadi bagaimana upaya menjaga hati adalah tergantung pada kemampuan masing-masing individu memanage-nya. Sekalipun itu berupa ujian atau musibah jika hati selalu ikhlas pasti akan terasa indah.
Berbicara mengenai keindahan rasa, damai, tenang dan tentram akan sangat terasa bila kita sedang dilimpahi anugerah, atau sedang mendapat rezeki atau kesenangan dalam bentuk lain. Namun akan menjadi sulit dan tak semudah yang saya tulis itu jika kita sedang dalam keadaan terjepit, susah, tertekan, sedih dan lelah…hingga efek psikis yang timbul dari semua itu adalah ’stres’. Untuk menghindari kondisi yang lebih dalam dari makna stres yang mengarah kepada keadaan Depresi yaitu suatu kondisi dimana dirasa perasaan sedih yang berlebihan, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur dan tidak tertarik pada apapun, penanggulangan ’stres’ itu sendiri adalah bergantung pada kemampuan masing-masing individu menanganinya. Disinilah yang kemudian dikatakan kedewasaan emosi dan kedewasaan kerohanian masing-masing individu tersebut untuk menangani dan menghadapi keadaan yang sedang dialaminya.
Hmm… ada banyak cara sebenarnya, dan semua itu tidak sulit…so, jangan takut menghadapi stres. Semua masalah harus dilalui dan bukan untuk dihindari. Berikut 10 tips untuk menghindari ’stres’.
1. Jangan bergantung pada orang lain, berusahalah menjadi diri sendiri. Be Your Self. Segala sesuatu akan memberikan hasil yang maksimal dan kepuasan tiada tara saat semua usaha untuk mendapatkan hasil dari itu dilakukan sendiri, tidak membebani orang lain dan tidak merepotkan orang lain. Demikian juga, saat kegagalan anda dapatkan, anda akan merasa bangga dan menghadapi kegagalan itu tanpa terbebani rasa tidak ‘enak’ pada orang lain. Menjadi diri sendiri bukan berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain. Hanya yang dimaksud jangan bergantung pada orang lain disini adalah memaksimalkan potensi diri.
2. Jangan berburuk sangka bahwa orang lain akan menghina atau membicarakan anda. Keep positive think only.
3. Jangan mengingat kesalahan dimasa lalu.
Ada ungkapan bahwa tidak ada orang yang cukup kaya untuk membeli masa lalunya. Disini dapat di maknai bahwa masa lalu itu adalah sejarah. Dan sudah berlalu. Apapun yang ada pada sejarah saat itu adalah apa yang telah anda tulis pada masa lalu. Baiknya tulisan-tulisan pada masa lalu adalah sejarah indah yang ada dan akan dikenang pada masa ini. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada satu orangpun yang tidak memiliki kesalahan di masa lalu. Kesalahan itu hendaknya menjadi batu loncatan untuk memperbaiki diri dimasa yang akan datang. Namun demikian, kesalahan dimasa lalu yang memerlukan sebuah pertanggung jawaban adalah sebuah kesalahan yang memberikan kesempatan. Kesalahan dimasa lalu bukan untuk dilupakan tapi untuk diperbaiki di masa yang akan datang. Namun demikian, Sebuah kesalahan atau kegagalan bukanlah untuk selalu diingat yang hanya akan menghadirkan rasa kecewa yang terus-menerus.
4. Jangan menyimpan kemarahan dan frustasi, bicarakan dengan orang yang bertanggung jawab atas hal itu. Musyawarah atau diskusikan. Ya, itulah cara terbaik menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Keterbukaan perbaikan komunikasi dan penyelesaian masalah dengan pilihan yang paling baik bagi masing-masing individu yang sedang mengalami masalah tersebut akan memberikan jalan keluar yang baik. Dalam Al-qur’an Surat Ali Imran ayat 159 disebutkan :
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Musyawarah dilakukan saat emosi terkendali. Apabila salah satu dari kedua belah pihak masih dalam kondisi emosi yang belum terkendali hendaknya diskusi atau musyawarah ditundak dulu hingga emosi masing-masing pihak mereda. Dengan kepala dingin pikiran jernih akan hadir untuk mencari solusi dan pemecahan masalah yang baik.
5. Luangkan waktu, cari kegiatan baru!
Jangan biarkan diri anda tenggelam pada masalah yang sedang anda hadapi. Beri sedikit kesenggangan pada diri untuk tidak selalu berfokus pada masalah itu. Ini bermanfaat untuk merefresh diri dan pikiran. Mencari kegiatan baru, kegiatan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya untuk mengalihkan fokus pikiran pada masalah tersebut.
6. Jangan menyimpan rasa dengki dan cemburu.
Artinya “ Seorang mukmin itu bukanlah pendendam”  اَلْمُؤْمِنُ لَيْسَ بِحَقُوْدٍ
Dengki itu penyakit hati yang akan memakan amalan kebaikan seperti api yang memakan kayu bakar. Seperti yang tertuang dalam sebuah hadits:
اَلْغِلُّ وَالْحَسَدُ يَأْكُلاَنِ لْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُالْحَطَبَ
“Dendam dan hasud memakan amal kebajikan, sebagaimana api memakan kayu bakar.”
Sayang sekali bukan, jika amalan yang kita kumpulkan sediki demi sedikit terkikis oleh sifat dengki.
7. Jangan membiasakan sikap terburu-buru, karena tindakan terburu-buru akan menjurus pada kesalahan dan stress.
8. Luangkan waktu secara rutin untuk tadarrus Alqur’an.
9. Serahkan segala urusan Pada Allah SWT .
Segala apa yang terjadi didunia ini adalah telah tertulis dilauhul mahfuz. Apa yang harus dijalani saat ini apa yang harus dilalui, sesungguhnya telah ditetapkan sebelumnya di sana.
Allah SWT berfirman:
مَاأَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَافِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّافِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْنَبْرَأَهَا
. إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (Q.S Alhadiid:22)
10. Ingat bahwa Allah tidak akan memberi ujian dan cobaan kepada Hambanya diluar batas kemampuan hambanya itu.

… لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Q.S Albaqoroh: 286).
Sesungguhnya tiap permasalahan itu ada jalan keluarnya, tidak perlu risau dan tidak perlu takut menghadapinya innallaha ma’ana…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar