Senin, 06 September 2010

Konflik Malaysia dengan Indonesia?

Lambat, terkesan takut dan terkesan tidak perduli, itulah hal pertama yang saya tangkap dari sikap pemerintah indonesia terhadap permasalahan yang semakin memanas dengan negara tetangga kita Malaysia. Sebenarnya konflik ini sudah berlangsung lama dan pihak Malaysia semakin menjadi – jadi atas beberapa klaim terhadap wilayah atau beberapa kepulauan yang jelas – jelas milik pemerintah negara Republik Indonesia, mulai dari Ligitan dan Sipadan yang akhirnya menjadi milik Malaysia, beberapa seni dan budaya yang sering sekali di klaim bahwa seni dan budaya tersebut adalah milik Malaysia mulai dari Reog, dan yang terbaru adalah tari pendet dan masih banyak lagi budaya – budaya yang mencoba di klaim sebagai budaya Malaysia, bahkan yang paling hangat dibicarakan adalah klaim kepemilikan Malaysia terhadap salah satu kepulauan yang ada di Riau yang menurut Malaysia adalah merupakan milik mereka.
Sungguh ironi jika hal ini terjadi terus – menerus dan dilakukan oleh Malaysia yang secara sejarah / kultur memiliki adat serta ras yang sama dengan Indonesia. Dan anehnya pemerintah kita (Indonesia) seperti diam seribu bahasa menanggapi permasalahan yang menurut saya sudah menginjak – nginjak harga diri bangsa Indonesia di mata dunia pada umumnya, serta menurut saya hal ini juga merongrong kedaulatan NKRI yang telah disatukan oleh para pahlawan dengan keringat, darah serta nyawa mereka. Sungguh tidak masuk di akal ketika kita sebagai generasi penerus bangsa indonesia yang tinggal menikmati hasil jerih payah para pahlawan yang telah gugur untuk mempersatukan dan memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah, malah membiarkan satu persatu kekayaan alam kita dikuasai oleh asing, hampir satu persatu budaya kita diakui oleh Malaysia sebagai budayanya, bahkan satu persatu pulau yang jelas – jelas milik Indonesia, demikian juga mau dikuasai oleh Malaysia.
Selain hal tersebut diatas, sebenarnya dimana letak rasa cinta tanah air dan bangsa kita…?Ketika beredar luas di dunia maya (internet) pulau – pulau strategis indonesia ternyata “DIJUAL”…?? hal ini tentunya membuat hati saya menangis ketika saya mengingat cerita perjuangan para pahlawan, bahkan Panglima Besar Jendral Soedirman pernah berkata “Sejengkal tanahpun akan kita pertahankan sampai titik darah penghabisan”. Lalu apa yang telah kita lakukan..? Pulau sebesar Ligitan dan Sipadan telah kita serahkan kepada Malaysia tanpa perjuangan yang berarti, Blok Ambalat masih dalam sengketa yang kemungkinan akan dikuasai oleh internasional jika indonesia tidak bisa menunjukkan bukti – bukti otentik mengenai kepemilikan Ambalat tersebut, pulau – pulau yang strategis beredar luas di internet dengan “DIJUAL” bebas. bahkan kebudayaan sudah sering kali mau di miliki oleh Malaysia.
Ketika PilPres 2009 telah berakhir, apakah mereka yang duduk di pemerintahan sedang sibuk untuk memperebutkan jatah kursi masing – masing partai dan parlemen..? hingga mereka lupa bahwa ada permasalahan bangsa yang sangat penting yang menyangkut kedaulatan NKRI sedang digerogoti oleh Malaysia, apakah mereka menutup mata dan telinga ketika pulau – pulau di indonesia itu On Sale…!! di internet..? Rakyat sudah jenuh dan muak dengan omongan – omongan pemerintahan yang mengatakan bahwa hal ini telah ditangani oleh pihak terkait, atau sedang diadakan diplomasi atau apapun bahasa politik yang digunakan oleh pemerintah untuk meredam kemarahan rakyat indonesia yang merasa bahwa harga diri bangsa indonesia telah dilecehkan oleh Malaysia. Rakyat butuh tindakan tegas, bukan bualan politik karena hal ini menyangkut harga diri dan kedaulatan bangsa Indonesia dimata Dunia.
Hingga akhir – akhir ini slogan “Ganyang Malaysia ” kembali berkumandang seperti yang pernah disuarakan oleh sang Proklamator bangsa indonesia Bung Karno bahwa kita tidak pernah takut terhadap siapapun dan negara manapun. Masih ingatkah anda dengan slogan bung Karno lainnya, yaitu “Inggris di Linggis”, “Amerika di Setrika”, serta “Ganyang Malaysia”, slogan tersebut melecut semangat seluruh rakyat indonesia untuk tidak takut terhadap siapapun juga, tetapi pada kenyataannya kita “takut” dengan Malaysia atau kita takut dengan yang memboncengi Malaysia..??? Karena secara logika menurut saya, Malaysia tidak akan pernah berani untuk “membuat masalah” dengan bangsa indonesia.
Belum lagi permasalahan TKI yang kian hari kian memprihatinkan. Sudah terlalu banyak media memberitakan penyiksaan TKI oleh Majikan mereka di Malaysia sampai babak belur , hingga luka permanen bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Tidak sedikit juga TKI yang tidak dibayar gajunya. Terhadap permasalahan ini, apakah pemerintah hanya diam dan menutup mata dan telinga..? Atau pemerintah hanya mengambil keuntungan dari pendapatan devisa yang kurang lebih 20% disumbang dari hasil TKI ini…?Wallahu a’lam….
Walaupun setiap permasalahan harusnya diselesaikan dengan hati yang bersih dan kepala yang dingin, akan tetapi jika hal ini dibiarkan terus berlarut – larut dan terkesan di anggap permasalahan yang biasa, saya kira sudah waktunya Pemerintah Pusat untuk mengambil tindakan tegas terhadap Malaysia, juga mengambil tindakan tegas terhadap “OKNUM” yang sengaja “MENJUAL” pulau – pulau di indonesia walaupun masih dalam bentuk iklan.
Satu hal yang perlu di ingat…Kemerdekaan bangsa indonesia bukanlah hasil hadiah dari negara lain, tetapi merupakan perjuangan seluruh rakyat indonesia yang ingin mempersatukan dan mempertahankan seluruh Kesatuan Negara Republik Indonesia dari tangan penjajah dengan tumpahan keringat, harta benda dan darah serta nyawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar