Pertama di surat Al-Imran ayat 38, yang kedua di surat Ibrahim ayat 40, yang ketiga di surat Al-Furqan ayat 74, inilah konsep do'a yang diajarkan Allah SWT, didalam Al Qur'an untuk membentuk dan membina keluarga yang bahagia, sejahtera, aman dunia dan akhirat.
Yang pertama didalam surat Al-Imran ayat 38 :
" Disanalah Zakaria berdo'a kepada Tuhannya seraya berkata " Tuhan, karuniakanlah kepada ku keturunan yang baik dari Engkau, Engkau Maha mendengar segalah do'a ".
Jadi bapak dan ibu harus meminta kepada Allah supaya diberi anak ( keturunan ) yang baik.
Yang kedua didalam surat Ibrahim ayat 40 :
" Tuhan-ku ! jadikanlah aku orang yang tetap mendirikan sholat, juga diantara keturunanku, Ya Tuhan kami ! Kabulkan do'a ku " !
Kalau yang pertama tadi meminta keturunan yang baik, yang kedua meminta ahli ibadah supaya yang baik tadi menjadi benar, karena banyak orang baik belum tentu benar, yang kita minta yang baik dan yang benar.
Dalam do'a diatas yang kita minta adalah ahli ibadah ( mendirikan sholat ) sebab pokok ibadah adalah sholat, karena jenis ibadah yang lain kalau dihitung akan banyak sekali, bahkan tidak akan terhitung, dalam hal ini sholat adalah ibadah paling pokok dan menentukan.
Yang ketiga, do'a buat keluarga ada didalam surat Al-Furqan ayat 74 :
" Dan orang-orang yang berkata : " Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ), dan jadikanlah kami Iman bagi orang-orang yang bertaqwa ".
Berilah kami anak yang Qurrata'ayunin, atau yang selalu menyenangkan hati, nikmatnya bukan main kalau kita punya keluarga atau anak yang Qurrata'ayunin itu. Bapak meminta dengan Allah supaya mempunyai isteri dan anak yang menyenangkan hati, menyejukan perasaan, menentramkan pikiran, pengertian kata Qurrata'ayunin itu sangat luas.
Tiga macam do'a diatas itu, supaya mudah membacakannya, kita jadikan saja satu paket, tiap baca do'a, baca ketiganya sekaligus. Do'a ini memiliki maksud yang luas dari Allah. Do'a sudah, tinggal usahanya, bagaimana usahanya ? kita lihat dahulu bagaimana jalur Taqwa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, merealisasikan ayat Qu anfusakum wa ahli-kum naro. Menjaganya adalah dengan Taqwa, makanya membina manusia itu tidak bisa seperti metode ilmu fikih, kalau metode Fikih, yang halal dimakan, yang haram dibuang. Tapi membentuk dan membina keluarga memakai metode Tasawuf, yang baik dipelihara, yang jelek diperbaiki, jadi kalau punya anak atau suami/ isteri jelek dan nakal, jangan dibuang, tapi diperbaiki. Perintah memperbaiki ini dalam Islam bukan ketika ditengah jalan, tapi sejak dari awal, coba lihat do'a tadi diatas, do'a itu berlaku untuk masa kelahiran, sebelum kelahiran dan setelah kelahiran.
Belum punya anak sudah meminta anak yang baik, mungkin kita terlambat dengan do'a ini, tidak apa-apa daripada tidak sama sekali, sebab ini do'a Nabi Zakaria. Beliau berdo'a sebelum punya anak, sampai anak lahir, beliau masih tetap berdo'a. usaha membentuk anak yang baik, harus mengikuti ajaran Rasulullah, kata Rasul, begitu anakmu lahir, bacakan Adzan ditelinga kanan, kumandangkan Iqamat ditelinga kirinya.
Memang betul Adzan untuk memanggil orang sholat, kalau ditempatkan diwaktu sholat, menurut Tafsir Ibnu Abbas, kalimat Adzan itu ada tujuan masing-masing, yang tergantung waktu kapan dan dimana dikumandangkan, kita lihat zaman Nabi Muhammad SAW, subuh satu jam sebelum datang waktunya dikumandangkan Adzan, begitu tiba waktu subuh, Adzan lagi yang kedua kalinya. Pertama Bilal yang Adzan, kedua Ibnu Maktum.
Tujuan Adzan yang pertama untuk membangunkan orang yang sedang tidur. Adzan yang kedua sebagai pemberitahuan bahwa waktu sholat subuh sudah datang, Utsaman bin Affan r.a, mengumandangkan Adzan Jum'at dua kali. Pertama, lebih kurang satu jam sebelum waktu Jum'at datang. Adzan ini dikumandangkan ditengah pasar, maksudnya untuk mengingatkan orang yang sedang berdagang, baru Adzan yang kedua masuk waktu Jum'at di Masjid.
Jadi kalau kita mencermati kejadian-kejadian ini, berarti tujuan Adzan itu dimana ditempatkan disitu ada maksud. Waktu perang Rasulullah memerintahkan Adzan untuk memohon kemenangan kepada Allah. Adzan disini sebagai rasa syukur kepada Allah karena kebesaran Allah mendapat karunia ( anak ), maka ungkapan syukurnya adalah dengan membesarkan Allah, karena anak adalah karunia dari Allah.
Kalau kita teropong lebih jauh, tiap diri manusia " didampingi oleh setan ". Setan ini sebelum manusia berkembang banyak, dia meminta kepada Allah. Permintaannya antara lain: "Wahai Tuhanku, anak Adam kau beri rumah, maka berilah aku rumah. Kata Allah rumahmu kamar mandi. Makanya Nabi Muhammad mengajarkan ke kamar mandi ada do'a, karena ia rumah setan, anak Adam kau beri tempat duduk, maka beri aku tempat duduk. Kata Allah, tempat dudukmu di pasar-pasar. Makannya mau masuk pasar diajarkan berdo'a, karena ia tempat nongkrongnya setan. Anak Adam kau beri kitab sebagai pedoman dan petunjuk. Kitabmu kata Allah adalah syair-syair lagu yang menyesatkan. Makanya kalau kita telah menyimak lagu-lagu barat yang sensual dan lagu Dangdut yang erotis asyiknya bukan main. Sampai lupa semuanya. Tapi setan akan kabur terbirit-birit kalau mendengar adzan. Ini antara lain manfaat Adzan. Setelah dikumandangkan Adzan kepada bayi yang baru dilahirkan, kata Rasulullah, beri dia makanan yang halalan thayyiban ( yaitu air susu ibu ).
Yang ketiga memberi nama, berilah nama yang bagus, yang ada identitas Islamnya, sebab kata Nabi, nama itu mempengaruhi kepribadian seseorang. Islam tidak kekurangan nama, sumber atau rujukan nama bisa dari nama Allah, nama Nabi, nama Rasul, nama sahabat Nabi, nama dari Wali, dari ayat Al Qur'an, pokoknya sumber pengambilan nama didalam Islam tidak akan penah habis, saking banyaknya. Persoalannya, mungkin kita belum mengenal nama-nama dari Islam itu. Memberi nama yang baik kepada anak, sesuai dengan permohonan kita kepada Allah, seperti tertera dalam do'a yang berasal dari ayat Al Qur'an diatas, ini sebagai langkah usaha.
Kewajiban yang keempat mengaqiqahkan anak sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah. Dua ekor kambing kalau laki-laki, seekor kambing kalau anak perempuan. Aqiqah tidak terikat oleh waktu, berbeda dengan Qurban, Aqiqah kapan saja dikerjakan asal anaknya belum akil baliqh. Memang utamanya dimasa kelahiran, hari ketujuh, kalau kita mendidik anak dimulai dengan cara-cara seperti yang diajarkan Rasulullah, insya Allah kita digolongkan sebagai orang yang selalu bersyukur, Iman itu kata Nabi memiliki dua sisi, sisi yang kesatu sabar, sisi kedua syukur. keduanya harus seiring sejalan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar