Senin, 12 Juli 2010

Bila Do'a belum terkabulkan?

SAUDARAKU, kita pasti kerap memanjatkan doa kepada Allah. Ya, kepada siapa lagi kita akan meminta selain kepada-Nya. Akan tetapi di pihak lain, masalah dikabulkan atau tidaknya sebuah doa adalah hak mutlak Allah. Semua itu urusan Alloh. Yang lebih penting, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa berdoa kepada Alloh dengan cara terbaik dan bisa menjadi lebih baik dengan doa tersebut. Pikirkanlah proses dan keikhlasan kita dalam berdoa, bukan pada masalah terkabul atau tidaknya.
Sesungguhnya, doa sudah dirancang sedemikian rupa oleh Alloh SWT sebagai sarana yang kokoh dan strategis untuk kesuksesan dunia dan akhirat kita. Oleh karena itu, sungguh suatu kerugian yang amat besar bagi siapa pun di antara orang-orang beriman yang tidak menyadari dan memanfaatkan secara optimal kekuatan doa.
Alloh Maha Mengetahui apa pun yang akan terjadi. Maha Mengetahui segala yang tidak diketahui manusia, dan Maha kuasa untuk mem-beri tahu atau mencegah perbuatan apa pun sekehendak-Nya. Dia menjanjikan akan menolong orang yang berdoa kepada-Nya dan janji-Nya ini adalah pasti benar. Subhanallah! Sungguh, Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ... [Ali Imran(3):9]
(Sesungguhnya Alloh tdk akan mengingkari janji-NYA).

Kalau kita telusuri lebih jauh, sebenarnya doa yang kita panjatkan adalah upaya bagaimana kita mendekatkan diri kepada Alloh Azza wa Jalla sebagai konsekuensi keyakinan kita kepada-Nya. Doa adalah puncak pengungkapan penghambaan kita kepada-Nya serta puncak pengungkapan tentang kesadaran akan kelemahan, peng-harapan, dan kecintaan dari seorang hamba di hadapan-Nya.
Agar doa dapat efektif dikabulkan oleh Alloh, kita harus tahu betul muatan atau kualitas doa yang akan dipanjatkan. Kita pun harus tahu cara atau etika dalam berdoa. Di samping itu, jangan lupa untuk senantiasa menjaga kebersihan mulut, kebersihan hati, dan tubuh kita ketika berdoa. Kita pun harus tahu saat-saat yang makbul, tempat yang makbul, juga daya dorong berupa keyakinan, serta kesungguhan dalam berdoa. Apabila semua ini dilakukan dengan optimal, niscaya kita akan kaget bahwa begitu dekat terkabulnya doa yang dipanjatkan.
Sahabat, sungguh Allah Mahamengerti apa-apa yang terucap dari mulut kita. Bahkan, Allah Maha Mengetahui sekecil apa pun hal yang terlintas di hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, tetap teguhkan keyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT benar-benar mendengar dan akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya, sebagaimana firman Allah dalam Al quran:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ.
Surat Al-Baqarah 2 : 186, ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada di dalam kebenaran.

Saudaraku, hal terpenting dalam hidup adalah perubahan diri menjadi lebih baik. Demikian pula dengan doa, ia harus menjadikan setiap yang melakukannya menjadi lebih baik karena salah satu hakikat doa adalah penuntun kita untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Adapun perbaikan kepribadian kita, bisa terjadi melalui rentetan musibah. Allah Mahatahu dan faham melalui pintu mana kita bisa berubah. Apabila rentetan musibah tersebut menjadikan kepribadian kita berubah ke arah yang lebih baik, inilah yang menjadi esensi sebenarnya dari doa-doa yang kita panjatkan. Andai doa-doa kita, rintihan kita atas berbagai musibah yang terjadi malah menjadikan jiwa kita kerdil, malas, dan pesimis, berarti kita tidak mampu menangkap hakikat dari doa kita.
Jadi, apabila kita merasa doa kita belum terkabul, tidak berarti karena Allah tidak mengabulkan keinginan kita. Bukan karena Dia tidak memerhatikan permohonan hamba-hamba-Nya, melainkan bisa jadi karena hamba itu tidak mau membenahi dirinya, enggan lepas dari kebiasaan buruknya, dan merasa malas untuk meningkatkan ibadah.
Dengan demikian, introspeksilah diri! Lihat apa kekurangan-kekurangan kita dan pikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan doa kita. Seperti meminta padi berbuah bagus, tetapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk, maka doa kita adalah doa yang hampa.
Lalu, bagaimana caranya agar doa kita di-ijabah? Sebagaimana halnya ketika kita akan meminta sesuatu kepada manusia, biasanya ada prosedur atau tata cara tertentu yang harus kita lakukan. Apalagi bila yang akan kita mintai pertolongan adalah Allah Azza wa Jalla, Dzat yang Mahaagung. Tata cara utama yang harus kita perhatikan di antaranya mengenai adab, tempat, dan waktu ketika kita berdoa. Hati harus bersungguh-sungguh dan merasa didengar saat berhadapan dengan Allah. Rasakanlah walaupun mata kita tidak melihat-Nya, sangat pasti Allah Azza wa Jalla akan melihat kita. Semoga dengan pemahaman yang semakin mendalam tentang hakikat doa, kita akan menjadi hamba ahli doa. Adapun karakteristik hamba ahli doa setidaknya ada empat.
Pertama, ia memiliki tujuan yang jelas dalam hidup. Doa adalah target kehidupan. Dari sini kita lihat bahwa doa adalah pupuk, yang terpenting adalah bibit berupa usaha. Misal, doa sapu jagat. Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus menjadi tujuan hidup. Tentunya kita harus mau berusaha dan berproses untuk mendapatkannya. Dilihat dari hal ini, doa adalah pupuk dan ikhtiar adalah bibit. Orang yang bagus doanya akan terprogram hidupnya. Ia memiliki target dan perencanaan untuk memenuhi target tersebut.
Kedua, ia akan senantiasa bersikap wara. Seorang ahli doa tidak akan mau tersentuh barang haram. Sebab, doa akan terhalang kalau dalam badan kita terdapat barang haram. Rasulullah saw mengatakan bahwa orang yang akan diterima ibadah dan dikabulkan doanya adalah orang bersih dari harta haram.
Ketiga, seorang ahli doa akan selalu berbaik sangka (husnudzan) kepada Allah Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan bahwa Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Kalau kita selalu memandang baik apa yang dilakukan Allah, tidak berburuk sangka, insya Allah hidup kita akan bahagia. Apa pun yang terjadi, pasti baik hasilnya karena semua datang atas seizin Allah.
Keempat, seorang ahli doa akan senang menolong, mempermudah, dan tidak mempersulit orang lain. Dia tahu bahwa Allah akan menolong seorang hamba yang suka menolong saudaranya. Allah akan mempermudah urusan seorang hamba bila hamba tersebut selalu mempermudah urusan orang lain. Yakinlah, semakin gemar kita menolong orang lain, akan semakin mudah pula doa kita dikabulkan, bahkan diberi yang lebih baik... Amiiinnn..!!!
Never stop dreamz,... do the best in your life until death... keep your spirit....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar