Selasa, 06 Juli 2010

Hidup untuk belajar

Sejauh mata bisa memandang,
Sejauh kaki bisa berjalan,
Sejauh tangan bisa meraih.
Selama itulah aku akan terus belaja...

    Banyak orang yang gemar membaca buku, menonton televisi, atau berolahraga. Mereka melakukan hal itu dengan berbagai macam latar belakang. Ada yang karena memang suka atau hobi, ada yang karena tuntutan tugas dan pekerjaan, keinginan untuk menjadi lebih baik dan masih banyak lagi alasan lainnya yang bisa mereka ungkapkan. Saya pribadi gemar membaca karena hobi, bukan karena ingin pintar atau ingin menjadi orang yang serba tahu.
    Dulu buku yang saya baca hanya kumpulan cerita anak-anak, dongeng dan buku sekolah. Komik yang merupakan cerita bergambar baru saya kenal saat saya duduk di kelas 3 SD, itupun karena dipinjami oleh teman. Lambat laun, minat saya akan ragam buku yang lebih 'berat' isinya semakin bertambah lantaran saya mulai bosan dengan sedikitnya hal yang saya peroleh dari buku-buku favorit saya dulu. Kamus bahasa asing, ensiklopedi, novel terjemahan, berbagai kitab agama, semua saya lahap karena rasa rakus akan informasi yang begitu besar saya rasakan.
    Saat duduk dibangku SMP, saya mulai menekuni olahraga beladiri PERISAI DIRI. Saya mempelajarinya bukan karena ingin bisa, namun lebih pada ketertarikan akan gerakan-gerakannya yang di mata saya indah. Saya juga bergabung dengan ekskul PMR karena tertarik pada cara mereka mempelajari obat-obatan dan berbagai cara penyelamatan. Sungguh, jauh di dalam hati saya sama sekali tidak ada keinginan untuk belajar. Yang saya inginkan hanya melahap apa saja yang saya ingin ketahui.
    Saat SMA, saya mengikuti ekskul melukis. Saya juga memilih masuk ke jurusan Ilmu Sosial alih-alih Ilmu Alam seperti yang saya cita-citakan dulu. Semua didorong oleh rasa ingin tahu dan penasaran saja, bukan karena ambisi atau apa.
    Ketika itulah salah seorang teman saya bertanya, "Berapa banyak hal yang telah kamu pelajari dari berbagai kegiatan dalam hidupmu itu?"
    Saya bingung harus menjawab apa. Jauh di dalam hati saya malah balik bertanya, "Kapan saya belajar? Rasanya waktu saya habis hanya untuk main dan melakukan hal-hal aneh lainnya"
    Ternyata, tak lama kemudian, saya baru menyadari bahwa sesungguhnya selama ini saya memang telah belajar. Bukan di dalam kelas namun di alam bebas. Melalui beladiri saya belajar bagaimana melindungi diri, melalui melukis saya belajar memperhatikan sekitar saya, melalui PMR saya belajar bahwa hidup itu mahal harganya. Melalui hidup ini saya belajar bahwa tidak ada yang sia-sia.
    Karena itu, saya ingin berpesan, gunakan waktu dengan sebaik-baiknya karena dia tidak akan kembali. Lakukan apa yang kalian suka karena itu merupakan bagian dari proses belajar. Hidup adalah belajar, jadi jangan pernah merasa kecil dengan hidupmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar