Sesungguhnya setiap manusia akan mengalami kesudahan. Betapa pun lezatnya dia merasakan kenikmatan hidup di dunia, betapa pun panjang umurnya, betapa pun dia memuaskan syahwat dan meneguk kenikmatan dunia, dirinya tetap akan mengalami kesudahan. Kematian! Itulah kesudahan tersebut. Sesuatu yang tidak dapat dihindari. Allah ta’ala berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)
كل ابن أنثى وإن طالت سلامته
يوما على آلة حدباء محمول
Setiap manusia, betapa pun panjang umurnya
Kelak di suatu hari, dirinya akan terusung di atas keranda
Pada hari tersebut seluruh makhluk kembali menghadap kepada Allah jalla wa ‘ala agar seluruh amalan mereka dihisab. Allah ta’ala berfirman,
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah” (QS. Al Baqarah: 281)
Hari yang sering terlupakan, hari yang paling akhir, hari di mana kerongkongan tersekat. Tiada hari setelahnya dan tidak ada yang semisal dengannya. Itulah hari yang dahsyat dan telah Allah tetapkan bagi seluruh makhluk-Nya, baik yang muda maupun yang tua, yang terpandang maupun yang hina. Itulah hari kiamat, pertemuan yang telah dijanjikan.
Namun sebelum itu, ada waktu di mana setiap manusia berpindah dari kampung yang penuh tipu daya menuju kampung abadi sesuai dengan amalannya. Pada waktu itu, manusia akan melayangkan pandangannya yang terakhir kali kepada anak dan kerabatnya, dirinya akan memandang dunia ini untuk kali yang terakhir. Di saat itulah, tanda-tanda sekarat akan nampak di wajahnya. Muncul rasa sakit dan tarikan nafas yang teramat dalam dari lubuk hatinya.
Di waktu itu, manusia akan mengetahui betapa hinanya dunia ini. Di waktu itu, dirinya akan menyesali setiap waktu yang telah disia-siakannya. Dirinya akan memanggil, “Wahai Rabb-ku!”,
رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ
“Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al Mu’minuun: 99-100)
Di waktu itulah, kebinasaan dan kematian akan menjemputnya. Malaikat maut akan menghampirinya seraya memanggil dirinya. Duhai! Apakah yang akan dia serukan? Seruan menuju surga ataukah seruan menuju neraka?!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar