Bursa penutupan pencalonan ketua umum dan wakil ketua umum PSSI sudah ditutup. Ada empat nama yang paling banyak mendapat dukungan suara, yakni George Toisutta, Nurdin Halid (posisi ketua umum), Arifin Panigoro, dan Nirwan Bakrie (posisi wakil ketua umum).
Berdasarkan konferensi pers di Kantor PSSI, Minggu (6/2/2011), Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes mengatakan bahwa Nurdin dan Nirwan sejauh ini merupakan sosok yang paling banyak mendapatkan dukungan suara. Dari 100 hak suara, nama Nurdin diusulkan oleh 81 suara untuk posisi ketua umum (ketum), sementara Nirwan diusung oleh 80 suara untuk posisi wakil ketua umum (waketum). Adapun Toisutta sementara tertinggal jauh dengan dukungan 12 suara dan Arifin 7 suara.
Nurdin dan Nirwan sejak awal memang diprediksi bakal maju lagi. Meski tak pernah mendeklarasikan diri, keduanya tetap masuk bursa karena memiliki pendukung yang loyal di daerah. Keduanya juga saat ini masih menjabat sebagai Ketum dan Waketum PSSI periode 2007-2011.
Sementara Toisutta mendeklarasikan dirinya maju di Markas TNI AD, Rabu (2/2/2011). Ia maju karena diminta oleh beberapa pemerintah provinsi (pemprov), pengurus klub, dan pejabat PSSI. Mereka ingin Toisutta mereformasi kinerja induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
Hal ini tertuang dalam manifesto dukungan yang ditandatangani oleh beberapa pemprov, pengurus klub, dan pejabat PSSI. Nama terakhir adalah Arifin. Pengusaha sukses ini termasuk sosok yang tak pernah puas dengan kinerja PSSI. Saking tak puasnya, ia bahkan mendirikan Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai tandingan Liga Super Indonesia (LSI).
Awalnya Arifin diprediksi sebagai lawan kuat Nurdin di bursa ketum. Namun, belakangan ia mengalihkan dukungannya kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta. Arifin bahkan mengklaim dirinya bakal habis-habisan mendukung Toisutta.
Kini keempat nama tersebut akan diverifikasi oleh tim verifikasi. Tim ini akan bekerja pada 7-14 Februari. Pada 15 Februari, tim verifikasi akan melaporkan lolos atau tidaknya keempat nama itu kepada Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Jika semuanya lolos, mereka akan bertarung habis-habisan di Kongres PSSI di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, 19 Maret.
Yang terpenting lagi, Kongres PSSI kali ini akan sangat signifikan mengingat organisasi tersebut dalam persimpangan. Sebagian insan bola menghendaki terjadinya suksesi, sementara sebagian orang masih setia kepada Nurdin Halid.
Siapa pun pemimpin PSSI nantinya, para pemegang suara diharapkan mampu membaca suara hati nurani insan bola sekaligus masa depan sepak bola nasional. Mereka diharapkan mampu membuat pertimbangan berdasarkan kepentingan nasional, dalam hal ini sepak bola.
Keputusan mereka akan sangat memengaruhi arah sepak bola negeri ini. Kepada mereka pula insan bola berharap pilihan terbaik demi kebaikan sepak bola, bukan demi kepentingan sesaat dan kelompok. Kesalahan memilih akan mengakibatkan ketidakpuasan insan bola. Apalagi, publik kini sedang sangat sensitif terhadap kelangsungan sepak bola nasional.
Berdasarkan konferensi pers di Kantor PSSI, Minggu (6/2/2011), Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes mengatakan bahwa Nurdin dan Nirwan sejauh ini merupakan sosok yang paling banyak mendapatkan dukungan suara. Dari 100 hak suara, nama Nurdin diusulkan oleh 81 suara untuk posisi ketua umum (ketum), sementara Nirwan diusung oleh 80 suara untuk posisi wakil ketua umum (waketum). Adapun Toisutta sementara tertinggal jauh dengan dukungan 12 suara dan Arifin 7 suara.
Nurdin dan Nirwan sejak awal memang diprediksi bakal maju lagi. Meski tak pernah mendeklarasikan diri, keduanya tetap masuk bursa karena memiliki pendukung yang loyal di daerah. Keduanya juga saat ini masih menjabat sebagai Ketum dan Waketum PSSI periode 2007-2011.
Sementara Toisutta mendeklarasikan dirinya maju di Markas TNI AD, Rabu (2/2/2011). Ia maju karena diminta oleh beberapa pemerintah provinsi (pemprov), pengurus klub, dan pejabat PSSI. Mereka ingin Toisutta mereformasi kinerja induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut.
Hal ini tertuang dalam manifesto dukungan yang ditandatangani oleh beberapa pemprov, pengurus klub, dan pejabat PSSI. Nama terakhir adalah Arifin. Pengusaha sukses ini termasuk sosok yang tak pernah puas dengan kinerja PSSI. Saking tak puasnya, ia bahkan mendirikan Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai tandingan Liga Super Indonesia (LSI).
Awalnya Arifin diprediksi sebagai lawan kuat Nurdin di bursa ketum. Namun, belakangan ia mengalihkan dukungannya kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta. Arifin bahkan mengklaim dirinya bakal habis-habisan mendukung Toisutta.
Kini keempat nama tersebut akan diverifikasi oleh tim verifikasi. Tim ini akan bekerja pada 7-14 Februari. Pada 15 Februari, tim verifikasi akan melaporkan lolos atau tidaknya keempat nama itu kepada Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Jika semuanya lolos, mereka akan bertarung habis-habisan di Kongres PSSI di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, 19 Maret.
Yang terpenting lagi, Kongres PSSI kali ini akan sangat signifikan mengingat organisasi tersebut dalam persimpangan. Sebagian insan bola menghendaki terjadinya suksesi, sementara sebagian orang masih setia kepada Nurdin Halid.
Siapa pun pemimpin PSSI nantinya, para pemegang suara diharapkan mampu membaca suara hati nurani insan bola sekaligus masa depan sepak bola nasional. Mereka diharapkan mampu membuat pertimbangan berdasarkan kepentingan nasional, dalam hal ini sepak bola.
Keputusan mereka akan sangat memengaruhi arah sepak bola negeri ini. Kepada mereka pula insan bola berharap pilihan terbaik demi kebaikan sepak bola, bukan demi kepentingan sesaat dan kelompok. Kesalahan memilih akan mengakibatkan ketidakpuasan insan bola. Apalagi, publik kini sedang sangat sensitif terhadap kelangsungan sepak bola nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar