Kematian merupakan suatu kepastian, yang akan dialami oleh setiap umat manusia yang hidup dialam dunia ini. Bersama dengan bergulirnya waktu dan bertambahnya usia seseorang, pada dasarnya berarti ia telah bertambah mendekati pada titik akhir daripada kehidupannya. Disadari ataupun tidak, cepat ataupun lambat, kaya ataupun miskin, pemimpin ataupun rakyat biasa, setiap orang pasti akan sampai juga pada ajalnya yakni kematian. Karena Allah swt tidak menjadikan seorang manusiapun yang kekal dan abadi untuk hidup selama-lamanya di dunia yang fana ini.
Allah swt berfirman :
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?”
( QS. Al Anbiyaa’ : 34 ).Allah swt juga berfirman didalam ayat yang lain :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu… ( QS. Ali Imran : 185 ).
Ketika Malaikat Maut datang menghampiri untuk menjemput seseorang karena ajalnya telah tiba, maka orang itu tidak akan luput dari padanya, kemanapun ia akan berlari untuk bersembunyi, meskipun ia dirawat dan dikelilingi oleh team dokter yang paling ahli sekalipun, dengan peralatan tekhnologi medis yang paling canggih dan mutakhir sekalipun. Semua itu tidak akan dapat menolong dan menghindar daripada kematiannya. Sebagaimana ditegaskan dalam Qur’an :
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". ( QS. Al-Jumuah : 8 ).
Tidak ada seorangpun yang tahu, kapan kematian itu akan datang menghampiri dan menjemputnya. Yang pasti apabila saat itu telah tiba, maka tidak dapat dimajukan dan tidak pula dimundurkan walaupun hanya sedetik saja.
" Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).”
( QS. Yunus : 49 ).
Ketika seseorang berada dalam situasi tekanan kematian(sakaratul maut) dan nyawa sudah sampai pada kerongkongannya, maka diperlihatkanlah tempat yang dihuninya kelak, apakah tempat itu indah dan membahagiakan ataukah sebaliknya tempat itu menyeramkan atau menakutkan.
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,padahal kamu ketika itu melihat, (QS.Al-Waqi’ah : 83-84).
Sebagaimana halnya yang disebutkan dalam sebuah hadist, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya ruh orang mumin itu tidaklah keluar( mati ), sehingga ia melihat tempatnya di surga. Dan ruh orang kafir itu tidaklah akan keluar(mati), sehingga ia melihat tempatnya di neraka”.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah !
Dari hadist tersebut diatas, jelaslah bagi kita, bahwa jika yang meninggal dunia itu seorang mukmin, maka akan diperlihatkan pemandangannya di surga dengan berbagai keindahan dan kenikmatan yang menggiurkan, yang belum pernah ia lihat di dunia ini. Sehingga ketika itu, seolah-olah ia tidak sabar lagi dan ingin segera menghuninya.
Maka disaat ia menghembuskan nafasnya yang terakhir kalinya, iapun mengakhiri kehidupannya didunia yang fana ini, dengan riang gembira dan wajahnya terlihat tersenyum . Sementara keluarga yang ditinggalkannya meneteskan air matanya, berbela sungkawa karena merasa kehilangan orang yang sangat dicintainya.
Tetapi sebaliknya, apabila ia seorang yang munafik, ia seorang yang ingkar kepada Allah, maka diperlihatkan tempatnya yang menyeramkan dan menakutkan, yang belum pernah ia bayangkan dan ia saksikan sebelumnya di dunia, sehingga ia merasa terhenyak dan terkejut yang luar biasa, lalu iapun mengaduh dan meminta agar kematiannya ditangguhkan dulu, walau barang sebentar saja, untuk beramal soleh dan berbuat kebajikan.
Namun apa boleh buat semuanya sudah terlambat, saat keadilan harus ditegakkan bagi dirinya. Maka dengan penyesalan yang sangat mendalam, iapun harus rela mengakhiri kehidupannya di dunia yang fana ini, dengan wajah yang murung, muka kusut, dicekam oleh rasa ketakutan dan kepedihan yang luar biasa.
Allah swt berfirman :
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
( QS. Al-Munafiqun : 10 ).
Oleh sebab itu, sebagai orang yang beriman tindakan yang paling tepat adalah mengoptimalkan sisa-sisa usia kita untuk bertobat, beribadah secara maksimal, berbuat kebajikan dan memperbanyak amal salih, agar tidak mengalami penyesalan dikemudian hari. Perhatikan khutbah Rasulullah saw. Berikut ini :
“Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah sebelum kamu sekalian mati, dan bersegeralah memperbanyak amal salih sebelum kamu sibuk ( tidak punya kesempatan ), jalinlah komunikasi antara kamu dengan Tuhanmu dengan memperbanyak dzikir ( mengingat ) kepadaNya, perbanyaklah sedekah baik secara terang-terangan maupun rahasia, maka kamu akan dianugerahi rezeki, pertolongan dan diberi ganti yang lebih baik”.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Semoga Allah Swt senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada kita semua, dan semoga, apabila suatu saat ajal datang menjemput kita, serta meninggalkan alam dunia yang fana ini, dapat mengakhirinya dengan khusnul khotimah, amiiin.
Barokallahu li wa lakum.....
Allah swt berfirman :
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?”
( QS. Al Anbiyaa’ : 34 ).Allah swt juga berfirman didalam ayat yang lain :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu… ( QS. Ali Imran : 185 ).
Ketika Malaikat Maut datang menghampiri untuk menjemput seseorang karena ajalnya telah tiba, maka orang itu tidak akan luput dari padanya, kemanapun ia akan berlari untuk bersembunyi, meskipun ia dirawat dan dikelilingi oleh team dokter yang paling ahli sekalipun, dengan peralatan tekhnologi medis yang paling canggih dan mutakhir sekalipun. Semua itu tidak akan dapat menolong dan menghindar daripada kematiannya. Sebagaimana ditegaskan dalam Qur’an :
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". ( QS. Al-Jumuah : 8 ).
Tidak ada seorangpun yang tahu, kapan kematian itu akan datang menghampiri dan menjemputnya. Yang pasti apabila saat itu telah tiba, maka tidak dapat dimajukan dan tidak pula dimundurkan walaupun hanya sedetik saja.
" Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).”
( QS. Yunus : 49 ).
Ketika seseorang berada dalam situasi tekanan kematian(sakaratul maut) dan nyawa sudah sampai pada kerongkongannya, maka diperlihatkanlah tempat yang dihuninya kelak, apakah tempat itu indah dan membahagiakan ataukah sebaliknya tempat itu menyeramkan atau menakutkan.
Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,padahal kamu ketika itu melihat, (QS.Al-Waqi’ah : 83-84).
Sebagaimana halnya yang disebutkan dalam sebuah hadist, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya ruh orang mumin itu tidaklah keluar( mati ), sehingga ia melihat tempatnya di surga. Dan ruh orang kafir itu tidaklah akan keluar(mati), sehingga ia melihat tempatnya di neraka”.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah !
Dari hadist tersebut diatas, jelaslah bagi kita, bahwa jika yang meninggal dunia itu seorang mukmin, maka akan diperlihatkan pemandangannya di surga dengan berbagai keindahan dan kenikmatan yang menggiurkan, yang belum pernah ia lihat di dunia ini. Sehingga ketika itu, seolah-olah ia tidak sabar lagi dan ingin segera menghuninya.
Maka disaat ia menghembuskan nafasnya yang terakhir kalinya, iapun mengakhiri kehidupannya didunia yang fana ini, dengan riang gembira dan wajahnya terlihat tersenyum . Sementara keluarga yang ditinggalkannya meneteskan air matanya, berbela sungkawa karena merasa kehilangan orang yang sangat dicintainya.
Tetapi sebaliknya, apabila ia seorang yang munafik, ia seorang yang ingkar kepada Allah, maka diperlihatkan tempatnya yang menyeramkan dan menakutkan, yang belum pernah ia bayangkan dan ia saksikan sebelumnya di dunia, sehingga ia merasa terhenyak dan terkejut yang luar biasa, lalu iapun mengaduh dan meminta agar kematiannya ditangguhkan dulu, walau barang sebentar saja, untuk beramal soleh dan berbuat kebajikan.
Namun apa boleh buat semuanya sudah terlambat, saat keadilan harus ditegakkan bagi dirinya. Maka dengan penyesalan yang sangat mendalam, iapun harus rela mengakhiri kehidupannya di dunia yang fana ini, dengan wajah yang murung, muka kusut, dicekam oleh rasa ketakutan dan kepedihan yang luar biasa.
Allah swt berfirman :
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
( QS. Al-Munafiqun : 10 ).
Oleh sebab itu, sebagai orang yang beriman tindakan yang paling tepat adalah mengoptimalkan sisa-sisa usia kita untuk bertobat, beribadah secara maksimal, berbuat kebajikan dan memperbanyak amal salih, agar tidak mengalami penyesalan dikemudian hari. Perhatikan khutbah Rasulullah saw. Berikut ini :
“Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah sebelum kamu sekalian mati, dan bersegeralah memperbanyak amal salih sebelum kamu sibuk ( tidak punya kesempatan ), jalinlah komunikasi antara kamu dengan Tuhanmu dengan memperbanyak dzikir ( mengingat ) kepadaNya, perbanyaklah sedekah baik secara terang-terangan maupun rahasia, maka kamu akan dianugerahi rezeki, pertolongan dan diberi ganti yang lebih baik”.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Semoga Allah Swt senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya kepada kita semua, dan semoga, apabila suatu saat ajal datang menjemput kita, serta meninggalkan alam dunia yang fana ini, dapat mengakhirinya dengan khusnul khotimah, amiiin.
Barokallahu li wa lakum.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar