Dalam surah Ar-Rum ayat 21, Allah menegaskan bahwa Allah telah menciptakan pasangan-pasangan untuk kita dari jenis kita sendiri agar kita ketenangan dan ketenteraman batin (as-sukun al-qalbi) dan ketenangan ragawi (as-sukun al-jismani) dari pasangan kita itu.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum [30]:21)
Hal yang perlu kita garis bawahi di sini adalah kalimat “litaskunu ilaiha (supaya kamu cenderung dan tenteram kepadanya)”. Kalimat inilah yang menjadi alasan (’illah) mengapa Allah menciptakan untuk kita pasangan-pasangan dari jenis kita sendiri. Tujuannya, agar kita sakinah. Kata sakinah berasal dari kata sakana yang berarti diam atau tenang setelah sebelumnya bergejolak, guncang, dan sibuk. Itulah sebabnya rumah dinamai sakan, karena ia adalah tempat ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk di luar rumah.
Pisau dinamai sikkin, karena ia adalah alat yang menjadikan binatang yang disembelih tenang, tidak bergerak, setelah tadinya ia meronta. Nah, jika Anda sudah bertemu dengan jodoh Anda, batin dan raga Anda akan merasa tenang, tenteram, dan cenderung kepada jodoh Anda itu. Namun, sebelum Anda bertemu dengannya, batin dan raga Anda akan berguncang, meronta, dan bergejolak. Bukankah demikian? Isyarat yang sama dapat juga kita jumpai dalam surat Al-A’raf ayat 189.
“Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu dan darinya Dia menciptakan pasangannya, agar ia merasa tenang kepadanya.” (QS Al-A’raf [7]: 189)
Kalimat “liyaskuna ilaiha (agar ia merasa tenang kepadanya)” merupakan alasan atau ‘ilah diciptakannya manusia berjodoh atau berpasangan. Berdasarkan uraian tersebut dan uraian pada bahasan sebelumnya diketahui bahwa tujuan diciptakannya kita, umat manusia, berjodoh atau berpasangan adalah sebagai berikut
1. Agar kita mengingat akan kebesaran dan tanda-tanda kekuasaan Allah.
2. Agar kita mengetahui bahwa Tuhan Yang Maha Esa dan yang tidak berpasangan itu hanya Sang Pencipta.
3. Agar kita ketenangan dan ketenteraman raga dan batin dari pasangan-pasangan kita itu.
Demikian uraian Khoirul Amru Harahap, Lc., M.S.I di dalam bukunya “Ikhtiar Cinta”. Ia menjelaskan bagaimana mekanisme jodoh terjadi pada diri seorang muslim. Selain itu, di dalam buku terbitan QultumMedia ini, ia juga menjelaskan berbagai aspek perkara cinta dan jodoh, serta apa saja yang mesti dilakukan untuk menjemput jodoh ideal yang diridhai Allah SWT.
Alhasil, buku ini menjadi metode “Cara Dahsyat Mendapatkan Pasangan Impian”. Dengannya, Anda tidak akan terjebak oleh lika-liku cinta yang terkadang membingungkan dan penuh misteri.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum [30]:21)
Hal yang perlu kita garis bawahi di sini adalah kalimat “litaskunu ilaiha (supaya kamu cenderung dan tenteram kepadanya)”. Kalimat inilah yang menjadi alasan (’illah) mengapa Allah menciptakan untuk kita pasangan-pasangan dari jenis kita sendiri. Tujuannya, agar kita sakinah. Kata sakinah berasal dari kata sakana yang berarti diam atau tenang setelah sebelumnya bergejolak, guncang, dan sibuk. Itulah sebabnya rumah dinamai sakan, karena ia adalah tempat ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk di luar rumah.
Pisau dinamai sikkin, karena ia adalah alat yang menjadikan binatang yang disembelih tenang, tidak bergerak, setelah tadinya ia meronta. Nah, jika Anda sudah bertemu dengan jodoh Anda, batin dan raga Anda akan merasa tenang, tenteram, dan cenderung kepada jodoh Anda itu. Namun, sebelum Anda bertemu dengannya, batin dan raga Anda akan berguncang, meronta, dan bergejolak. Bukankah demikian? Isyarat yang sama dapat juga kita jumpai dalam surat Al-A’raf ayat 189.
“Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu dan darinya Dia menciptakan pasangannya, agar ia merasa tenang kepadanya.” (QS Al-A’raf [7]: 189)
Kalimat “liyaskuna ilaiha (agar ia merasa tenang kepadanya)” merupakan alasan atau ‘ilah diciptakannya manusia berjodoh atau berpasangan. Berdasarkan uraian tersebut dan uraian pada bahasan sebelumnya diketahui bahwa tujuan diciptakannya kita, umat manusia, berjodoh atau berpasangan adalah sebagai berikut
1. Agar kita mengingat akan kebesaran dan tanda-tanda kekuasaan Allah.
2. Agar kita mengetahui bahwa Tuhan Yang Maha Esa dan yang tidak berpasangan itu hanya Sang Pencipta.
3. Agar kita ketenangan dan ketenteraman raga dan batin dari pasangan-pasangan kita itu.
Demikian uraian Khoirul Amru Harahap, Lc., M.S.I di dalam bukunya “Ikhtiar Cinta”. Ia menjelaskan bagaimana mekanisme jodoh terjadi pada diri seorang muslim. Selain itu, di dalam buku terbitan QultumMedia ini, ia juga menjelaskan berbagai aspek perkara cinta dan jodoh, serta apa saja yang mesti dilakukan untuk menjemput jodoh ideal yang diridhai Allah SWT.
Alhasil, buku ini menjadi metode “Cara Dahsyat Mendapatkan Pasangan Impian”. Dengannya, Anda tidak akan terjebak oleh lika-liku cinta yang terkadang membingungkan dan penuh misteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar