SUATU ketika, Rasulullah SAW bersabda—tentang sebuah amalan yang pahalanya itu mengalir terus, walau kita sudah tiada. yaitu, “Apabila meninggal anak cucu Adam (manusia), maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal saja, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya oleh manusia, dan anak saleh yang berdoa untuknya.” HR. Iman Ahmad
* Shodaqoh jariyah
Banyak sekali bentuk amal jariyah yang dapat kita lakukan di dunia ini, mulai dari memberi sekeping uang kepada seorang pengemis atau memberikan sumbangan ke mesjid dan lain sebagainya. Kita ambil saja salah satu contoh yakni, ketika kita masih hidup di dunia ini, pada suatu hari seorang sahabat menawarkan untuk turut bergabung dalam rangka pembangunan mesjid. Saat itu juga kita ikut membantu, ada yang menyumbangkan sebagian uang untuk mebeli peralatan bangunan yang dibutuhkan dan tak sedikit pula yang ikut membantu menyumbangkan tenaganya dalam pembangunan mesjid tersebut. Ketika mesjid tersebut sudah layak pakai, tentunya banyak jama’ah yang mendirikan shalat di mesjid tersebut. Dari hasil kerja keras awal tadi tentunya amalnya akan terus mengalir walau para penyumbang amal tadi telah meninggal dunia. Berkat usahanya banyak manusia yang dapat mendirikan shalat ditempat tersebut sehingga amal-amal yang dilakukan oleh para jama’ah akan mengalir juga kepada orang-orang yang telah turut membantu dalam pembangunan mesjid.
* Ilmu yang bermanfaat
Dalam islam menuntut ilmu adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi, sampai-sampai pepatah arab menyatakan untuk menuntut ilmu walai kenegri cina. Sebagian hadist pun menganjurkan hal tersebut, antara lain yaitu diterangkan bahwa seseorang dianjurkan untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang kubur.
Dari hal diatas tentunya sudah jelas bagi kita untuk menuntut ilmu tak lupa pula untuk mengamalkannya, pepatah arab mengibaratkan orang yang menuntut ilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya seperti pohon yang tak berbuah. Seorang arsitektur mengamalkan ilmunya melalui desain yang dibuatnya, seorang gurupun demikian ia mengamalkan ilmunya melalui keihklasannya dalam mengajar anak didiknya. Coba bayangkan ketika seorang guru memberikan nasihat kepada anak-didiknya mengenai etika mesuk rumah bahwasanya ketika masuk kedalam rumah hal yang harus dilakukan adalah mengucapkan salam, ketika anak-anak didiknya pulang kerumah maka mereka akan mempraktekan nasehat yang diberikan oleh gurunya, belum lagi ketika anak didiknya memberi tahu kepada tetangganya bahwa sebelum masuk kedalam rumah terlebih dahulu mengucapkan salam dan tetangga tadi mempraktekannya begitu selanjutnya sehingga semua akan mengetahui hal tersebut, betapa mulianya sang guru dan besar sekali amal yang ia dapatkan dari hasil mengamlkan ilmu-ilmunya.
* Anak yang sholeh yang mendo’akannya
Dari dua hal diatas rasanya masih kurang kalau kita belum mendidik anak-anak kita untuk menjadi anak yang sholeh. Sedini mungkin harus kita tanamkan islam didalam hati mereka, sudah kita ajarkan mengenai shalat, puasa, memberi sodaqoh, menuntut ilmu dan lain sebagainya. Tentunya orang tua sangat berperan penting disini, dimana harus mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah sehingga ketiaka orang tua telah meninggal dunia si anak dapat mendo’akan orang tuanya yang akan mengurangi amal buruk mereka ketika meninggal nantinya. Tanpa didikan yang baik dan suritauladan dari orang tua anak-anak tidak akan menjadi anak yang taat, oleh karena itu pendidikan anak sangatlah penting untuk mengahsilkan benih yang berkualitas yang dapat mengalirkan pahala ketika orang tua telah mendekati ajalnya.
Kita semua tentunya berharap akan mati dengan khusnul khotimah, oleh karena itu dengan mengamalkan hadist diatas akan memberikan bekal kita ketika menemui ajal masing-masing. Akan tetapi kami tidak menganjurkan hanya mengerjakan tiga perkara diatas kepada para pembaca mengingat masih banyak amalan-amalan yang dapat kita kerjakan didunia ini yang nantinya menjadi senjata kita untuk menghapus amal keburukan yang telah kita lakukan di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar