Perjalanan menuju pernikahan kadang tidak bisa digapai dengan mudah. Seribu satu cerita yang telah diukir sebelum pernikahan terkadang memberikan kesan mendalam sehingga sulit untuk terlepaskan. Akhirnya ketika pernikahan sudah terlaksana, tapi waktu mengikis kesakralan dan makna suci pernikahan itu sendiri karena adanya bayang- bayang masa lalu. Yang tersisa hanyalah kebosanan dan pengikat yang justru mengunci mati hatinya. Pasangan di sampingnya hanyalah berlaku sebagai pelengkap dan pemformal status bahwa dia telah menikah.
Sedangkan masalah hati, tentu saja selera mereka telah berubah.
Waktu menguji kesungguhan kita akan kata- kata dan niat kita. Saat kenangan indah bersama seseorang yang terkasih dimasa lalu terlihat lebih fresh dan menyenangkan, sesungguhnya belum tentu seperti itu adanya. Allah telah memasangkan kita, kini, sekarang ini, dengan pasangan yang terbaik lengkap dengan sepaket pelajaran yang insyaallah menjadikan kita pribadi yang lebih matang kedepannya. Semua yang terbaik menurut Allah adalah pasti terbaik untuk kita, namun yang terbaik dalam pandangan kita belumlah tentu selalu akan membaikkan hidup kita.
Anda telah mengenal dengan baik serangkaian kebaikan dan kekurangan pasangan anda sekarang. Segenap pengorbanan jiwa raga, waktu dan pikiranpun telah sama- sama dibagi dalam susah dan senang. Dialah kepercayaan, teman hidup sekaligus penasehat yang memberikan kenyamanan batin untuk anda. Lalu bagaimana bisa anda menyerahkan cinta yang begitu suci hanya untuk seseorang yang baru anda kenal beberapa hari saja?
Kalau mungkin kesukaan anda atas masa lalu itu adalah karena anda menganggap sangat mengenalnya. Dan begitu pemikiran untuk membandingkan pasangan yang lalu dengan sekarang muncul, Apakah pernah anda berpikir sesaat bahwa waktu juga mungkin telah banyak mengubah anda, pun demikian adanya dia. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari esok, lebih baik ataukah lebih buruk jika memang saat ini anda memutuskan untuk bersamanya dan meninggalkan pasangan kita yang lama. Dari pada menebak- nebak sesuatu yang belum jelas dan bertaruh atas kebahagiaan kita, lebih baik kita syukuri yang ada.
Dia jugalah manusia biasa seperti pasangan kita.
Mereka semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing.
Maka dari mana kita bisa menilai bahwa yang satu adalah pasti lebih baik dari pada yang lain?
Hidup adalah tentang menatap kedepan.
Bayangkan saja jika kita berjalan dengan selalu menoleh kebelakang, bukan tujuan yang kita dapat, malah kecelakaan yang akan merenggut nasib kita. Pun begitu halnya dengan cara pandang kita menatap sebuah rasa hati. Walaupun memanglah susah untuk mengkompromikan rasa bila dia telah berpindah ke lain hati.
Namun bukankah manusia dilebihkan atas makhluk yang lain karena keberadaan akalnya?
Berpikir untuk memperbaiki yang ada dan mensyukuri yang telah diberi adalah kebaikan yang tiada akan berputus.
Saat anda menyerahkan pilihan untuk tetap menghianati pasangan anda demi cinta lama yang belum tentu memberikan yang lebih baik untuk hidup anda, coba renungkan, siapa yang selama ini merawat dan memenuhi kehidupan anda dengan limpahan kasih sayang?
Jawabnya adalah keluarga anda.
Maka apakah demi kesukaan pribadi anda harus menyakiti mereka?.
Sejatinya pernikahan memberikan kesyukuran dan kedamaian hati kepada para pelakunya.Jika anda telah berniat dalam hati untuk membuat janji sakral itu karena ibadah kepada Allah, maka bagaimana ketika dikatakan bahwa Allah tidak menyukai penghianatan yang anda lakukan sekarang?
Masihkah akan tetap diteruskan kekerasan hati itu untuk menjadi jawabannya?
Pasangan anda kini adalah cinta lama dan cinta masa depan anda.
Dialah yang turut memberi andil untuk menjadikan diri anda seperti sekarang ini. Syukurilah, jagalah, dan tatap masa depan anda. Hanya kedepan, tanpa harus menoleh lagi. Karena sesungguhnya pasangan kita adalah hadiah terindah dari Allah sang maha pengasih ,yang pasti tahu yang terbaik untuk kita.
Sedangkan masalah hati, tentu saja selera mereka telah berubah.
Waktu menguji kesungguhan kita akan kata- kata dan niat kita. Saat kenangan indah bersama seseorang yang terkasih dimasa lalu terlihat lebih fresh dan menyenangkan, sesungguhnya belum tentu seperti itu adanya. Allah telah memasangkan kita, kini, sekarang ini, dengan pasangan yang terbaik lengkap dengan sepaket pelajaran yang insyaallah menjadikan kita pribadi yang lebih matang kedepannya. Semua yang terbaik menurut Allah adalah pasti terbaik untuk kita, namun yang terbaik dalam pandangan kita belumlah tentu selalu akan membaikkan hidup kita.
Anda telah mengenal dengan baik serangkaian kebaikan dan kekurangan pasangan anda sekarang. Segenap pengorbanan jiwa raga, waktu dan pikiranpun telah sama- sama dibagi dalam susah dan senang. Dialah kepercayaan, teman hidup sekaligus penasehat yang memberikan kenyamanan batin untuk anda. Lalu bagaimana bisa anda menyerahkan cinta yang begitu suci hanya untuk seseorang yang baru anda kenal beberapa hari saja?
Kalau mungkin kesukaan anda atas masa lalu itu adalah karena anda menganggap sangat mengenalnya. Dan begitu pemikiran untuk membandingkan pasangan yang lalu dengan sekarang muncul, Apakah pernah anda berpikir sesaat bahwa waktu juga mungkin telah banyak mengubah anda, pun demikian adanya dia. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada hari esok, lebih baik ataukah lebih buruk jika memang saat ini anda memutuskan untuk bersamanya dan meninggalkan pasangan kita yang lama. Dari pada menebak- nebak sesuatu yang belum jelas dan bertaruh atas kebahagiaan kita, lebih baik kita syukuri yang ada.
Dia jugalah manusia biasa seperti pasangan kita.
Mereka semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing.
Maka dari mana kita bisa menilai bahwa yang satu adalah pasti lebih baik dari pada yang lain?
Hidup adalah tentang menatap kedepan.
Bayangkan saja jika kita berjalan dengan selalu menoleh kebelakang, bukan tujuan yang kita dapat, malah kecelakaan yang akan merenggut nasib kita. Pun begitu halnya dengan cara pandang kita menatap sebuah rasa hati. Walaupun memanglah susah untuk mengkompromikan rasa bila dia telah berpindah ke lain hati.
Namun bukankah manusia dilebihkan atas makhluk yang lain karena keberadaan akalnya?
Berpikir untuk memperbaiki yang ada dan mensyukuri yang telah diberi adalah kebaikan yang tiada akan berputus.
Saat anda menyerahkan pilihan untuk tetap menghianati pasangan anda demi cinta lama yang belum tentu memberikan yang lebih baik untuk hidup anda, coba renungkan, siapa yang selama ini merawat dan memenuhi kehidupan anda dengan limpahan kasih sayang?
Jawabnya adalah keluarga anda.
Maka apakah demi kesukaan pribadi anda harus menyakiti mereka?.
Sejatinya pernikahan memberikan kesyukuran dan kedamaian hati kepada para pelakunya.Jika anda telah berniat dalam hati untuk membuat janji sakral itu karena ibadah kepada Allah, maka bagaimana ketika dikatakan bahwa Allah tidak menyukai penghianatan yang anda lakukan sekarang?
Masihkah akan tetap diteruskan kekerasan hati itu untuk menjadi jawabannya?
Pasangan anda kini adalah cinta lama dan cinta masa depan anda.
Dialah yang turut memberi andil untuk menjadikan diri anda seperti sekarang ini. Syukurilah, jagalah, dan tatap masa depan anda. Hanya kedepan, tanpa harus menoleh lagi. Karena sesungguhnya pasangan kita adalah hadiah terindah dari Allah sang maha pengasih ,yang pasti tahu yang terbaik untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar