Gelandang jangkar tim nasional, Ahmad Bustomi, menjadi asa baru bagi jutaan masyarakat Indonesia. Penampilan lugas dan pantang menyerah ditunjukkannya tiap mengenakan seragam Garuda di dada.
Laga melawan Turkmenistan di putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2014 menjadi ajang Bustomi unjuk gigi. Penampilan primanya menjadi kunci bagi kelolosan bersejarah Indonesia ke putaran ketiga Pra-Piala Dunia.
Di balik sosok lugasnya di lapangan, Bustomi dikenal sebagai pribadi yang religius. Bulan Ramadhan ini dijadikan momen baginya untuk beribadah sekaligus berjuang bagi bangsa dan negara. Dia pun siap berjihad di atas lapangan hijau bagi kemenangan merah putih.
''Yang jelas persiapan fisik harus kita jaga benar. Karena, persiapan digelar pada bulan ramadhan,'' katanya. ''Pola makan sahur dan berbuka harus dijaga betul. Begitu juga istirahat. Menjaga fisik menjadi hal yang utama bagi kami dalam masa persiapan ini.''
Pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 13 Juni 1985 ini tidak melihat Ramadhan akan menganggu persiapan timnas. Dia menilai Ramadhan malah memberi motivasi dan semangat baru.
''Dengan persiapan matang dan keseriusan dalam berlatih, kita yakin hasilnya akan maksimal. Man Jadda Wa Jadda (siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan berhasil). Insyaallah kita akan melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara,'' katanya.
Bustomi pun tak lupa mengucapkan puasa Ramadhan bagi para suporter Indonesia. ''Selamat menunaikan ibadah puasa. Kami harap momentum Ramadhan ini memberi hasil yang terbaik bagi tim nasional Indonesia. Kami juga memohon doa dari masyarakat bagi perjuangan tim nasional Indonesia di babak kualifikasi Piala Dunia,'' ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar