Selasa, 23 Maret 2010

Wanita tercipta dari tulang rusuk pria?

Puisi berikut mungkin sering kita baca. Siapa penulisnya ya? Saya koq gak tahu.

diciptakan dari tulang rusuk adam
bukan dari kepalnya, untuk menjadi atasannya
bukan pula dari kakinya, untuk dijadikan alasnya
melainkan dari sisinya, untuk menjadi setara dengannya
dekat pada lengannya, untuk dilindunginya
dan dekat dengan hatinya, untuk dicintainya

Boleh jadi, munculnya ide di kalangan Muslim yang menyatakan perempuan itu tercipta dari tulang rusuk terpengaruhi oleh teks-teks keagamaan di masa lalu (sebelum Islam). Di dalam Perjanjian Lama, misalnya, disebutkan, “Ketika Adam tidur lelap, maka diambil oleh Allah sebilah tulang rusuknya, lalu ditutupkannya pula tempat itu dengan daging. Maka dari tulang yang telah dikeluarkan dan Adam itu, dibuat Tuhan seorang perempuan.” (Kejadian II:21-22).

Memang, kenyataannya, para pembaca al-Qur’an harus mengakui bahwa mereka tidak menemukan satu pun petunjuk yang pasti dari ayat al-Qur’an yang dapat menghantarkannya untuk menyatakan bahwa perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk. Atau, bahwa unsur penciptaan perempuan berbeda dengan laki-laki. Justeru, yang banyak ditemukan dari ayat-ayat al-Qur’an ialah tentang kesamaan unsur kejadian Adam dan Hawa, di samping persamaan dalam hal kedudukannya, tentunya.

“Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan (untuk memudahkan mereka mencari kehidupan). Kami beri mereka rezeki yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempuma atas kebanyakan makhluk-makhluk yang Kami ciptakan.” (Qs.al-Isra’ [17]:70).

Kendatipun kita menerima bahwa Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam, maka ini tidak lantas berarti kedudukan perempuan selain Hawa demikian juga. Atau, malah lebih rendah dari laki-laki. Sebab, semua laki-laki dan perempuan anak cucu Adam lahir dari gabungan antara laki-laki dan perempuan. Firman Allah: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar” (Qs. al-Hujrat [49]:13).

Lalu ayat, “Sebagian kamu adalah bagian dari sebagian yang lain…” (Qs. Ali Imran [3]:195). Ini dalam arti bahwa sebagian kamu (hai umat manusia yang berjenis lelaki) berasal dari pertemuan ovum perempuan dan sperma laki-laki dan sebagian yang lain (hai umat manusia yang berjenis perempuan) demikian juga halnya. Kedua jenis kelamin ini sama-sama manusia, dan tidak ada perbedaan di antara mereka dari segi asal kejadian serta kemanusiaannya. Ya, inilah yang saya tahu. Bahwa di luar Adam dan Hawa, kita berasal dari pertemuan ovum dan sperma. Saya kecualikan dulu Nabi Isa

“…yang perlu dilihat di sini adalah misi utama hadis menuntut agar rumah tangga berjalan tenteram, tidak selalu timbul pertengkaran antara suami dan isteri. Hadis ini menghendaki hubungan mesra yang kekal antara mereka. Wanita punya tabiat lembut dan manja, pria punya tabiat kokoh dan melindungi. Kesetaraan gender yang berlebihan dapat memupus pengembangan potensi kemanjaan wanita, yang itu merupakan kunci keharmonisan rumah tangga. Bila ide kesetaraan berimplikasi bahwa wanita tidak perlu bermanja-manja terhadap suaminya, rumah tangga akan hampa. Tetapi karena posisi wanita dalam hadis itu kurang menguntungkan mereka, sungguh pun misinya baik, tetap dikesani bias gender. Sebenarnya hadis itu justeru menunjukkan keasliannya, ia merupakan respon fenomena yang berkembang dengan misi mulia.

Sebenarnya pria dan wanita itu mempunyai plus dan minus. Penilaian minus terhadap wanita yang berkepanjangan telah mengukir sejarah sehingga wanita terpinggirkan di benua mana saja. Kini saatnya kaum wanita dikembalikan statusnya secara proporsional setara dengan pria dengan isu gender.”

Ya, kekuatan laki-laki dibutuhkan oleh perempuan dan kelemahlembutan perempuan didambakan oleh laki-laki. ibarat jarum harus kuat dari kain, dan kain harus lebih lembut dari jarum. Kalau tidak, jarum tidak akan berfungsi, dan kain pun tidak akan terjahit. Dengan berpasangan akan tercipta pakaian yang indah, serasi dan nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar