QS Al Anfaal:11. Begitu lengkapnya Al Quran sampai soal menguap alias ngantuk saja dibahas didalamnya. Allah berfirman: اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَؕ
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu).
Kalau dilihat dari firman tersebut maka ternyata mengantuk itu adalah salah satu anugerah atau kenikmatan dari Allah SWT untuk kita. Lalu Nikmat mana lagi yang akan kalian dustakan? Kata Allah dalam QS Ar Rahman. Tentu hal ini harus kita syukuri begitu banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita termasuk nikmat mengantuk ini. Tapi apakah cara bersyukur kita adalah dengan melampiaskannya untuk selalu tidur melulu? Tentu saja tidak. Pernah terfikir kalau tidur melulu apa tidak sebaiknya mati sekalian? Tidur berkepanjangan tanpa harus bangun-bangun lagi... Nikmaat!!. Pasti pada tidak mau kecuali sudah siap dengan bekalnya.
Jadi bagaimana mensikapi anugrah ngantuk dan tidur ini?
Mari kita lihat sama-sama apa yang terjadi di bulan Ramadhan. Ada beberapa pola yang berubah selama bulan ramadhan ini sebagai berikut:
1. Pola makan. Pola makan bepindah menjadi lebih kurang di malam hari pada saat berbuka dan pada saat sahur. Belum lagi pada saat berbuka yang terjadi adalah balas dendam segala dimakan sampai betul-betul kekenyangan. Apa akibat yang terjadi? Tentu saja mengantuk dan ingin tidur.
2. Pola tidur. Pola tidur berubah karena malam harus bangun untuk sahur minimal apalagi kalau ditambah Qiyamul Lail untuk menghidupkan malam. Maka jumlah jam tidur menjadi sedikit. Apa akibat yang terjadi? Tentu saja sama mengantuk dan ingin tidur.
Bagaimanapun dua pola tersebut pola yang memberikan Kenikmatan yang amat sangat baik pola makan maupun pola tidur. Dan biasanya yang berbau Kenikmatan ini adalah selalu terkait dengan apa yang namanya Hawa Nafsu. Maka pada akhirnya tentu saja menjadi terkait dan berhubungan dengan perjuangan kita melawan hawa Nafsu ini terutama di bulan Ramadhan ini sebagai bulan pelatihannya.
Bicara mengenai Hawa Nafsu, ada sebuah kisah dalam Hadist Qudsy tentang pencipataan Hawa Nafsu. Konon Allah SWT pernah berdialog dengan Hawa Nafsu sebelum diberikan kepada Makhluknya yg bernama Manusia .
Allah SWT bertanya kpd Hawa Nafsu : Ma Anta ?? ( Siapakah Engkau ?? )
Hawa Nafsu menjawab : Ana …Ana wa Anta …Anta….(Aku adalah Aku dan Engkau adalah Engkau) dengan angkuhnya…
Singkat cerita sampai dengan tiga kali Allah SWT mengajukan pertanyaan dan Hawa Nafsu tetap menjawab demikian dengan angkuhnya. Kemudian Allah SWT memerintahkan MalaikatNya untuk memasukkan Hawa Nafsu ke dasar neraka yang paling dalam….Naudzubillahi min Dzalik….Selama 70 ribu tahun….
Setelah itu Allah SWT kembali memerintahkan MalaikatNya untuk mengangkat Hawa Nafsu dari Neraka setelah dihukum selama 70 ribu tahun dan Allah SWT kembali bertanya kepada Hawa Nafsu …Siapakah Engkau ???
Kembali dg angkuhnya hawa nafsu menjawab : Ana…Ana wa Anta ..Anta….
Sampai dengan tiga kali ditanya dan hawa nafsu tetap menjawab demikian….
Dengan murka Allah SWT memerintahkan MalaikatNya untuk memasukkannya kembali ke dalam neraka dg tanpa diberikan MAKANAN dan MINUMAN…..selama 70 ribu tahun pula…..
Setelah menjalani hukumannya, kembali Allah memerintahkan MalaikatNya untuk menghadapkan hawa nafsu…..lalu Allah SWT kembali bertanya kepada hawa nafsu
Alllah SWT : Ma Anta ..? (Siapakah Engkau)
Hawa Nafsu menjawab : Aku adalah hambaMU dan Engkau adalah Tuhanku yg menciptakan aku.
Begitulah hawa nafsu yang terkendali akan menjadikan dia sebagai Hamba bukan sebagai yang diper-Tuhan. Allah SWT berfirman dalam QS 38:26;
Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan.
Kembali ke masalah ngantuk dan tidur yang ternyata berkaitan dengan Hawa nafsu adalah bagian dari hikmah Ramadhan sebagai bulan training pengendalian nafsu dimana salah satu caranya adalah melawan kantuk dan mengendalikan tidur. Bagaimana salah satu kenikmatan ini harus ditempatkan pada porsinya bukan untuk dilampiaskan secara berlebihan. Makan berlebihan akibatnya ngantuk. Tidur berlebihan akibatnya waktu menjadi tidak bermakna atau sia-sia sehingga menjadikan kita pemalas.
Bagaimana kiat melawan kantuk ini? Adalah sebagai berikut:
1. Kita harus belajar mengendalikan makan. Lebih tertib dan teratur. Kalau di bulan Ramadhan pastikan pada saat berbuka bukan sebagai ajang balas dendam. Makanlah secukupnya pada saat berbuka. Bisa juga dilanjutkan makan setelah taraweh.
2. Sebaiknya tidak merubah pola tidur di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Jika pola tidur terbaik adalah di bulan Ramadhan yaitu dengan mengurangi jumlah jam tidur dan banyak menghidupkan malam. Maka dibulan selain bulan Ramadhan seharusnya sama.
3. Menanamkan semangat yang tinggi, misalnya dengan selalu mengingat keutamaan-keutamaan Ramadhan terutama dalam menghidupkan malam-malamnya. Pahala yang berlipat ganda. Keridloan Allah dalam genggaman dll.
Jadi kesimpulannya melawan kantuk adalah bagian dari training di bulan Ramadhan yaitu training melawan hawa nafsu.
Semoga di akhir Ramadhan Jangan sampai hasilnya malah jadi ahli tidur alias TUTI (Tukang Tidur)..Naudzubillah... akan tetapi target Taqwallah yang bisa tercapai. Dalam QS 51 : 15-18, Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar