Rasulullah SAW bersabda, “Do’a adalah senjata kaum beriman”. Beliau juga menjelaskan: “Do’a adalah inti ibadah”. Mari renungkan ayat berikut: Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Ku. Makna ibadah hakikatnya adalah do’a dan dzikir.
Makna ibadah secara utuh adalah keharusan bagi setiap mahluk untuk melaksanakan tujuan penciptaanya. Sebagaimana hadis qudsi, “Jika hamba-Ku mengangkat tangannya dan berdo’a kepada-Ku, Aku tidak akan membiarkannya kembali dengan tangan hampa”.
Berikut pula hadis qudsi, “Wahai anak Adam! Do’a adalah tugasmu, mengabulkan adalah tugas-Ku; memohon ampun adalah tugasmu, memberi ampun adaah tugas-Ku; tobat adalah tugasmu, ampunan adalah tugas-Ku; syukur adalah tugasmu, memberi anugerah adalah tugas-Ku; sabar adalah tugasmu, bantuan adalah tugas-Ku… Apa permintaanmu yang tidak aku penuhi?!”.
Firman Allah SWT menguatkan pernyataan hadis qudsi tersebut, Berdo’alah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya!
Hadis qudsi lain yang memperjelas persoalan ini adalah: Aku bergantung pada pengharapan hamba-Ku. Jadi, biarkanlah mereka memilih harapan mereka sendiri.
Jika Anda yakin bahwa do’amu akan terjawab, ketahuilah bahwa semua harapanmu akan terwujud.
Karena kenyataan ini, kita harus segera ingat ayat berikut: Kalian tidak berkehendak kecuali atas kehendak Allah. Jadi, akankah do’a kita diterima dan dijawab jika kita memanjatkan do’a?
Kehendak yang Anda ungkapkan sejatinya adalah kehendak Allah yang mewujud dalam dirimu. Jika Allah tidak berkehendak, niscaya Anda tidak akan memiliki kehendak itu. Do’a adalah kerja yang paling mudah, gratis dan efektif. Karena itulah do’a disebut sebagai “senjata orang beriman”. Bagaimana untaian do’a dapat menjadi senjata?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar