Kamis, 12 Mei 2011

Kerajaan Saba'

Kerajaan Saba merupakan salah satu kerajaan kuno terbesar di daerah Yaman yang hadir pada jauh sebelum Masehi dan sebelum Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ibu kotanya adalah Ma’rib, sebuah kota di dekat Sana’a,ibukota Yaman sekarang. Saking besarnya kekuasaan kerajaan ini, para sejarawan menyimpulkan bahwa luas daerah wilayahnya lebih luas dari wilayah Yaman sekarang. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa Habasyah yang sekarang dikenal dengan Etiopia dahulunya masuk ke dalam kawasan kekuasaan kerajaan Saba.
Yang menjadikan kerajaan ini masuk ke dalam catatan sejarah Al-Quran adalah adanya salah satu ratu yang memerintahnya.Balqis. Namun banyak di antara ahli tafsir yang mengatakan bahwa nama tersebut masuk ke kalangan umat Islam dengan media israiliyyaat, dongeng turun temurun orang Israel yang mereka akui bersumber dari kitab Taurat.

Ratu Saba’

Terlepas dari hal itu, Balqis menjadi orang ketujuh-belas yang memerintah kerajaan Saba’. Yang memerintah sebelumnya adalah ayahnya, raja Hadhad bin Syarhabil. Para sejarawan berasumsi bahwa Balqis menaiki tahta menggantikan ayahnya disebabkan tidak adanya anak putra yang dilahirkan untuk menggantikannya.
Dalam masa pemerintahannya sebagai kepala kerajaan, Balqis banyak menerima cobaan dan ujian berat. Semua itu kelak membuktikan kepiawaiannya sebagai ratu yang berhak dan berkompeten untuk memimpin kaum dan rakyatnya. Pada awal diangkatnya sebagai ratu, para ahli dan pembesar kaumnya meingingkari kepemimpinan seorang wanita. Belum lagi hasrat yang dipendam oleh raja-raja di sekitar Saba untuk menaklukkan dan menguasai kerajaan ini. Salah satunya adalah raja ‘Amr bin Abrahah yang dijuluki dengan Dzul Adz’ar.

Maka datanglah Dzul Adz’ar dengan segenap bala tentaranya untuk menaklukkan kerajaanSaba’ dan menawan ratunya. Namun berkat kelihaian dan pengawasan yang tajam yang dimiliki Balqis, dia berhasil lolos dan kabur.Dzul Adz’ar tewas dengan gorokan pisau di lehernya. Dan semenjak itu Balqis memerintah kaumnya dengan penuh hikmah, adil dan bijaksana. Dalam kekuasaannya, Saba meraih kegemilangan. Salah satu capaian yang diukir oleh Balqis adalah direnovasinya bendungan yang terkenal sad Ma’rib. Nama kerajaan ini menjadi terkenal di kawasan Arabia dan sebagian Eropa. Dalam sejarah Yunani kuno disebutkan bahwa pada zamannya terjadi transaksi perdagangan di antara tajir-tajir Sabadan Yunani. Bahkan para pedagang Yunani yang telah mengunjungi kerajaan Sabamenyebutkan bahwa masyarakat Saba merupakan masyarakat berperadaban paling maju di era itu.

Ratu Saba dan Nabi Sulaiman

Pada saat kerajaan Saba di bawah pemerintahan ratunya sedang berada dalam puncak kegelimangan, Nabi Sulaiman alaihissalam telah menjadi salah satu raja terkenal di antara bani Israil di kawasan Palestina (Syam). Sulaiman dikaruniai Allah kemampuan untuk berkomunikasi dan menaklukkan golongan hewan dan jin. Oleh karena itu tidak mengherankan jika dari skala bala tentara, jumlah yang dimiliki Sulaiman lebih besar daripada bala tentara Saba.
Kisah ini tersebut dalam firman Allah surat An-Naml ayat 20-44.
Alkisah –dalam sebuah penafsiran- bahwa pada suatu kesempatan Nabi Sulaiman mengutus burung Hudhud untuk mencari sumber air tambahan. Lama tak kembali ternyata Hudhud sampai ke daerah Yaman dan menemukan sebuah kaum (rakyat Saba) yang diperintah oleh seorang ratu. Yang menarik perhatian Hudhud adalah ketika dilihatnya kaum ini musyrik dengan menyembah matahari.

Nabi Sulaiman naik pitam sebab keterlambatan ini dan berjanji akan menghukum Hudhud sesegeranya ia tiba, kecuali Hudhud terlambat dengan alasan yang masuk akal. Maka berkata Hudhud sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini” Q.S. An-Naml: 22
“Sungguh, kudapati yang memerintah mereka ,dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar” ” Q.S. An-Naml: 23
“Aku dapati dia dan kaumnya menyembah matahari,bukan kepada Allah dan setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka,sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah,maka mereka tidak mendapat petunjuk” ” Q.S. An-Naml: 24
“Mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan” ” Q.S. An-Naml: 25
“Allah,tidak ada Tuhan melainkan Dia,Tuhan yang mempunyai ‘Arasy yang agung” ” Q.S. An-Naml: 26


Nabi Sulaiman yang terkenal dengan kematangan akal dan hikmahnya tidak merespon kecuali dengan berkata:
“Akan kita lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. ” Q.S. An-Naml: 27
Lalu Nabi Sulaiman mengirimkan sebuah surat kepada Balqis ratu Saba yang berisi ajakan untuk hanya menyembah Allah S.W.T.
Isi surat Nabi Sulaiman ini tertera dalam Quran sebagai berikut:
“Dari SuIaiman dan sesungguhnya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”” Q.S. An-Naml: 30-31


Balqis dan Musyawarah
Manakala ratu Balqis menerima dan membaca surat dari Sulaiman, segera ia kumpulkan para menteri dan para pembesar di antara kaumnya. Balqis meminta agar mereka memusyawarahkan perihal surat Sulaiman ini. Hal ini diabadikan oleh Al-Quran sebagaimana Balqis berkata:
“Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)” ” Q.S. An-Naml: 32
Saat itu kerajaan Saba telah terkenal di antara raja-raja lainnya sebagai salah satu kerajaan terkuat dengan bala tentaranya yang tangguh. Maka para menteri ketika membaca surat itu menganggap bahwa Sulaiman meremehkan mereka.
Maka para menteri itu berkata:
“Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. ” Q.S. An-Naml: 33
Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih memilih perang daripada berserah diri kepada kekuasaan Sulaiman.
Namun ternyata Balqis memiliki pandangan yang lebih jauh ke depan, tatkala dia berkata:
“bahwa raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya. Dan mereka menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. ” Q.S. An-Naml: 34
Disini letak kepiawaian dan kecerdasan Balqis. Dia lebih menganjurkan untuk terlebih dahulu mengirimkan hadiah kepada Sulaiman, dengan harapan semoga Sulaiman bisa lunak hatinya bahkan berubah pikiran sama sekali. Para pembesar menyetujui usulan Balqis. Maka diutuslah beberapa pembesar untuk menghadap Sulaiman seraya membawa persembahan hadiah.

Sesampainya para utusan di depan Sulaiman, utusan Allah ini berkata:
“Apakah patut kamu mengulurkan harta kepadaku? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya” ” Q.S. An-Naml: 36-37
Maka tatkala Balqis mendengar jawaban yang disampaikan para utusannya, tahulah ia siapa dan betapa kuatnya Sulaiman dan bala tentaranya. Maka dikumpulkannyalah seluruh tentara dan pengawal pribadinya untuk menuju Syam demi menemui Sulaiman.
Sementara itu ketika Sulaiman mengetahui bahwa Balqis akan datang, beliau kumpulkan semua pembesarnya seraya meminta untuk mendatangkan singgasana Balqis ke Syam sebelum mereka datang. Alhasil,Ifrit menyanggupi untuk mendatangkannya sebelum Nabi Sulaiman berkedip. Setelah itu dimintanya agar singgasana itu dirubah sedemikian rupa agar Balqis tidak mengenalinya. Hal ini untuk menguji sejauh mana kecerdikan dan ketajaman Balqis sehingga ia memang patut untuk memerintah kaumnya.
Ketika Balqis dan tentaranya sampai dan telah duduk di singgasananya sendiri, Nabi Sulaiman bertanya:
“seperti inikah singgasanamu?”Maka Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” ” Q.S. An-Naml: 42

Dan ini bukti lain dari kecerdikan Balqis, sebab ketika ia menjawab dengan pertanyaan itu sesungguhnya dia tidak yakin bahwa bagaimana mungkin singgasana dapat berpindah tempat dalam waktu yang begitu cepat. Namun dalam keraguan itu dia tidak memungkiri bahwa singgasana itu mirip dengan kepunyaannnya. Dan memang sesungguhnya singgasana adalah miliknya hanya telah dirubah atas perintah Sulaiman.
Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis tercengang,karena mengira air pada lantai istana nabi Sulaiman, sehingga menyingsingkan kainnya.
Firman Allah :
“Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.“Berkatalah Sulaiman; sesungguhnya ini adalah istana licin yang dibuat dari kaca” ” Q.S. An-Naml: 44
Pada saat yang sama Balqis segera teringat akan sebuah kenabian yang menyebutkan bahwa akan datang padanya seorang nabi Allah yang sanggup memindahkan singgasananya dalam sekejap mata. Pada saat itulah Balqis segera sadar bahwa dirinya dan kaumnya telah berlaku zalim dengan mempersekutukan Allah. Saat itu pula Balqis menyeru seluruh kaumnya untuk memeluk agama yang dibawa oleh Sulaiman.
Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”” Q.S. An-Naml: 44


Pada akhirnya, kisah ratu

Saba dan Nabi Sulaiman ini akan selalu abadi di dalam Al-Quran hingga ke akhir zaman. Hal ini tidak lain agar setiap ulil albab yang membacanya bisa mengambil ‘ibrah dan pelajaran-pelajaran berharga.
 ciii uuuu... :)))...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar