Kamis, 24 November 2011

Why do you tell "i love you"

Apakah situasi ini terasa familiar?

Kamu sudah SMS/BBM pasanganmu dengan isi pesan yang berbunga-bunga, tapi balasan 'thanks' doang?

Atau

Kamu sudah ngomong I love you, sampai berbuih-buih ke pasanganmu, berharap dia bakal menjawab sama berbuih-buihnya, tapi apa yang kamu dapat? Dia cuma bilang 'Hm.'

Atau

Kamu pernah ngerasa penasaran pasangan kamu sayang atau nggak sama kamu, karena (kamu ngerasa) dari perilaku-nya nggak keliatan bahwa dia sayang kamu.

Yang jawabannya pernah, saya mau mengucapkan EMANG ENAK PUNYA PASANGAN YANG DINGIN DAN LEMPENG!

Mempunyai pasangan yang lempeng bin dingin membuat kita jadi fakir I love you.

Ya saya juga pernah sih. *aih, curcol*

Iya, beberapa kali saya punya partner yang lempeng abis, jarang mengumbar i love you, i miss you, i need you dan sejuta ekspresi cinta lain. Berbeda dengan saya yang lebih ekspresif dalam soal cinta-cintaan. *deu*

Waktu awal-awal hubungan saya dengan mereka, hal ini sempat membuat saya frustasi.

Ih, sebagai perempuan, saya sama saja dengan perempuan-perempuan lain yang bahagia kalau pasangannya mengatakan i love you. Eh. bentar, perempuan-perempuan lain gitu juga kan? Iya kan? KAN?

Bahkan hal ini sampai bikin friksi kecil-kecilan antara saya dan mereka di awal-awal hubungan kami. Ya iyalah, baru jadian, seharusnya kan kami masih dalam fase honeymoon; di mana kata 'cinta' itu seharusnya banjir. Eh ini nggak dong.

Nggak jarang saya sedikit menuntut partner untuk membalas. Oke, ngaku, nggak 'sedikit menuntut' deng, tapi banyak. Kalau nggak dibalas saya pundung. :D

*tersipu malu sampai hari Kartini tahun depan*

Rasanya pengin ia membalas 'I love you too' kala saya bilang 'I love you'. Atau minimal merespon 'juga' atau 'sama' saat saya mengatakan 'sayang kamu banget'. Tapi keinginan saya tidak pernah kesampaian. Yup, respon tidak ada.

Duuh, kasian pak, bu, belum dibales kalimat 'I love you'.

Dan jangan dikira, setelah hubungan saya dan mereka telah berjalan cukup lama, saya jadi terbiasa dengan minim i love you. Ya nggak juga.

Kalimat yang selalu saya katakan dalam hati menghadapi situasi seperti ini adalah : daripada punya pasangan yang murah hati dalam mengatakan 'I love you', tapi ngomong hal yang sama ke semua cewek, mending sama yang irit 'I love you' tapi nggak macam-macam.

50 % dari hati yang terdalam, 50% denial sih.

Demikian.

...

Beberapa waktu yang lalu, seorang kawan merekomendasikan sebuah buku berjudul 5 Languages of Love (Gary Chapman). Jadi, dalam buku tersebut dibahas bahwa setiap individu memiliki bahasa/cara ekspresi cinta masing-masing; beda-beda deh setiap orangnya dan biasanya hanya satu cara ungkap yang primer.

Jadi 5 Languages of Love itu adalah :

  • Kata-kata Afirmasi/Afeksi
Jadi, kalau ada yang bilang tindakan lebih penting dari kata-kata, ya nggak selalu benar juga. Seseorang yang memang 'bahasa cinta'-nya verbal, berupa kata-kata afirmasi, jelas banget butuh ekspresi kasih sayang secara verbal. Kata 'I love you' itu penting, Kamerad.
  • Sentuhan Fisik
Eh eh, ini maksudnya bukan sentuhan fisik secara seksual ya bow, tapi orang dengan bahasa cinta seperti ini adalah orang yang akan merasa dicintai dan aman ketika dipeluk, bahunya ditepuk, jidatnya dicium.
  • Hadiah-hadiah
Dan ini juga bukan berarti orang yang punya bahasa cinta seperti ini adalah orang yang materialistis, namun mereka melihat kasih sayang, pengorbanan dan usaha di balik hadiah-hadiah tersebut. Dan hadiah tersebut tidak harus selalu mahal, sesuatu yang dibikin sendiri misalnya.
  • Quality Time
Buat orang yang berbahasa cinta quality time, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dicintainya benar-benar penting, tanpa interupsi telepon, penundaan janji. Kontak mata, perbincangan yang intensif dan melakukan aktivitas bersama itu hal yang membuat mereka merasa disayangi.
  • Act of Services
Ada orang-orang yang menemukan kenikmatan ketika ia melakukan hal-hal untuk orang yang dikasihi dan orang-orang seperti ini bakal merasa dicintai, kalau pasangannya membantunya melakukan pekerjaannya.

Jadi, kita nggak bisa main pukul rata nyamain 'bahasa cinta' kita sama pasangan. Kalau menurut kita pasangan kita terlalu dingin bin lempeng dan jarang dengan ekspresif-nya mengungkapkan cinta secara verbal, harusnya sih jangan pundung dulu, dicek dulu aja, gimana cara ungkap cintanya --- siapa tau ternyata bahasa cinta-nya beda dengan kita,

NAH! Buat semua orang yang lempeng dan jarang bilang 'I love you' - padahal pasangan kalian orang yang punya bahasa cinta verbal, bukan berarti juga kalian bisa kasih excuse 'Loh kan bahasa cinta gue nggak verbal' --- Dan jangan bilang 'Aduh apa sih musti gini-ginian, emang penting ya? Nggak cukup apa dengan apa yang udah gue lakukan buat elo?' - buat pemilik bahasa cinta tertentu, hal yang dianggap tidak penting oleh kamu, itu penting bow.

You know what
, ketika seseorang tidak mendapatkan ekspresi cinta sesuai dengan bahasa cinta mereka, maka mereka akan merasa ada yang kurang/tidak disayangi; lama-lama perasaan pasangan bisa merasa tidak terpuaskan dan bukan gak mungkin rasa cinta-nya bisa mengering. *dih, jemuran kali mengering* . Makanya, mengekspresikan cinta dengan bahasa cinta-nya pasangan, ya perlu juga, sekali dua kali sih.

Bedeeeuh, entri-nya, bagaikan motivator percintaan dan relationship sahaja ini. :))

Anyway, kalo pengin tahu apa bahasa cintamu dan pasanganmu, ada test-nya nih : http://www.afo.net/hftw-lovetest.asp .

Kalau bahasa kasih saya urutannya : (1) Sentuhan fisik (2) kata-kata afeksi (3) quality time, (4) act of services dan yang terakhir (5) receiving gifts.

Kamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar