Pemain timnas Indonesia tertunduk lesu usai kalah adu penalti melawan timnas Malaysia dalam laga final cabang sepak bola SEAGames XXVI di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tadi malam. Garuda Muda harus puas dengan medali perak setelah kalah 4-5 dari Harimau Malaya.
JAKARTA– Penantian panjang gelar internasional selama 20 tahun belum juga mencapai ujung. Bertarung habis-habisan pada final SEA Games 2011 lawan Malaysia, tim nasional (timnas) Indonesia akhirnya takluk lewat adu penalti. Antiklimaks terjadi saat memasuki babak adu tendangan penalti. Timnas harus tertunduk setelah dua eksekutornya, Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga, tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Sementara Harimau Malaya––julukan timnas Malaysia––memastikan gelarnya lewat tendangan Baddrol Bakhtiar. “Kami sebenarnya mengawali pertandingan dengan menjanjikan, tapi sayang setelah mencetak gol kami bermain seperti ingin mengamankan keunggulan sampai akhir. Mulai masalah long passing, padahal kami selalu kalah kalau bermain begitu,”ungkap pelatih Rahmad Darmawan (RD) seusai pertandingan kemarin.
Bermain di hadapan 100.000 pendukung yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tadi malam, timnas memang membuat awal yang bagus dengan gol cepat Gunawan Dwi Cahyo pada menit ke-5.Namun, awan gelap pun muncul saat Asraruddin Putra Omar berhasil menyamakan kedudukan menjadi,1-1,pada menit ke- 35. Skor ini bertahan hingga 90 menit.
Pada perpanjangan waktu, Ferdinand Sinaga sebenarnya hampir memberikan keunggulan untuk timnas saat tendangannya pada menit ke-93 berhasil menjebol gawang Malaysia. Sayang, gol ini dianulir wasit karena pemain timnas Oktovianus Maniani lebih dulu terperangkap offside. Menyakitkan memang apa yang dialami Garuda Muda dalam ajang SEA Games XXVI/2011. Setelah mengawali turnamen dengan gemilang, hal itu tidak mampu ditutup dengan baik.
Padahal banyak yang menilai jika inilah saatnya untuk Indonesia mengulangi sejarah setelah saat terakhir kali meraih emas pada 1991 di SEA Games Manila, Filipina. Dengan kekalahan menyakitkan ini, timnas pun hanya mampu meraih perak. Sementara itu, Harimau Malaya berhasil mempertahankan medali emas yang berhasil disabet pada SEA Games 2009 Laos.Sedangkan untuk posisi ketiga berhasil ditempati timnas Myanmar, yang berhak mendapatkan medali perunggu.
Kesedihan pun memuncak seusai laga. Raut wajah sedih sampai air mata pun tidak mampu lagi dibendung oleh para punggawa timnas.Lemahnya kondisi fisik para punggawa timnas menjadi masalah yang tidak bisa ditutupi.Timnas U-23 harus kembali bertempur di partai puncak setelah bermain habis-habisan di babak semifinal kontra timnas Vietnam. “Beberapa kali kami lakukan tekanan, tapi tidak maksimal. Kondisi pemain memang tidak bugar saya akui.
Kondisi pemain tidak seperti saat bermain di babak semifinal.Tapi secara umum mereka sudah bermain dengan usaha penuh. Okto (Oktovianus Maniani) sempat keram, Wanggai (Patrick) sudah merasakan cedera dan saya tidak bisa memaksakannya terus bermain,” papar mantan pelatih Persija Jakarta itu. Walau kalah dalam laga final, RD menilai timnya sebenarnya cukup siap dalam menjalani laga selama 90 menit.Namun,saat laga harus diakhiri dengan adu penalti, pelatih berusia 44 tahun ini menyatakan bahwa Harimau Malaya memang lebih siap.
“Soal kesiapan kedua tim, saya pikir kami sudah awali laga ini cukup bagus, tapi memang mulai drop.” “Sebenarnya sampai wasit menunjuk laga harus diakhiri dengan adu penalti, kami siap. Tapi kami juga melihat dalam adu penalti Malaysia memang terlihat lebih siap dari sisi penjaga gawang dan penendang mereka,”ungkap RD. Meskipun timnas gagal,RD juga menilai pemain-pemain yang ada saat ini memiliki prospek bagus ke depan.
“Prospek tim ini memang saya melihat ada beberapa pemain yang siap jika diberi kesempatan untuk bermain di senior. Tapi memang akan menjalani satu proses seleksi tentunya. Jika tim ini akan naik 40% saja, itu sudah bagus menurut saya,” tambah RD. Tentang kesempatan menjadi pelatih senior, RD menjawab dirinya sudah gagal memenuhi target emas.
Karena itu, dia mengaku masih belum bisa menjawab jika ada kepercayaan untuk naik sebagai pelatih timnas senior.“Saya dapat target medali emas dan saya gagal untuk itu. Jika saya mau diangkat untuk menjadi pelatih senior,saya akan bertanya kepada diri saya sendiri dan yang memberi tanggung jawab apakah saya siap. Karena saya sendiri sudah gagal. Menjadi pelatih timnas senior bukan pekerjaan yang mudah,” ungkap RD.
Pelatih Malaysia Ong Kim Swee menilai timnya sangat pantas untuk menjadi yang terbaik. Para pemain Harimau Malayadinilai mampu menanggulangi berbagai tekanan yang terus-menerus diberikan para suporter Indonesia. “Kami mampu terus bermain bagus dan mengakhiri laga dengan kemenangan. Apalagi kami mampu mempertahankan emas ini untuk seluruh masyarakat Malaysia,”ujar Ong.
JAKARTA– Penantian panjang gelar internasional selama 20 tahun belum juga mencapai ujung. Bertarung habis-habisan pada final SEA Games 2011 lawan Malaysia, tim nasional (timnas) Indonesia akhirnya takluk lewat adu penalti. Antiklimaks terjadi saat memasuki babak adu tendangan penalti. Timnas harus tertunduk setelah dua eksekutornya, Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga, tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Sementara Harimau Malaya––julukan timnas Malaysia––memastikan gelarnya lewat tendangan Baddrol Bakhtiar. “Kami sebenarnya mengawali pertandingan dengan menjanjikan, tapi sayang setelah mencetak gol kami bermain seperti ingin mengamankan keunggulan sampai akhir. Mulai masalah long passing, padahal kami selalu kalah kalau bermain begitu,”ungkap pelatih Rahmad Darmawan (RD) seusai pertandingan kemarin.
Bermain di hadapan 100.000 pendukung yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tadi malam, timnas memang membuat awal yang bagus dengan gol cepat Gunawan Dwi Cahyo pada menit ke-5.Namun, awan gelap pun muncul saat Asraruddin Putra Omar berhasil menyamakan kedudukan menjadi,1-1,pada menit ke- 35. Skor ini bertahan hingga 90 menit.
Pada perpanjangan waktu, Ferdinand Sinaga sebenarnya hampir memberikan keunggulan untuk timnas saat tendangannya pada menit ke-93 berhasil menjebol gawang Malaysia. Sayang, gol ini dianulir wasit karena pemain timnas Oktovianus Maniani lebih dulu terperangkap offside. Menyakitkan memang apa yang dialami Garuda Muda dalam ajang SEA Games XXVI/2011. Setelah mengawali turnamen dengan gemilang, hal itu tidak mampu ditutup dengan baik.
Padahal banyak yang menilai jika inilah saatnya untuk Indonesia mengulangi sejarah setelah saat terakhir kali meraih emas pada 1991 di SEA Games Manila, Filipina. Dengan kekalahan menyakitkan ini, timnas pun hanya mampu meraih perak. Sementara itu, Harimau Malaya berhasil mempertahankan medali emas yang berhasil disabet pada SEA Games 2009 Laos.Sedangkan untuk posisi ketiga berhasil ditempati timnas Myanmar, yang berhak mendapatkan medali perunggu.
Kesedihan pun memuncak seusai laga. Raut wajah sedih sampai air mata pun tidak mampu lagi dibendung oleh para punggawa timnas.Lemahnya kondisi fisik para punggawa timnas menjadi masalah yang tidak bisa ditutupi.Timnas U-23 harus kembali bertempur di partai puncak setelah bermain habis-habisan di babak semifinal kontra timnas Vietnam. “Beberapa kali kami lakukan tekanan, tapi tidak maksimal. Kondisi pemain memang tidak bugar saya akui.
Kondisi pemain tidak seperti saat bermain di babak semifinal.Tapi secara umum mereka sudah bermain dengan usaha penuh. Okto (Oktovianus Maniani) sempat keram, Wanggai (Patrick) sudah merasakan cedera dan saya tidak bisa memaksakannya terus bermain,” papar mantan pelatih Persija Jakarta itu. Walau kalah dalam laga final, RD menilai timnya sebenarnya cukup siap dalam menjalani laga selama 90 menit.Namun,saat laga harus diakhiri dengan adu penalti, pelatih berusia 44 tahun ini menyatakan bahwa Harimau Malaya memang lebih siap.
“Soal kesiapan kedua tim, saya pikir kami sudah awali laga ini cukup bagus, tapi memang mulai drop.” “Sebenarnya sampai wasit menunjuk laga harus diakhiri dengan adu penalti, kami siap. Tapi kami juga melihat dalam adu penalti Malaysia memang terlihat lebih siap dari sisi penjaga gawang dan penendang mereka,”ungkap RD. Meskipun timnas gagal,RD juga menilai pemain-pemain yang ada saat ini memiliki prospek bagus ke depan.
“Prospek tim ini memang saya melihat ada beberapa pemain yang siap jika diberi kesempatan untuk bermain di senior. Tapi memang akan menjalani satu proses seleksi tentunya. Jika tim ini akan naik 40% saja, itu sudah bagus menurut saya,” tambah RD. Tentang kesempatan menjadi pelatih senior, RD menjawab dirinya sudah gagal memenuhi target emas.
Karena itu, dia mengaku masih belum bisa menjawab jika ada kepercayaan untuk naik sebagai pelatih timnas senior.“Saya dapat target medali emas dan saya gagal untuk itu. Jika saya mau diangkat untuk menjadi pelatih senior,saya akan bertanya kepada diri saya sendiri dan yang memberi tanggung jawab apakah saya siap. Karena saya sendiri sudah gagal. Menjadi pelatih timnas senior bukan pekerjaan yang mudah,” ungkap RD.
Pelatih Malaysia Ong Kim Swee menilai timnya sangat pantas untuk menjadi yang terbaik. Para pemain Harimau Malayadinilai mampu menanggulangi berbagai tekanan yang terus-menerus diberikan para suporter Indonesia. “Kami mampu terus bermain bagus dan mengakhiri laga dengan kemenangan. Apalagi kami mampu mempertahankan emas ini untuk seluruh masyarakat Malaysia,”ujar Ong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar