Ada tiga jenis sifat malu, yaitu:
1.Malu yang bersifat fitrah. Misalnya, malu yang dialami saat melihat gambar seronok, atau wajah yang memerah karena malu mendengar ucapan jorok.Rasa ini kelihatannya banyak yang sudah tidak punya,karena melihat video pornopun,terlihat sambil tertawa tawa dengan teman temanya yang sama masih remaja,wanita ataupun pria..
2. Malu yang bersumber dari iman. Misalnya, orang iman yang menghindari berbuat maksiat karena malu pada Allah.Inipun sudah banyak yang tidak punya,karena banyak yang medokumentasikan pelanggarannya,bahkan ada yang merekam perbuatan zinanya dan jadi kebanggaannya.atau upload foto foto tanpa jilbab di facebook
3.Malu yang muncul dari dalam jiwa. Misalnya,seperti telanjang di hadapan orang banyak.Kita perhatikan saja,hanya orang yang sakit jiwa saja yang tidak malu telanjang di hadapan orang lain.Jadi kalalu ada orang yang tidak gila tetapi tidak malu telanjang/setengah telanjang di depan umum,memang itu adalah sakit kejiwaan/exhibisionist,seperti sebagian artis Indonesia.
Karena itu, beruntunglah orang iman yang masih punya rasa malu.Orang yang menjadikan sifat malu sebagai pakaiannya, niscaya orang-orang tidak akan melihat aib dan cela pada dirinya. Bahkan, Rasulullah saw. menjadikan sifat malu sebagai bagian dari cabang iman. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Iman memiliki 70 atau 60 cabang. Paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan sifat malu adalah cabang dari keimanan. Dari hadits itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tidak akan ada sifat malu dalam diri seseorang yang tidak beriman. Akhlak yang mulia ini tidak akan kokoh tegak dalam jiwa orang yang tidak punya landasan iman yang kuat kepada Allah swt. Sebab, rasa malu adalah pancaran iman.
Malu dan iman keduanya sejajar bersama. Ketika salah satu dari keduanya diangkat, maka yang lain pun terangkat.Karena itu, sifat malu tidak akan mendatangkan kemudharatan. Sifat ini membawa kebaikan bagi pemiliknya. “Al-hayaa-u laa ya’tii illa bi khairin, sifat malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan.Dengan kata lain, seseorang yang kehilangan sifat malunya yang tersisa dalam dirinya hanyalah keburukan. Buruk dalam ucapan, buruk dalam perangai. Bertingkah dengan penampilan seronok dan bermuka tebal. Tentu bagi dia surganya jauh.Malu adalah bagian dari iman, dan keimanan itu berada di surga. Ucapan kotor dan perbuatan kotor, berasal dari akhlak yang buruk dan akhlak yang buruk tempatnya di neraka. Sifat Malu itu baik,namun lebih baik lagi bila sifat malu itu ada pada diri seorang wanita..Kita harus tanamkan budaya malu dalam pelanggaran dan semangat dalam keimanan pada generasi penerus kita….
Wassalamu Alaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar