Salah satu dari 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah di hari yang tiada naungan melainkan naungannya
adalah “syabbun nasya’a fi ibadatilLah”; pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, (HR. Bukhari dan Muslim) siapakah mereka ?
Mereka adalah pemuda-i yang mengisi/menjalani usia mudanya untuk mencari cinta dan Ridha Allah Rabbnya, menthaati peraturan2 Allah dan RasulNya, pemuda yang hari2nya disibukkan untuk urusan Ibadah kepada Allah dan menjaga kehormatannya.
Dalam perjalanan hidup setiap manusia maka saat2 yg paling krusial/genting dalam kehidupannya adalah saat usia muda, dlm hal ini Abdullah Ibnu Mas’ud dlm khutbahnya memberi peringatan as-Syababu syu’batun minal junun; usia muda adalah cabang dari kegilaan. (I’jazul Qur’an al-Baqalani, Khutbah Abdillah ibn Mas’ud : 1/147) Hal ini dikarenakan para pemuda-i sedang melalui fase perubahan besar dlm kehidupannya, peralihan dari masa kanak-kanak menuju menjadi manusia dewasa disertai energi/kekuatan fisik yg besar namun kondisi kejiwaan yang labil; mudah terpengaruh oleh hal baru yg dianggap menarik tanpa peduli/tdk memperhitungkan akan dampak baik-buruknya.
Terlebih2 di akhir zaman seperti sekarang ini, di mana cobaan yang dihadapi para pemuda jauh lebih dasyat berbanding cobaan yang dihadapi para pemuda-i di masa lalu, hal ini dikarenakan kondisi zaman sekarang yg informasi dan tehnologi demikian canggihnya, sehingga dunia terasa kecil (istilahnya; zaman globalisasi) pengaruh kemaksiatan yang diciptakan oleh setan dan bala tentaranya dg cepat menyebar ke mana2, bahkan lebih cepat berbanding penyebaran virus penyakit yang mewabah, sy teringat akan nasehat alm. pak Yusuf Harahap bahwa; kita tidak akan bisa mencegah/ membendung lajunya era globalisasi dengan segala dampak negatif yg ditimbulkannya, yg bisa kita lakukan adalah meningkatkan kefahaman agama agar tidak mudah dirusak oleh pengaruh negative dari era globalisasi tsb.
Menjadi harapan kita semua bahwa; para pemuda-i jokam mempunyai kualitas kefahaman agama bagai ikan di laut; meskipun air tempat hidupnya dan yg senantiasa masuk dalam perutnya adalah air asin, akan tetapi rasa daging ikan tersebut tetap tawar tidak menjadi asin kecuali kalau ikan tersebut sudah mati lalu dijadikan ikan asin/pindang (dulu jadi lauk wajib di pondok he..he..he…) dengan kata lain selagi masih ada kehidupan pada ikan tersebut maka dagingnya akan tetap tawar. Demikian pula dengan para pemuda, selama hatinya masih hidup oleh ruh kefahaman agama/keimanan maka selama itu dia akan istiqamah tidak mudah terpengaruh dengan oleh kerusakan akhir zaman ini.
Hal ini akan terwujud jika para pemuda membekali dirinya dengan kefahaman ilmu agama; tertib sambungnya, hobby mengaji & mendengarkan nasehat serta bergaul dengan orang2 yg shaleh.
Di luar sana banyak pemuda-i karena kurang/tidak ada bekal kefahaman agama maka diri mereka menjadi robot yang dikontrol oleh setan dan hawa nafsunya, mereka tidak berdaya dan tidak mempunyai kekuasaan atas diri mereka sendiri, ya… mereka adalah orang2 yg terjajah menjadi hamba/budak bagi setan dan hawa nafsunya, menthaati setiap bisikan setan yg mempengaruhi untuk melakukan kemaksiatan, seperti; menghabiskan waktu malam untuk dugem, atau mengkonsumsi narkoba dan yang paling dasyat adalah bergaul bebas antara lelaki perempuan, wal iyadzu billah.
Alangkah hebatnya jika para pemuda-i berlomba2 mengisi usia mudanya untuk bersaing dalam kebaikan menyalurkan potensi besar yg ada dlm dirinya (untuk hal2 yg bermanfaat bagi diri dan agamanya) dlm bidang keahlian masing2, ada yang mengisi masa mudanya untuk menghafal al-Qur’an, menghafal Hadits atau setidak2nya dalil2 dari QH, ada yang mengisi usia mudanya untuk amar ma’ruf nahi anil mungkar, mengajarkan ilmu yang sdh didapat walupun hanya satu ayat, atau belajar dengan sungguh2 sehingga menjadi pelajar yg berprestasi dg niat untk meningkatkan kualitas perjuangan QHJ, Ingatlah walaupun usia masih muda akan tetapi bukan berarti perjalanan hidup masih panjang, mati datangya sewaktu2, dan setelah kita mati maka yang akan setia menemani di kesunyiannya alam barzah/alam kubur hanyalah amal ibadah kita yg terkadang saat ini sering kita lupakan bahkan sia-siakan.
Peristiwa di Bandung (pemudi yang “mbolos” dari acara sambung semlm suntuk muda-mudi, kemudian meninggal dunia karena tersenggol dan terlindas oleh truk saat berboncengan dg pacarnya. Semoga Allah mengampuni dosa2 mereka dan memberi pahala atas amal ibadah yg telah dilakukannya sekecil apapun amal itu, serta memberi kesabaran/ketabahan pada kedua orang tua serta keluarga yg ditinggalkannya) cukup menjadi pelajaran bagi kita, Rasulullah s.a.w bersabda; Kafa bilmauti waidzahn, wakafa bil yaqini ghinan, waka bil ibadati syughlan; cukuplah kematian menjadi nasehat, cukuplah keyakinan menjadi kekayaan, dan cukuplah ibadah menjadi kesibukan. (HR. al_baihaqi, Syu’batul Iman : 7/353
Bangunlah wahai ….pemuda-i, ukirlah masa mudamu dengan amal sholeh, hiasilah dirimu dengan rasa malu (malu melakukan dosa/maksiat, malu terhadap Allah dan diri sendiri) yang akan menambah kemuliaanmu di hadapan Allah s.w.t maupun di mata manusia. Dan akhirnya, semoga anda (dan kita) semua adalah termasuk “Syabbun nasya’a fi ibadatillah” Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar