Senin, 15 November 2010

Dalil Pakaian Pria...

Assalamu alaikum wr wb.
 Perkenankanlah kami bagi-bagi ilmu Agama yang diambil dari Al Hadits, yang membahas tentang pakaian kaum Pria. Maaf ! kalau baca harus sampai habis (jangan setengahnya).
Suatu hari saya mendengar dari seorang Ustads lewat salah satu Radio di Bandung. Yang membahas masalah "Pakaian Pria".
Seorang pendengar bertanya via Tlp :
Pertanyaan : Pak Ustads dalil mana yang dipakai bahwa pakaian (celana atau kain sarung) pria muslim itu diatas matakaki.
Jawab Ustads :  Menurut (HR Buchari): "Tidak akan masuk surga jika memanjangkan pakaiannya dibawah mata kaki karena sombong."
Keterangan Ustads:
Dalilnya sohih tapi yang ditekankan bukan masalah pakaiannya yang panjang sampai dibawah mata kaki itu, melainkan "sombongnya". Jadi yang dimaksud hadits tsb. adalah tidak akan masuk surga seorang itu jika dalam hatinya sombong. Yang "tersurat" memang demikian tapi asalkan yang "tersirat" dalam hati kita tidak sombong itu tidak masalah.
Kesimpulan Bapak Ustads : Memanjangkan pakaian dibawah matakaki itu tidak apa-apa asalkan dalam diri kita tidak sombong.

KETERANGAN PAK USTADS INI BERBEDA DENGAN HADITS - HADITS DIBAWAH INI.

  1. Keterangan lebih detail tentang ukuran pakaian.
Nabi bersabda : Pakaian orang muslim sampai setengah betis, dan tidak apa-apa atau tidak dosa diantara kedua mata kaki, apa-apa yang ada dibawah mata kaki adalah bagaian dari neraka, barang siapa yang memanjangkan pakaian karena sombong maka Alloh tidak melihat pada orang tersebut di hari kiamat (HR Abu Dawud)

  2. Memanjangkan pakaian itu sendiri sudah termasuk sombong. Tidak membedakan yang "tersurat" dan yang "tersirat".
Sabda Nabi : "Angkatlah pakaianmu sampai setengah betis, bila menolak kamu (tidak mau sampai setengah betis) maka sampai kedua mata kaki, takutlah kamu pada memanjangkan pakaian, sesungguhnya memanjangkan pakaian termasuk sombong"  (HR Abu Dawud)

  3. Prakteknya Nabi Muhammad ketika masih hidup
Dari Abihuroiroh : Suatu ketika Rosulullohi saw memerintah pada seorang laki-laki (Rojul A) yang baru selesai sholat untuk berwudhu lagi, kata Nabi : pergilah dan wudhulah, maka pergi dia Rojul A dan berwudhu, kemudian datang dia kepada Nabi, lalu Nabi berkata lagi
(diulang) pergilah dan berberwudhulah, kemudian pergi dia untuk berwudhu, kemudian datang lagi kepada Nabi, maka berkata Nabi kepada Rojul A pergilah untuk berwudhu, setelah tiga kali  melakukan demikian kemudian si Rojul lain (Rojul B) disisi nabi bertanya kepada nabi, ya Rosululloh ? kenapa Engkau memerintah pada Rojul A untuk berwudhu kemudian diam Engkau kepada Rojul A tanpa memberi penjelasan, lalu menjawab Nabi, sesungguhnya Rujul A tadi sholat dengan memanjangkan pakaiannya sampai menutupi kedua mata kaki, sesungguhnya Alloh Yang Maha Luhur tidak menerima amalan sholat orang laki-laki yang memanjangkan pakaiannya. (HR Abu Dawud)


  4. Kasus lain jaman Kolifah Umar Bin Khotob
Dalam bab pangkatnya Umar dalam Islam dan terbunuhnya Umar Bib Khotob .
 ...Ketika Umar Bin khotob ditusuk perutnya oleh Abu Luk luk dan dalam keadaan mau meninggal dunia ada seorang pemuda yang berpakaian dibawah matakaki sampai kena bumi, kemudian Umar memanggil kesinilah pemuda, isi nasehatnya demikian  "Hai anak saudaraku naikkan pakaianmu maka sesunggungnya mengangkat pakaian itu lebih suci pada pakaianmu dan lebih taqwa kepada Tuhanmu "..... (HR Buchari halaman 205, jilid 2 juz 4)  maaf haditsnya dicuplik karena kisahnya panjang sekali hampir dua halaman.

Dari keterangan Hadits tersebut silahkan memilih mana yang dipakai.
Mau mencontoh Rosululloh silahkan
Mau mengikuti nasehat Umar Bin Khotob juga boleh
Mau mengikuti pendapat dari Ustad Radio monggo kemawon.
Tidak memilih (Abstain) tidak apa-apa untuk menambah wawasan, tergantung kepada kefahaman masing-masing.
Mau mendiskusikan silahkan, tapi bukan untuk diperdebatkan.
KESIMPULAN :
Celana diatas mata kaki adalah bukan ciri : laskar Jihad, Jamaah Islamiah, Jamaah Tabligh, dll, tetapi sunnah Rosululloh saw. (bukan sesuatu yang aneh)
Sekali lagi mohon maaf disini kami bukan menggurui, bukan ceramah dll, tetapi hanya sekedar bagi2 ilmu Agama untuk direnungkan, syukur2 kalau diamalkan.

Semoga Alloh memberi manfaat hidayah dan barokah
Wassalamu alakum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar