Senin, 25 Juli 2011

º∙Aib kita Sendiri yang Seharusnya kita Perhatikan∙

Mengapa diri ini selalu menyibukkan
diri dengan membicarakan aib orang lain, sedangkan ‘aib besar yang ada di depan
...mata tidak diperhatikan. Akhirnya diri ini pun sibuk menggunjing, membicarakan
‘aib saudaranya padahal ia tidak suka dibicarakan. Jika dibanding-bandingkan
diri kita dan orang yang digunjing, boleh jadi dia lebih mulia di sisi Allah.
Demikianlah hati ini seringkali tersibukkan dengan hal yang sia-sia. °ºSemut di
seberang lautan seakan nampak, namun gajah di pelupuk mata seakan-akan tak
nampakº02º, artinya aib yang ada di diri kita sendiri jarang kita perhatikan.




Dari Abu Hurairah· radhiyallahu
‘anhu·, ia berkata,


يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه،
وينسى الجذل- أو الجذع - في عين نفسه


"·Salah seorang dari kalian
dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar
yang ada di matanya·." [Semut di seberang lautan nampak, gajah di
pelupuk mata tak nampak, pen].( HR. Bukhari)


Wejangan Abu Hurairah ini amat
bagus. Yang seharusnya kita pikirkan adalah ‘aib kita sendiri yang begitu
banyak. Tidak perlu kita bercapek-capek memikirkan ‘aib orang lain, atau bahkan
menceritakan ‘aib saudara kita di hadapan orang lain. ‘Aib kita, kitalah yang
lebih tahu. Adapun ‘aib orang lain, sungguh kita tidak mengetahui seluk beluk
hati mereka.∙∙


Jika kita memperhatikan
nasehat-nasehat di atas, maka sungguh kita pasti tak akan ingin menggunjing
orang lain karena ‘aib kita sendiri terlalu banyak. Itulah yang kita tahu.


Menceritakan ‘aib orang lain tanpa
ada hajat sama sekali, inilah yang disebut dengan ∙·ghibah·∙. Karena
ghibah artinya membicarakan ‘aib orang lain sedangkan ia tidak ada di saat
pembicaraan. ‘Aib yang dibicarakan tersebut, ia tidak suka diketahui oleh orang
lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar