NIRWAN Dermawan Bakrie (NDB) meminta kepada para tokoh dan para
pendukung loyal KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) bersikap
bijaksana.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan sinyalemen Ketua Komite Pemilihan (KP) KPSI, Dhimam Abror Djuraid, bahwa sebagian tokoh KPSI berkeinginan untuk menge-nol-kan klub-klub Indonesian Premier League (IPL) bila pengurus PSSI anyar hasil KLB 18 Maret 2012 terbentuk. “Sebagian dari beliau-beliau ini masuk garis keras, ingin mengenolkan klub-klub IPL. Berarti klub-klub IPL harus diturunkan ke Divisi Tiga,” kata Abror kepada sportjatim.com pekan lalu.
Senin (05/03/2012) malam, NDB – sapaan akrab Nirwan Dermawan Bakrie – menjelaskan, bahwa KLB (Kongres Luar Biasa) PSSI yang digelar KPSI tetap konstitusional. Ini pesan NDB kepada sportjatim lewat insan kepercayaannya:
“Berpegang pada hasil Kongres PSSI Bali dan Solo. Kita dudukkan klub-klub ke rel yang benar. Sesuai hasil Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2010-2011. Klub yang dulu degradasi ya degradasi, yang promosi ya promosi.
Bukan dinolkan ke Divisi Tiga. Begini ya, kita ingin meluruskan saja, bukan malah memperparah nasib klub-klub. Apalagi menghambat karier para pemain, misalkan pemain yang ikut klub IPL tidak boleh masuk tim nasional. Dan sebaliknya seperti yang diberlakukan sekarang, pemain ISL tidak boleh masuk tim nasional.
Kita mengembalikan semua tatanan sesuai hasil Kongres PSSI di Bali. Jangan ada dendam, semuanya harus dikembalikan dengan bijaksana sesuai Kongres Bali. Semua komponen harus bersatu kembali, dan kita semua kan sebangsa dan setanah air.
Program-program PSSI di masa kepemimpinan siapa pun kalau memang bagus ya harus dilanjutkan, meskipun mungkin harus disesuai dengan perkembangan zaman.
Kita (maksudnya saya) kan sudah ngomong banyak dengan Ketua Umum PSSI yang difasilitasi Menegpora dan KONI (Djohar Arifin Husin, red). Jadi, ngapain (Bernhard) Limbong ingin ketemu saya? (Ketua Komdis PSSI ini ingin bertemu langsung dengan NDB, tapi belum terlaksana. Menpora Andi Mallarangeng menyatakan tak ingin memberikan dana bantuan untuk PSSI bila PSSI diskriminatif, melarang pemain ISL masuk tim nasional. Sedangkan KONI Pusat sekarang mempersilakan KPSI menggelar KLB PSSI dan siap membawa hasilnya ke FIFA ).
Saya cuma sangat kasihan kepada pemain-pemain bagus seperti Taufiq, Rendy Irwan, dan Diego Michiels. Mereka masih muda dan potensial. Mereka akan mengalami beban mental berkelanjutan. Bagaimana pun media massa dan pecinta sepak bola Indonesia akan terus mengembel-embeli dengan kekalahan 0 – 10 dari Bahrain itu.”
* * * *
Orang dekat Nirwan Dermawan Bakrie yang tak bersedia disebut jati dirinya tersebut menambahkan, bahwa figur pemimpin yang bisa mempersatukan kembali seluruh komponen sepak bola Indonesia, menurut NDB, adalah Dahlan Iskan, Menteri BUMN.
Dis – inisial Dahlan Iskan jika membuat tulisan di Harian Jawa Pos dulu – dalam pertemuan dengan NDB medio Januari 2012 lalu menyatakan bersedia jadi calon Ketum PSSI asalkan diizinkan oleh Presiden SBY. Namun, sayang, sampai deadline penyerahan kembali formulir calon Ketum PSSI kepada KPSI, green light Presiden RI belum juga menyala.
Saksi pertemuan Dis dan NDB di Restoran Duo Pulo, Senayan, di acara makan siang itu, antara lain wartawan Jawa Pos yang ngepos di PSSI, Ally Machrus.
Lebih jauh, NDB juga memperhatikan klub-klub kloningan seperti Arema, Persija, PSMS. Nasib klub-klub itu menjadi PR besar bagi kepemimpinan PSSI mendatang. Bagaimana status klub dan menangani para pemainnya. Itulah sebabnya, situasi yang berkembang tak terkendali saat ini harus segera dikembalikan pada situasi normal sesuai hasil Kongres Bali dan Solo. Bahwa kompetisi strata satu hanya ISL.
Kalau terbentuknya IPL menjadi jurisprudensi, maka bukan tidak mungkin kepengurusan PSSI berikutnya akan membentuk kompetisi strata satu yang baru, mungkin dinamakan Hyper League Indonesia. Begitu Hyper League dibentuk, IPLgiliran diilegalkan, begitu pula ISL.
Kemudian PSSI anyar mengangkat klub-klub yang menyokong kebijakan mereka masuk Hyper League. Yang lain? Dilegalkan! Seperti inikah kompetisi yang diinginkan klub-klub dan para pecinta sepak bola Indonesia? PASTI TIDAK!!! Contohlah Italia yang tak pernah berubah dengan Seria A-nya, Spanyol dengan Primera Liganya , Belanda dengan Ere Divisie-nya,
Kalau seperti sekarang, apa artinya perjuangan keras klub-klub dalam kompetisi ISL 2010-2011 yang menelan biaya belasan bahkan puluhan miliar itu? Tak hanya dana besar, tapi juga energi dan pengorbanan material dan nonmaterial yang sangat besar menjadi sia-sia. Kacau dan rusak.
Sangatlah wajar bila klub-klub ISL 2010-2011 (termasuk klub-klub yang promosi)menentang keras keberadaan IPL. Mana ada klub degradasi terbaik di seluruh penjuru dunia ini? Klub degradasi terbaik dinaikkan lagi ke strata satu (IPL)? Bagaimana mungkin klub strata 1 dipaksakan bermuatan lebih dari 18 klub? Ya jebol bandarnya!
Maka pilihannya, mau tidak mau, yang ikut IPL silakan saja ikut IPL dengan segala konsekuensinya dalam jangka panjang. Sedangkan yang ikut ISL memang itulah haknya untuk terus menggelar Kompetisi ISL edisi ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, ke-8 dan seterusnya.
Apakah klub-klub dan para pemain yang mengikuti IPL salah? Mungkin juga tidak, karena sepak bola nonamatir Indonesia dihantam problem larangan dana APBD untuk Persema, PSM, Persibo, Persebaya dan klub-klun nonamatir lainnya.
Para pemain jelas tidak bisa disalahkan, karena mereka butuh klub sebagai “perusahaan” tempat mata pencahariannya.
Dalam situasi yang goyah – terancam kolaps karena tanpa dana – klub-klub itu menerima dana konsorsium sebagai penyelamat kehidupan dan kelanjutan hidup klub.
Jadi, kalau KPSI nanti yang menjadi pemenang dan mendapat pengakuan penuh dari AFC dan FIFA, penanganan klub-klub IPL harus dijalankan dengan cara yang bijaksana. Jangan menuruti “panasnya arus dendam.” Silakan saja kubu IPL berjalan dengan dendam kesumat, tapi pihak yang menghendaki kembali normalnya kehidupan sepak bola Nusantara wajib bijaksana dan berjiwa besar. Hanya dengan jiwa besar dan pemimpin besar sepak bola Indonesia bisa berkembang pesat dan mencapai prestasi international yang fenomenal.
* * *
Sementara itu, Presiden SBY meminta PSSI melakukan introspeksi, pascakekalahan tim nasional 0-10 dari Bahrain pada 29 Februari 2012. Telah diberitakan sportjatim, dalam pernyataan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/3), Presiden SBY mengatakan PSSI bisa mengajukan keberatan kepada Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) apabila kekalahan tersebut dinilai janggal.
Namun yang terpenting, menurut dia, PSSI harus melakukan intropeksi mengapa kekalahan telak tersebut bisa terjadi. "Timnya katanya tidak siap, ada perilaku wasit yang tidak baik, silahkan gunakan jalur FIFA kalau kita merasa keberatan, silahkan. Tapi lakukan intropeksi mengapa kekalahan bisa telak di Bahrain," tuturnya.*
Hal ini disampaikan berkaitan dengan sinyalemen Ketua Komite Pemilihan (KP) KPSI, Dhimam Abror Djuraid, bahwa sebagian tokoh KPSI berkeinginan untuk menge-nol-kan klub-klub Indonesian Premier League (IPL) bila pengurus PSSI anyar hasil KLB 18 Maret 2012 terbentuk. “Sebagian dari beliau-beliau ini masuk garis keras, ingin mengenolkan klub-klub IPL. Berarti klub-klub IPL harus diturunkan ke Divisi Tiga,” kata Abror kepada sportjatim.com pekan lalu.
Senin (05/03/2012) malam, NDB – sapaan akrab Nirwan Dermawan Bakrie – menjelaskan, bahwa KLB (Kongres Luar Biasa) PSSI yang digelar KPSI tetap konstitusional. Ini pesan NDB kepada sportjatim lewat insan kepercayaannya:
“Berpegang pada hasil Kongres PSSI Bali dan Solo. Kita dudukkan klub-klub ke rel yang benar. Sesuai hasil Kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2010-2011. Klub yang dulu degradasi ya degradasi, yang promosi ya promosi.
Bukan dinolkan ke Divisi Tiga. Begini ya, kita ingin meluruskan saja, bukan malah memperparah nasib klub-klub. Apalagi menghambat karier para pemain, misalkan pemain yang ikut klub IPL tidak boleh masuk tim nasional. Dan sebaliknya seperti yang diberlakukan sekarang, pemain ISL tidak boleh masuk tim nasional.
Kita mengembalikan semua tatanan sesuai hasil Kongres PSSI di Bali. Jangan ada dendam, semuanya harus dikembalikan dengan bijaksana sesuai Kongres Bali. Semua komponen harus bersatu kembali, dan kita semua kan sebangsa dan setanah air.
Program-program PSSI di masa kepemimpinan siapa pun kalau memang bagus ya harus dilanjutkan, meskipun mungkin harus disesuai dengan perkembangan zaman.
Kita (maksudnya saya) kan sudah ngomong banyak dengan Ketua Umum PSSI yang difasilitasi Menegpora dan KONI (Djohar Arifin Husin, red). Jadi, ngapain (Bernhard) Limbong ingin ketemu saya? (Ketua Komdis PSSI ini ingin bertemu langsung dengan NDB, tapi belum terlaksana. Menpora Andi Mallarangeng menyatakan tak ingin memberikan dana bantuan untuk PSSI bila PSSI diskriminatif, melarang pemain ISL masuk tim nasional. Sedangkan KONI Pusat sekarang mempersilakan KPSI menggelar KLB PSSI dan siap membawa hasilnya ke FIFA ).
Saya cuma sangat kasihan kepada pemain-pemain bagus seperti Taufiq, Rendy Irwan, dan Diego Michiels. Mereka masih muda dan potensial. Mereka akan mengalami beban mental berkelanjutan. Bagaimana pun media massa dan pecinta sepak bola Indonesia akan terus mengembel-embeli dengan kekalahan 0 – 10 dari Bahrain itu.”
* * * *
Orang dekat Nirwan Dermawan Bakrie yang tak bersedia disebut jati dirinya tersebut menambahkan, bahwa figur pemimpin yang bisa mempersatukan kembali seluruh komponen sepak bola Indonesia, menurut NDB, adalah Dahlan Iskan, Menteri BUMN.
Dis – inisial Dahlan Iskan jika membuat tulisan di Harian Jawa Pos dulu – dalam pertemuan dengan NDB medio Januari 2012 lalu menyatakan bersedia jadi calon Ketum PSSI asalkan diizinkan oleh Presiden SBY. Namun, sayang, sampai deadline penyerahan kembali formulir calon Ketum PSSI kepada KPSI, green light Presiden RI belum juga menyala.
Saksi pertemuan Dis dan NDB di Restoran Duo Pulo, Senayan, di acara makan siang itu, antara lain wartawan Jawa Pos yang ngepos di PSSI, Ally Machrus.
Lebih jauh, NDB juga memperhatikan klub-klub kloningan seperti Arema, Persija, PSMS. Nasib klub-klub itu menjadi PR besar bagi kepemimpinan PSSI mendatang. Bagaimana status klub dan menangani para pemainnya. Itulah sebabnya, situasi yang berkembang tak terkendali saat ini harus segera dikembalikan pada situasi normal sesuai hasil Kongres Bali dan Solo. Bahwa kompetisi strata satu hanya ISL.
Kalau terbentuknya IPL menjadi jurisprudensi, maka bukan tidak mungkin kepengurusan PSSI berikutnya akan membentuk kompetisi strata satu yang baru, mungkin dinamakan Hyper League Indonesia. Begitu Hyper League dibentuk, IPLgiliran diilegalkan, begitu pula ISL.
Kemudian PSSI anyar mengangkat klub-klub yang menyokong kebijakan mereka masuk Hyper League. Yang lain? Dilegalkan! Seperti inikah kompetisi yang diinginkan klub-klub dan para pecinta sepak bola Indonesia? PASTI TIDAK!!! Contohlah Italia yang tak pernah berubah dengan Seria A-nya, Spanyol dengan Primera Liganya , Belanda dengan Ere Divisie-nya,
Kalau seperti sekarang, apa artinya perjuangan keras klub-klub dalam kompetisi ISL 2010-2011 yang menelan biaya belasan bahkan puluhan miliar itu? Tak hanya dana besar, tapi juga energi dan pengorbanan material dan nonmaterial yang sangat besar menjadi sia-sia. Kacau dan rusak.
Sangatlah wajar bila klub-klub ISL 2010-2011 (termasuk klub-klub yang promosi)menentang keras keberadaan IPL. Mana ada klub degradasi terbaik di seluruh penjuru dunia ini? Klub degradasi terbaik dinaikkan lagi ke strata satu (IPL)? Bagaimana mungkin klub strata 1 dipaksakan bermuatan lebih dari 18 klub? Ya jebol bandarnya!
Maka pilihannya, mau tidak mau, yang ikut IPL silakan saja ikut IPL dengan segala konsekuensinya dalam jangka panjang. Sedangkan yang ikut ISL memang itulah haknya untuk terus menggelar Kompetisi ISL edisi ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, ke-8 dan seterusnya.
Apakah klub-klub dan para pemain yang mengikuti IPL salah? Mungkin juga tidak, karena sepak bola nonamatir Indonesia dihantam problem larangan dana APBD untuk Persema, PSM, Persibo, Persebaya dan klub-klun nonamatir lainnya.
Para pemain jelas tidak bisa disalahkan, karena mereka butuh klub sebagai “perusahaan” tempat mata pencahariannya.
Dalam situasi yang goyah – terancam kolaps karena tanpa dana – klub-klub itu menerima dana konsorsium sebagai penyelamat kehidupan dan kelanjutan hidup klub.
Jadi, kalau KPSI nanti yang menjadi pemenang dan mendapat pengakuan penuh dari AFC dan FIFA, penanganan klub-klub IPL harus dijalankan dengan cara yang bijaksana. Jangan menuruti “panasnya arus dendam.” Silakan saja kubu IPL berjalan dengan dendam kesumat, tapi pihak yang menghendaki kembali normalnya kehidupan sepak bola Nusantara wajib bijaksana dan berjiwa besar. Hanya dengan jiwa besar dan pemimpin besar sepak bola Indonesia bisa berkembang pesat dan mencapai prestasi international yang fenomenal.
* * *
Sementara itu, Presiden SBY meminta PSSI melakukan introspeksi, pascakekalahan tim nasional 0-10 dari Bahrain pada 29 Februari 2012. Telah diberitakan sportjatim, dalam pernyataan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/3), Presiden SBY mengatakan PSSI bisa mengajukan keberatan kepada Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) apabila kekalahan tersebut dinilai janggal.
Namun yang terpenting, menurut dia, PSSI harus melakukan intropeksi mengapa kekalahan telak tersebut bisa terjadi. "Timnya katanya tidak siap, ada perilaku wasit yang tidak baik, silahkan gunakan jalur FIFA kalau kita merasa keberatan, silahkan. Tapi lakukan intropeksi mengapa kekalahan bisa telak di Bahrain," tuturnya.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar