Allah Ta’ala berfirman:
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
Ayat di atas menjelaskan bahwa kecintaan kepada wanita adalah hal yang fitrah dan bersifat alami. Karenanya bukan hal yang terlarang seorang lelaki mencintai dan menyukai wanita selama kecintaannya adalah kecintaan yang syar’i, diwujudkan dalam wujud yang syar’i, dan kecintaan tersebut tidak mengganggu ibadahnya kepada Allah Ta’ala.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء
“Laki-laki adalah pengayom bagi para wanita.” (QS. An-Nisa`: 34)
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فَتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang lebih membahayakan para lelaki kecuali para wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
إِنَّ
الدُّنْيا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْها
فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ. فَاتَّقُوا الدنيا وَاتَّقوا النِّساءَ,
فَإنَّ أَوَّلَ فِتْنَة بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّساءِ
“Sesungguhnya
dunia itu manis lagi hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian
penguasa di atasnya lalu Dia memperhatikan apa yang kalian perbuat.
Karenanya takutlah kalian kepada (fitnah) dunia dan takutlah kalian dari
(fitnah) wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama (yang
menghancurkan) Bani Israil adalah dalam masalah wanita.” (HR. Muslim no. 2742)
Allah Ta’ala berfirman:
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kecintaan kepada wanita adalah hal yang fitrah dan bersifat alami. Karenanya bukan hal yang terlarang seorang lelaki mencintai dan menyukai wanita selama kecintaannya adalah kecintaan yang syar’i, diwujudkan dalam wujud yang syar’i, dan kecintaan tersebut tidak mengganggu ibadahnya kepada Allah Ta’ala.
Hanya
saja, tatkala realita kecintaan kepada wanita -sejak dahulu sampai
sekarang- menjadi salah satu sebab terbesar yang membahayakan agama
setiap lelaki, maka Allah dan Rasul-Nya memperingatkan akan fitnah yang
satu ini. Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa fitnah
wanita ini tidak hanya menimpa dan membahayakan umat ini, tapi sungguh
dia telah menghancurkan umat-umat terdahulu yang lebih kuat dibandingkan
mereka yaitu Bani Israil. Dan juga beliau shallallahu alaihi wasallam
mengabarkan bahwa dari semua fitnah yang membahayakan kaum lelaki
seperti harta, kekuasaan, dan wanita, yang paling menghancurkan dirinya
adalah wanita. Banyak orang yang bisa menjaga dirinya dari fitnah harta,
banyak juga orang yang tidak mau dengan kekuasaan, tapi sangat sedikit
sekali orang yang bisa menolak wanita, karenanya dia merupakan fitnah
yang terbesar.
Karenanya
wajib atas setiap lelaki yang mempunyai wanita dalam tanggungannya,
baik istrinya atau anaknya atau saudarinya atau selainnya untuk menjaga
dan mengawasi tanggungannya tersebut. Jangan sampai mereka merusak
dirinya dan juga merusak orang lain. Karena mereka bisa menyebarkan
fitnah kemana-mana dan merusak masyarakat jika tidak dijaga dengan baik.
Berduaan dengannya adalah fitnah, bercambur baur dengan mereka adalah
fitnah, keluarnya dia dari rumahnya tanpa keperluan adalah fitnah,
menuruti semua yang mereka minta adalah fitnah, keluar dengan berdandan
adalah fitnah, dan selainnya. Karenanya hendaknya setiap lelaki bertakwa
kepada Allah atas amanah yang dibebankan kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar