Nasionalisme vs Profesionalisme (Sepakbola)Beberapa waktu lalu, putusan sela CAS memutuskan bahwa Persipura bisa melangsungkan pertandingan play off LCA melawan klub Australia, Adelaide united. Keluarnya putusan sela tersebut biarpun menimbulkan tanda tanya bagi sebagian pihak, karena sebelumnya tidak ada jadwal persidangan maupun hearing atas kasus ini setidaknya sampai bulan maret, toh tidak menghalangi keabsahan putusan tersebut. Bahkan walaupun itu bukan keputusan final, dan ada protes dari pihak Adelaide united, tapi AFC memastikan bahwa pertandingan itu tetap digelar. Dan jika Persipura memenangkan pertandingan tersebut, namun ternyata keputusan final akhirnya memutuskan berbeda, maka pertandingan tersebut dianggap tidak ada, dan Adelaide united tetap melaju ke babak utama.Ada beberapa hal menarik dan ramai diperbincangkan dari kejadian tersebut. Bagi sebagian pendukung isl, hal itu berarti “KEMENANGAN” pihak mereka, sekaligus mematahkan beberapa pernyataan selama ini bahwa persipura tidak bisa berlaga di LCA karena berkompetisi diluar kompetisi resmi. Bahkan ada yang dengan pede menyatakan bahwa itu berarti bentuk pengakuan AFC atas legalitas isl. Disini saya tidak tertarik membahas hal tersebut, biarlah waktu yang memberi jawaban pasti,setidaknya sampai tanggal 22 maret, karena ada hal lain yang lebih menarik perhatian saya, yaitu ketika ada yang mengaitkan dukungan terhadap Persipura dengan nasionalisme.Sebagai warga negara Indonesia, tentu sangat diharapkan kita semua mau memberi dukungan untuk Persipura, karena biar bagaimana mereka mewakili (klub) Indonesia dan membawa nama baik Indonesia di ajang asia. Tapi yang mesti di garis bawahi, dukungan itu bukan keharusan, apalagi jika kemudian ada yang menyatakan bahwa jika ada yang enggan mendukung persupura adalah tindakan tidak nasionalis. Sungguh, saya tertawa dalam hati membaca dan mendengar pernyataan tersebut. Mungkin perlu dijelaskan bahwa Persipura tampil mewakili klub profesional Indonesia, dengan kata lain produk juara kompetisi profesional tahun lalau. Dan dalam pandangan saya secara pribadi, mengaitkan antar nasionalisme dan profesionalisme jelas BERLEBIHAN.Kenapa saya katakan berlebihan, bisa dilihat untuk event serupa di negara negara lain. Saya yakin, banyak pendukung Chelsea yang enggan memberi dukungan terhadap Manchester united ketika berlaga di Liga champoins melawan barcelona misalnya. Apakah sikap pendukung chelsea bisa dikategorikan tidak nasionalis…?? Lebih ke dalam misalnya seorang Francesc fabregas (Spanyol) sewaktu masih bermain di Arsenal apakah akan bermain setengah hati ketika Arsenal bertanding melawan klub asal negaranya,Barcelona, dengan alasan nasionalisme..???Justru dalam pandangan saya,merupakan sikap sangat tidak nasionalis jika ada yang mengaku pecinta sepakbola Indonesia,tapi enggan mendukung timnas Indonesia (segala level dan ajang) hanya karena pemain yang tampil bukan pemain idola mereka. Seperti yang sekarang menjadi fenomena, banyak yang menyatakan enggan mendukung timnas karena diisi pemain pemain yang berlaga di IPL, dengan alasan pemain pemain terbaik justru berlaga di isl. Padahal pemain timnas tidak mewakili IPL ataupun pengurus PSSI. Timnas tampil membawa nama NEGARA Indonesia, membawa lambang GARUDA di kostum mereka,,,,sementara Persipura (cuma) mewakili KLUB Indonesia.Yups,, mendukung dan tidak mendukung memang hanya HAK, bukan KEWAJIBAN. Jadi sama sekali tidak ada keharusan untuk itu.. Hanya jika masih ada yang berteriak yang tidak mendukung persipura sebagai tidak nasionalis sudahkah anda mendukung timnas sipapun pelatih dan pemainnya..??? atau nasioanalis berlaku untuk klub..????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar