Rabu, 09 Juni 2010

Sebuah kata yang Hilang..

Ketika ku berjalan menyusuri jalan kehidupan untuk mencari “Sebuah kata yang hilang”, aku berjumpa dengan PELANGI. Keindahannya mampu membuatku terpana. Dia begitu memikat dan mempesona. Walau baru sebentar ku mengenalnya namun seakan-akan sudah berabad-abad bagiku. Akhirnya tanpa sadar aku mulai menyukainya. Dia membuatku terbang melayang, memberiku berjuta warna kehidupan, menjadikanku bagaikan seorang ratu, dia mengajariku tentang semua rasa yang ada dalam warna tubuhnya. Hingga ku tahu tentang arti sebuah warna kehidupan. Tapi kemudian PELANGI menghilang saat kuyaqini dialah yang kucari . Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Ku coba pejamkan mata saat ku mulai lelah setelah seharian berjalan. Ku baringkan tubuhku diatas tanah yang masih basah oleh hujan tadi siang. Tiba-tiba ada yang menghampiriku. Dia tersenyum padaku dan menghiburku seakan tahu tentang kesedihan yang sedang kurasakan. Dialah BINTANG. Dia berkata padaku “Hidup tak selamanya indah, kadang kaupun harus menangis seperti halnya langit kala dia sudah tak sanggup menahan beban dihatinya diapun menumpahkan air matanya” . “Tahukah kau, air mata yang keluar takkan sia2, karna dari situlah kebahagiaan akan muncul ibarat bumi yang menumbuhkan berbagai macam tumbuhan setelah hujan turun” Imbuh BINTANG. Akupun kembali tersenyum setelah mendengar kata-kata BINTANG. Dan rasa kekagumanku pada BINTANG mulai menyelinap masuk kedalam relung hatiku. Dia yang memberi terang dalam gelapku. Mungkin BINTANGlah yang kucari pikirku. Tapi BINTANGpun menghilang saat ku sudah merasa nyaman berada disampingnya. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Esok telah tiba dan aku kembali menyusuri jalan kehidupan yang penuh liku serta kerikil tajam dengan membawa sejuta tanya. Aku tertunduk lesu seakan tak ada gairah mencari kata itu. Ketika ku mulai menyerah, MENTARI datang menyapaku. Dia memberiku kehangatan. Diapun mampu cairkan hatiku yang membeku. Senyumkupun melebar dan hariku kembali terang. Kabut itu tlah lenyap dan tergantikan oleh berjuta keceriaan yang disuguhkan MENTARI kepadaku. Kepercayaan dirikupun mulai tumbuh seiring hadirnya MENTARI yang tak henti-hentinya memberiku semangat. Hingga aku berpikir aku pasti akan baik-baik saja bila MENTARI ada di dekatku selamanya. Tapi ternyata, MENTARI menghilang juga saat aku telah berharap begitu besar bahwa dialah yang aku cari. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Kali ini aku berjalan dengan luka yang kembali menganga. Sungguh teramat perih kenyataan ini. Namun semangatku tak serapuh dulu. Aku sudah berjanji akan menemukan kata itu. Aku sudah bulatkan tekat “AKU PASTI BISA”. Seiring berjalannya waktu akupun bertemu dengan POHON. Dia pribadi yang menyenangkan dan bisa memberi keteduhan bagi yang berada disisinya, tidak terkecuali aku. Akupun terpikat oleh sosoknya yang sederhana. Namun itu tidak berlangsung lama. Ternyata dia tidak bisa menjaga dan melindungiku dari hal buruk yang menimpaku. Sehingga ku menarik kesimpulan bukan POHON yang kucari. Maka kuputuskan untuk meninggalkannya dan kembali melanjutkan perjalanan.

Sejak kejadian itu. Aku belajar tentang keamanan. Bukan hanya keteduhan yg kubutuhkan tapi keamananpun iya. Dan aku pikir GUNUNG bisa memberiku rasa aman itu. Benar saja apa yang ada di pikiranku. GUNUNG selalu menjaga dan melindungiku dari segala hal buruk yang terjadi padaku, sehingga ku merasa beruntung bisa berada disisinya. Keamanan yang diberikan gunung membuatku sedikit lega. Dan otakkupun berpikir mungkin inilah kata yang aku cari. “Oh tidaaaaaaaak…” ternyata dia bukan yang ku cari. Saat dia marah orang-orang disekitarnya menjadi korban kemarahannya tak perduli siapapun itu. Akupun kabur meninggalkan dia karena tak mau jadi korban kemarahannya. Inilah akhir dari keputus asaanku. Aku tidak tahu lagi harus kemana mencari kata itu. Aku sudah benar-benar menyerah. Terlalu sulit kutemukan jawaban itu..hufft.

“Aha…” aku jentikkan jariku dengan suka cita dan tersenyum penuh kemenangan ketika angin berhembus membisikkan kata padaku. Mengapa tak terpikirkan olehku kata itu. Aku pun berlari dengan penuh semangat, seakan semua kepedihan, kekecewaan dan sakit hati tak pernah singgah dihatiku. Setelah aku sampai di tempat yang aku tuju. Senyumku semakin melebar. Ternyata semua berawal dari hati, bukan dari pandangan yang kadang salah menilai. Selama ini aku hanya tertipu oleh kemasan yang ada. Dia (hati kecil) yang menuntunku ke tempat ini. Akupun bergegas mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat di MASJID yang penuh kenangan dan selalu kurindukan “Masjid Luhur Nur Hasan”. “Ya Alloh tunjukkan pada hambamu yang bodoh ini, yang tidak tahu, yang selalu melupakanmu, yang berdosa karena belum bisa menerima semua takdir yang Engkau tulis ribuan tahun sebelum kami diciptakan, sesuatu yang bisa memberiku KEDAMAIAN jiwa dan raga…” demikian pintaku pada Sang pemilik semesta, Sang Khaliq yang Maha mengetaui diakhir sholatku. Dan Diapun menjawab doaku dalam Firman-NYA…

وَمِنْ ا يَتِه اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْااِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً
...

”Dan diantara tanda-tanda kekuasaanku(NYA) ialah telah diciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat KEDAMAIAN hati dan saling menyayangi diantara kalian…”.

Ternyata sebuah kata yang hilang itu adalah “KEDAMAIAN”. “Damai itu indah” kata seseorang yang mempunyai “Positive thinking dan Kesabaran yang luar biasa”. Di dalam KEDAMAIAN jiwa dan raga tersimpan KEINDAHAN yang di berikan oleh pelangi, KENYAMANAN yang disuguhkan oleh bintang, KEHANGATAN yang dihaturkan oleh mentari, KETEDUHAN yang ditawarkan oleh pohon, serta KEKUATAN yang tersirat pada GUNUNG. Seandainya semua manusia memahami arti KEDAMAIAN. Takkan pernah ada kepedihan, iri hati, sakit hati, kekecewaan akibat dari peperangan atau pertengkaran. Yang akan muncul di muka bumi adalah KEBAHAGIAAN dari wujud rasa DAMAI. Bukankah saling menyayangi lebih baik dan lebih indah daripada saling menyakiti. Apa tujuan dapat pengakuaan sebagai yang terkuat bila itu hanya di dunia. Apa itu bisa dibanggakan di akhirat kelak…??? “Tentu tidak…hanya orang-orang yang bisa menahan amarah yang dikatakan orang paling kuat” seperti sabda nabi dibawah ini :

لَيسَ الشّدِيْدُبِالصُّرَعَةِ اِنّمَاالشّدِيْدُالّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَاالْغَضَبِ...

Mari bersihkan hati sucikan jiwa dan membangun KEBAHAGIAAN agar tercipta KEDAMAIAN yang haqiqi..

••*˚*•☆★CIPTAKAN KEDAMAIAN DI MUKA BUMI INI••*˚*•☆★

Cerita ini ku persembahkan bagi orang-orang yang mengharapkan, menyukai dan berjuang untuk terciptanya KEDAMAIAN..

SALAM DAMAI SELALU DARI HATI YANG IKHLAS*♥`•.¸¸.•´´• ´¨`•.••.¸¸. ´´¯`•♥

*♥`•.¸¸.•´´• ´¨`*:•.••.¸¸. ´´¯`•♥*♥`•.¸¸.•´´• ´¨`*:•.••.¸¸. ´´¯`•♥Dwi Ari Zhuardw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar