Rabu, 14 Desember 2011

Garuda-di-Dadaku-2

" Garuda di dadaku..Garuda kebanggaanku..'Ku yakin hari ini pasti menang!" .
Lagu pembangkit semangat kebangsaan tersebut akan kembali lagi tahun ini.
Ya! Lagu tersebut populer saat Netral membawakannya dalam film Garuda di Dadaku ( 2009).
Saat itu film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah  ( Sang Penari, Ambilkan Bulan) mampu membawa sebuah "penyegaran" dalam industri perfilman Indonesia.
Film ini pun mampu memberikan performa bintang baru, Emir Mahira, yang bahkan untuk perannya sebagai Bayu di Garuda di Dadaku , ia beroleh penghargaan sebagai aktor terbaik dalam festival film anak dan remaja , The Isfahan International Film Festival of Children and Young Adults, di Iran.
Dan kali ini Garuda di Dadaku 2 , yang merupakan sekuel dari Garuda di Dadaku akan segera bisa disaksikan di bioskop mulai 15 Desember 2011 nanti.
Hari ini dilangsungkan penayangan terbatas untuk awak media yang berlangsung di XXI, FX Plaza di bilangan Senayan.
Garuda di Dadaku 2 sendiri mengalami peningkatan, baik dari segi cerita maupun aspek produksi lainnya.

Menceritakan tentang karakter Bayu ( Emir Mahira) yang kini sudah beranjak remaja dan mengalami pergolakan di hidup dan karir sepakbolanya.
Bayu beserta tim nasional yang dipimpinnya diceritakan mengalami masa sulit, menjelang kompetisi sepakbola junior di tingkat regional Asia Tenggara.
Masa sulit itu bertambah pelik, saat pelatih yang telah mengiringi tim nasional sejak lama ( diperankan Dorman Borisman), harus meninggalkan kursi pelatih karena konflik dengan pengurus organisasi sepakbola.
Datangnya pelatih baru, Pak Wisnu ( Rio Dewanto) , tidak membuat persoalan menjadi lebih gampang bagi Bayu. Masuknya pemain baru bernama Yusuf ( Muhammad Ali), membuat hubungan Bayu dan sahabat akrabnya, Heri ( Aldo Tansani), menjadi juga renggang.
Bayu juga mendapat konflik batin tatkala menyaksikan ibunya, Wahyuni ( Maudy Koesnaedi) dekat dengan seorang pria bernama Rudi ( Rendy Khrisna).
Namun di tengah berbagai macam pertentangan batin, Bayu berkenalan dengan seorang anak perempuan yang menjadi inspirasinya, Anya ( Monica Sayangbati), yang membuat Bayu mendapat alasan untuk bertahan dari kemelut sekolah, sepakbola yang menjadi hidupnya, hingga persiapan menuju pertandingan piala ASEAN.
Seusai penayangan Shanty Harmayn sebagai produser dari SBO Films, mengatakan bahwa niatan untuk membuat Garuda Di Dadaku 2 ( GDD 2) dipicu oleh Piala AFF 2010.

" Itulah awal trigger dari GDD 2. Bikin sekuel tidak mudah. Awalnya tidak convince untuk bikin sekuel. Segala sesuatunya harus diperhitungkan, " ujar Shanty Harmayn.
Untuk membuat sekuel, pastilah akan dibandingkan dengan film pertamanya. Dan sekuel, secara produksi, haruslah melampaui film pertamanya.
" Itulah sehingga segala sesuatu harus diperhitungkan. Misalnya masalah pertandingan. Saya ingin pertandingan di sekuelnya lebih banyak. Itulah kenapa saya banyak melibatkan pemain bola di sini. Dan pertandingannya juga diperhatikan. Semuanya dikoreografikan. Tapi, juga ada yang bertanding secara lepas tanpa koreografi. Karena, juga ada pemain yang secara akting bagus, tapi dia tidak bisa main bola, " jelas sutradara Rudi Soedjarwo.
Eskalasi yang meningkat, juga terasa di GDD 2. Salman Aristo sebagai penulis naskah dan produser di film ini mengatakan bahwa GDD adalah bertumbuh.
" Sekuel ini tumbuh. Semoga nantinya fim ini juga "tumbuh" jadi dua. Maksudnya, secara pendapatan akan dua kali dari yang pertama, " ujarnya berseloroh.
Garuda Di Dadaku 2 merupakan produksi SBO Films dengan KG Entertainment. Sebelumnya kedua pihak juga berkolaborasi di Sang Penari yang menuai pujian positif dari berbagai pihak.
Diharapkan Garuda Di Dadaku mampu merubah iklim penonton yang akhir-akhir ini tidak berpihak kepada film Indonesia. Sederhana, karena ini film yang bagus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar