Sejak kecil ia sudah menyukai menyepak si kulit bundar. Inilah awal bakat
anak muda ini mulai diketahui oleh orangtuanya. Anak muda yang diberi nama Syaffarizal Mursalin ini dilahirkan tanggal 8 Agustus 1992, tetapi lebih
suka disapa dengan nama pendek Farri Agri.
anak muda ini mulai diketahui oleh orangtuanya. Anak muda yang diberi nama Syaffarizal Mursalin ini dilahirkan tanggal 8 Agustus 1992, tetapi lebih
suka disapa dengan nama pendek Farri Agri.
Dengan postur tubuh tinggi 175 Cm dan berat badan 74 Kg, menempati posisi striker di Klub Al-Khor dan telah menjaringkan goal sebanyak 15 goal. Padahal waktu itu dia masih bermain untuk tim junior (U-14) kompetisi Qatar.
Bakatnya yang mulai tampak pada usia kanak kanak, telah diasah oleh pelatih asal Inggris Mr Green. Padahal waktu itu usianya baru menginjak 7 tahun. Selama kurang lebih 3 tahun, bakat Farri diasah oleh pelatih Inggris itu untuk kemudian pada usia 12-13 tahun, mulai berganti pelatih yang mengasah bakatnya itu, yaitu Kapten Talla (Mesir) dan pelatih Hungaria Elimer saat usianya menginjak angka 14 tahun.
Farri mulai bertanding di Liga pada tahun 2005 (usia 13 tahun). Saat itu dia langsung membawa Al Khor ke peringkat keempat dari 20 tim yang mengikuti kompetisi. (Untuk diketahui, sebelumnya Al Khor tidak pernah bisa lolos ke babak 8 besar Liga U-12). Untuk diterima sebagai pemain Al Khor, Farri harus mengikuti beberapa pertandingan persahabatan selama satu tahun. Dan selama mengikuti pertandingan itu, Farri diawasi langsung oleh tim pemandu bakat Qatar Football Association.
Pengangum Klub Arsenal dan Barcelona ini, seri hang out bersama teman temannya untuk sekedar menonton film atau menikmati musik, karena dia pun bisa memainkan beberapa musik instrumen. Parfum kesukaannya adalah Hugo Boss dan Lacoste.
Dan mengidolakan pemain jenius Thierry Henry dan Lionel Messi. Karena dinilai sangat berbakat, Farri termasuk seorang pemain asing Qatar yang masuk kandidat pemusatan latihan Aspire. Ini merupakan program jangka panjang Qatar untuk membina pemain berbakat yang punya prospek bisa dinaturalisasi menjadi pemain nasional Qatar. Pemain yang juga senang bermain musik ini mengaku senang bermain bola di Qatar karena diperlakukan secara baik-baik oleh pemain lokal.
"Saya ingin menjadi pemain profesional dan bermain di klub-klub besar Eropa," cetus Farri yang berkeinginan suatu hari bisa berlaga di Liga Eropa. Apakah anak muda tampan dan mempunyai bakat yang sangat baik ini harus terlewati begitu saja oleh para pengurus nasional sepakbola negeri ini?
Farri merupakan aset pemain masa depan milik negeri ini yang saat ini masih mengasah kepiawaiannya dalam menggiring si kulit bundar di Al-Khor Qatar.
Tetapi PSSI khususnya BTN, harus benar benar memantau anak muda berbakat ini dengan serius dan wajib hukumnya untuk dilibatkan sebagai pemain yang harus dipanggil untuk mengikuti TC (penyaringan) sebagai salah seorang skuad Timnas.
Mudah mudahan tulisan ini bisa mengisi dan menambah perbendaharaan para pemain muda Indonesia berbakat yang sedang terus mengasah kepiawaiannya di negeri orang, tetapi jangan sampai kita kecolongan dan gigit jari jika para pemain muda penuh harapan dinaturalisasikan negara lain. Itu akan menjadikan kerugian bagi negeri ini, karena aset berharga itu harus lepas dari tangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar