Drama konflik antara PSSI dan LPI belum juga berakhir. Jangankan menemui titik temu, justru intensitas pertarungan semakin keras.
Dua kubu yang berseberangan ini saling adu manuver, saling menjatuhkan, saling intip, sama-sama suka menggunting dalam lipatan, saling cari dukungan, saling adu argumen. Sama-sama merasa benar sendiri.
Ada banyak tercipta fakta fenomenal dari pertarungan PSSI dengan LPI. Fakta yang bisa dinilai mengejutkan, unik, mengenaskan. Redaksi beritajatim mencatat 10 fakta tersebut.
1. Klaim Profesional
LPI menganggap kompetisinya profesional karena berbasis bisnis dan berorientasi prestasi. Sebaliknya, PSSI menganggap kompetisi LPI sekelas tarkam. Terakhir, kompetisi ini dinilai sebatas hiburan.
2. Dua Pengusaha
PSSI kerap mendapat modal besar dari pemilik Grup Bakrie, yakni Aburizal Bakrie. LPI dimodali oleh pemilik Grup Medco, yakni Arifin Panigoro. Uniknya, dua pengusaha ini pernah terlibat perseteruan saat kasus penanganan lumpur Lapindo.
3. Izin Pertandingan
PSSI meminta Mabes Polri untuk melarang bergulirnya pertandingan LPI. Humas Polri menyetujui. LPI lantas mendapat izin dari Menpora Andi Mallarangeng melalui BOPI. Meski PSSI protes, Polri akhirnya tetap mengeluarkan izin.
4. Sanksi FIFA
PSSI mengirim surat ke Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Dalam tempo sehari, surat langsung dibalas. Intinya, PSSI diberi wewenang menindak tegas LPI. Jika problem LPI tak terselesaikan hingga 1 Maret, FIFA mengancam akan memberi sanksi pada PSSI. Uniknya, keaslian surat FIFA sempat dipertanyakan banyak kalangan. Polemik berakhir setelah FIFA menyatakan bahwa surat tersebut otentik.
5. Klub Mundur
Tiga klub ISL mengundurkan diri, yaitu Persibo, Persema, dan PSM. Akibatnya, jadwal dan klasemen ISL berantakan. PT Liga sebagai penyelenggara kompetisi juga mendapat penalti dari sponsor utama, yakni PT Djarum. Jumlahnya sekitar Rp 7 miliar.
6. Seleksi Timnas
PSSI mencoret semua pemain yang berlaga di LPI dari seleksi timnas Indonesia. Akhirnya, tidak ada pemain LPI yang dipanggil untuk pelatnas persiapan Pra Olimpiade. Termasuk dua pemain keturunan, yaitu Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan. Ada satu yang terselip, M Rhidwan. Namun, PSSI tampaknya kecolongan. Dia dikira bukan pemain LPI.
7. Perang Statemen
Sampai saat ini, pihak PSSI dan LPI sebatas perang statemen dan argumen melalui media massa. Belum pernah sekalipun bertemu, duduk satu meja, dalam forum bersama. LPI belum pernah datang ke kantor PSSI. Sebaliknya, PSSI keberatan bertemu LPI ketika dimediatori BOPI. Bahkan pada dialog-dialog di televisi pun, keduanya ditampilkan terpisah.
8. Hadang Younghusband
LPI sangat termotivasi merekrut Younghusband bersaudara. Dua pemain timnas Filipina yang pernah masuk skuad junior Chelsea ini diharapkan mampu mengangkat pamor kompetisi LPI. Agen kedua pemain telah memberi lampu hijau. Tetapi, komunikasi menjadi macet karena PSSI menghadang dengan jalan meminta PSSI-nya Filipina agar menolak proses transfer.
9. Dugaan Korupsi
Keuangan PSSI mendapat sorotan dari KPK dan ICW. PSSI diduga melakukan penyelewengan uang dari negara (korupsi). PSSI diminta melaporkan keuangan dalam 5 tahun terakhir. Sayangnya, permintaan ditolak dengan alasan menunggu rekomendasi dari kongres tahunan. Sementara itu, KPK dan ICW mengancam akan membawa kasus ini ke pengadilan.
10. Rezim Nurdin
Desakan agar Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes turun semakin gencar. Nurdin telah menjabat sejak tahun 2003 dan Besoes sejak 1983. Dalam rentang waktu tersebut, PSSI dinilai gagal mempersembahkan prestasi. Banyak yang beranggapan, jika rezim Nurdin turun, perseteruan PSSI dan LPI akan berakhir.
Kesepuluh fakta ini hanyalah sekelumit dari fakta-fakta lain yang mungkin lebih besar ataupun lebih istimewa. Pembaca bisa menambahkannya. Sebab, pertarungan PSSI dan LPI tidak hanya terjadi di pusat (Jakarta) namun telah melebar hingga ke daerah-daerah bahkan ke pelosok desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar