Niat baik Polresta Kediri ingin mendamaikan suporter sepakbola, terutama Aremania dengan Persikmania dan Bonek, sepertinya bertepuk sebelah tangan.
Pasalnya, meski niat tersebut cukup baik, namun bagi Aremania gagasan itu hanya akan sia-sia saja. Maka dari itu, pihak Aremania memastikan tidak akan hadir dalam acara yang rencananya digelar pekan ini di Mapolresta Kediri.
Seperti diberitakan beritajatim.com sebelumnya, Polresta Kediri berencana mempertemuan suporter Persik Kediri (Persikmania), suporter Arema Malang (Aremania) dan suporter Persebaya 1927 (Bonekmania) pasca terjadi insiden kerusuhan di Stasiun Kereta Api Kota Kediri, dimana rombongan Aremania yang hendak pulang ke Malang dilempari batu oleh oknum Persikmania.
"Kami akan segera mengagendakan pertemuan tiga wilayah itu. Kami tidak ingin aksi saling serang antara pendukung klub sepak bola ini terjadi secara terus-menerus dan tidak ada solusinya," kata Wakapolresta Kediri Kompol Kuwadi, Selasa (11/1/2011) lalu.
Rencanannya, tiga elemen suporter itu akan diminta membuat kesepakatan damai untuk mencegah bentrokan yang kerap terjadi di sepanjang jalur kereta api. "Tujuan kami hanya ingin mendamaikan mereka. Kami sudah mengundang masing-masing koordinator suporter," akunya.
Namun, setelah beritajatim.com mencoba menghubngi salah satu Korwil Aremania di Kota Malang, yakni koorwil Aremania Stasiun Kota Baru, Tembel, pada Senin (31/1/2011) sore, pihaknya mengaku tak pernah dihubungi dan menerima undangan pertemuan tersebut.
"Di Aremania itu tak ada ketuanya. Undangan itu ditujukan kepada siapa. Saya tidak menerima. Dan yang jelas, saya pribadi tidak mau. Begitu juga Aremania lainnya. Saya tidak tahu kalau Aremania ada yang mau hadir. Monggo kalau ada Aremania yang mau hadir," katanya.
Tembel mengaku, pertemuan sejenis sudah sering dilakukan. Namun hasilnya nihil. "Malang-Subaya sudah sering melakukan pertemuan. Saat pak Da'i Bakhtiar jadi Kapolda Jatim, sudah pernah ada pertemuan. Tapi tak ada hasilnya. Apalagi yang menggelar pertemuan sekelas Polresta," katanya.
Yang sulit untuk berdamai itu, aku Tembel, pada ditingkat grass root. "Yang jelas, secara pribadi, saya tidak terima. Sebaiknya tak usah pertemuan, namun, masing-masing suporter harus melakukan evaluasi diri. Persikmania, harus belajar sama Deltamania, yang saat ini sudah berdamai dengan Aremania. Dulu bermusuhan, kenapa sekarang bisa damai," katanya.
Dulu, kata Tembel, Aremania sudah berupaya untuk berdamai dengan Persikmania. Namun, Persikmania yang tetap menganggap Aremania musuh. Padahal, pada pembakaran Stadion Brawijaya oleh Aremania pada Liga Indonesia, Januari 2007 silam, Aremania hanya brutal di dalam stadion, tidak melakukan kerusuhan di luar stadion.
Yang terpenting, kata Tembel, masing-masing suporter itu sama-sama menghilangkan provokasi. "Misalnya, saat mau masuk ke Kediri, ada spanduk bertuliskan 'Kediri Kuburan Aremania'. Provokasi seperti itu harus ditiadakan," harapnya.
Tidak usah pertemuan tersebut, pertemuan yang digagas oleh suporter Indonesia, tambah tembel, seperti menggelar Jambore suporter Indonesia di Bogor, dan pertemuan lainnya, hasilnya masih saja nihil.
"Yang jelas, Aremania menolak pertemuan itu. Dan lagi, ngapain ada Bonek segala. Kasus pelemparan di Kediri itu bukan dengan Bonek. Ngapain melibatkan Bonek segala. Mari masing-masing suporter evaluasi diri. Persikmania harus banyak belajar ke Deltamania," ujarnya.
Pasalnya, meski niat tersebut cukup baik, namun bagi Aremania gagasan itu hanya akan sia-sia saja. Maka dari itu, pihak Aremania memastikan tidak akan hadir dalam acara yang rencananya digelar pekan ini di Mapolresta Kediri.
Seperti diberitakan beritajatim.com sebelumnya, Polresta Kediri berencana mempertemuan suporter Persik Kediri (Persikmania), suporter Arema Malang (Aremania) dan suporter Persebaya 1927 (Bonekmania) pasca terjadi insiden kerusuhan di Stasiun Kereta Api Kota Kediri, dimana rombongan Aremania yang hendak pulang ke Malang dilempari batu oleh oknum Persikmania.
"Kami akan segera mengagendakan pertemuan tiga wilayah itu. Kami tidak ingin aksi saling serang antara pendukung klub sepak bola ini terjadi secara terus-menerus dan tidak ada solusinya," kata Wakapolresta Kediri Kompol Kuwadi, Selasa (11/1/2011) lalu.
Rencanannya, tiga elemen suporter itu akan diminta membuat kesepakatan damai untuk mencegah bentrokan yang kerap terjadi di sepanjang jalur kereta api. "Tujuan kami hanya ingin mendamaikan mereka. Kami sudah mengundang masing-masing koordinator suporter," akunya.
Namun, setelah beritajatim.com mencoba menghubngi salah satu Korwil Aremania di Kota Malang, yakni koorwil Aremania Stasiun Kota Baru, Tembel, pada Senin (31/1/2011) sore, pihaknya mengaku tak pernah dihubungi dan menerima undangan pertemuan tersebut.
"Di Aremania itu tak ada ketuanya. Undangan itu ditujukan kepada siapa. Saya tidak menerima. Dan yang jelas, saya pribadi tidak mau. Begitu juga Aremania lainnya. Saya tidak tahu kalau Aremania ada yang mau hadir. Monggo kalau ada Aremania yang mau hadir," katanya.
Tembel mengaku, pertemuan sejenis sudah sering dilakukan. Namun hasilnya nihil. "Malang-Subaya sudah sering melakukan pertemuan. Saat pak Da'i Bakhtiar jadi Kapolda Jatim, sudah pernah ada pertemuan. Tapi tak ada hasilnya. Apalagi yang menggelar pertemuan sekelas Polresta," katanya.
Yang sulit untuk berdamai itu, aku Tembel, pada ditingkat grass root. "Yang jelas, secara pribadi, saya tidak terima. Sebaiknya tak usah pertemuan, namun, masing-masing suporter harus melakukan evaluasi diri. Persikmania, harus belajar sama Deltamania, yang saat ini sudah berdamai dengan Aremania. Dulu bermusuhan, kenapa sekarang bisa damai," katanya.
Dulu, kata Tembel, Aremania sudah berupaya untuk berdamai dengan Persikmania. Namun, Persikmania yang tetap menganggap Aremania musuh. Padahal, pada pembakaran Stadion Brawijaya oleh Aremania pada Liga Indonesia, Januari 2007 silam, Aremania hanya brutal di dalam stadion, tidak melakukan kerusuhan di luar stadion.
Yang terpenting, kata Tembel, masing-masing suporter itu sama-sama menghilangkan provokasi. "Misalnya, saat mau masuk ke Kediri, ada spanduk bertuliskan 'Kediri Kuburan Aremania'. Provokasi seperti itu harus ditiadakan," harapnya.
Tidak usah pertemuan tersebut, pertemuan yang digagas oleh suporter Indonesia, tambah tembel, seperti menggelar Jambore suporter Indonesia di Bogor, dan pertemuan lainnya, hasilnya masih saja nihil.
"Yang jelas, Aremania menolak pertemuan itu. Dan lagi, ngapain ada Bonek segala. Kasus pelemparan di Kediri itu bukan dengan Bonek. Ngapain melibatkan Bonek segala. Mari masing-masing suporter evaluasi diri. Persikmania harus banyak belajar ke Deltamania," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar