Roelof van Dijk adalah pelatih grassroots yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan pengembangan sepakbola Tanah Air.
Kedua orang tua Sergio van Dijk berencana pindah ke Bali dalam waktu dekat ini.Striker Adelaide United blasteran Belanda-Indonesia tersebut menerangkan, ayahnya yang bernama Roelof van Dijk belum mau pensiun dari dunia sepakbola begitu pindah ke Denpasar bersama istrinya.
Roelof sendiri sudah lama memegang sertifikasi pelatih remaja Belanda dan fasih berbahasa Indonesia. Menurut cerita Sergio sendiri, ayahnya memang sering berkunjung ke Indonesia karena amat mencintai negeri ini.
"Beliau sudah melatih banyak pemain dalam sepakbola profesional, termasuk saya sendiri. Dari level amatir tertinggi, sudah banyak pemain menembus jenjang profesional di bawah asuhan beliau," ujar Sergio melalui ponsel kepada GOAL.com.
Setelah diselidiki, memang benar. Roelof sudah menangani sederetan pemain yang menanjak dari kancah amatir menuju tingkat profesional. Selain Sergio, beberapa pemain yang menembus jenjang profesional di bawah bimbingan Roelof antara lain:<script type="text/javascript" src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=2;sz=160x600;ord=360228?area=2l&pos=2&ord=360228"></script>
- Jordi Hoogstrate (FC Groningen, FC Emmen, PSV Eindhoven)
- Dominique van Dijk (tidak ada relasi keluarga; FC Groningen, Cambuur, RKC, FC Volendam)
- Gregoor van Dijk (tidak ada relasi keluarga; FC Groningen, Roda JC, FC Utrecht, AEK Larnaca)
- Danny van Dijk (adik kandung Sergio; FC Emmen)
Selain pemain-pemain tersebut, terdapat sembilan pemain asuhan Roelof lainnya yang pindah ke FC Groningen Youth Academy pada pertengahan 1990-an. Pemain-pemain yang gagal menembus level profesional setidaknya sukses bermain di level tertinggi liga amatir.
Ayahnya Sergio juga menanyakan tentang klub Liga Primer Indonesia (LPI) yang bermarkas di Bali. Kebetulan klub Bali De Vata ditangani pelatih asal Belanda, Willy Scheepers.
"Sekarang beliau penasaran, apakah mereka [Bali De Vata] butuh pelatih remaja atau tidak," timpal Sergio.
Selain terjun ke LPI, Roelof juga memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesian Football Academy (IFA) atau sekolah sepakbola lainnya.
"Bukan karena ayah saja mereka menjadi profesional. Banyak pelatih lainnya yang menangani mereka, dan mereka juga berbakat.
"Tapi beliau mengenal mekanisme kerja sebuah sistem remaja yang terstruktur, dan juga jenis pendidikan sepakbola yang dibutuhkan untuk mengembangkan para pemain muda berdasarkan potensi sepenuhnya," jelas Sergio.
Selain lancar berbahasa Indonesia, Roelof sudah hafal jalan-jalan di Indonesia. Sergio pun bergurau, "Not bad for a 'Belanda', hahaha. Saya pikir itu kualitas yang baik."
Menurut Anda, apakah sebaiknya Roelof van Dijk menangani tim remaja Bali De Vata, atau ditempatkan di posisi yang lebih tinggi di LPI? Kami dari GOAL.com Indonesia ingin mengetahui pendapat para pembaca, manfaatkan formulir komentar di bawah ini...
Ketika ditemui GOAL.com beberapa hari lalu, Fardy Bachdim sendiri mengaku pernah ditawarkan posisi untuk direktur menangani kompetisi remaja klub-klub LPI. Artinya, selain mempersiapkan liga, pihak konsorsium LPI juga dalam tahap merancang sebuah sistem pembinaan remaja.
"Saya akan mempertimbangkan penawaran itu. Saya mencintai negeri ini dan saya pikir LPI sudah dalam langkah yang tepat," ujar Fardy.
Sergio sendiri beberapa hari terakhir kekurangan tidur. Maklum, pikirannya sedikit terganggu disebabkan belum adanya kejelasan dari Badan Tim Nasional (BTN) terkait masa depannya bersama timnas Indonesia.
Selanjutnya, deputi bidang teknis BTN Iman Arif menanggapi, "Saya juga tidak bisa tidur. Pokoknya Jhonny [van Beukering] dan Sergio akan segera bergabung dalam waktu dekat ini."
Source : http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/01/07/2293762/grassroots-ayah-sergio-van-dijk-tertarik-mengembangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar