Selama menjalani rumah tangga bersama Teh Ninih, cinta Aa Gym terhadap Teh Ninih demikian tinggi.
Di mata Aa Gym, kehadiran istri merupakan kunci yang amat penting dalam berdakwah. Teh Ninih merupakan bagian dari skenario pertolongan Allah dalam mengemban amanah dakwah. Terbukti, selama berumah tangga dengan Teh Ninih, Aa Gym telah berhasil mendirikan Pondok Pesantren Daarut Tauhid.
Hal tersebut diungkapkan lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat, 29 Januari 1962 (bukan 30 Februari 1962 seperti diberitakan dalam tulisan sebelumnya, "Kisah Cinta Aa Gym dan The Ninih (1)").
Diakui Aa Gym, karena latar belakang Teh Ninih yang merupakan putri keturunan seorang ulama dan dibesarkan dalam suasana lingkungan dan pendidikan agama Islam yang kental.
Semua itu sangat membantu Aa Gym untuk mengejar ketertinggalan dalam pengetahuan dasar agama Islam yang kurang intensif dipelajari ketika muda.
Selain itu, Aa Gym juga kagum pada kesederhanaan Teh Ninih karena mau diajak prihatin dan tak banyak keinginan duniawi.
Sosok Teh Ninih yang tekun beribadah memberi inspirasi bagi Aa Gym untuk beribadah lebih tekun. Kekaguman itu bukan tanpa alasan, menurut Aa Gym, Teh Ninih tidak akan tidur sebelum salat dan membaca Al Quran. Teh Ninih juga rajin salat tahajud dan tak pernah tertinggal serta selalu berpuasa.
Apalagi, banyak pesan singkat yang dikirimkan Teh Ninih yang memberi Aa Gym motivasi untuk selalu memelihara kualitas ibadah.
Dari perkawinan itu, mereka dikarunai tujuh anak, yaitu ; putri, Ghaida Tsuraya, Ghazi Al Ghifari, Ghina Rhoudotul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, Muhammad Ghaza Al Ghazali, dan Gheriya Rahima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar