Sabtu (1/1) kemarin, bertepatan dengan hari pertama tahun 2011, Cirebon kedatangan tamu istimewa. Kapten Timnas Indonesia, Firman Utina akhirnya berkunjung ke Cirebon. Dia lebih memilih ke Cirebon dibandingkan memenuhi undangan Gubernur Sumatera Selatan di hari yang sama. Masa liburan setelah tim Merah Putih -sebutan Timnas Indonesia- menjadi runner up Piala Suzuki AFF tahun 2010 dimanfaatkan play maker ini untuk bersilaturahmi dengan klub binaannya, Bina Putra FC Kabupaten Cirebon.
Pemain yang dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) Piala Suzuki AFF tahun 2010 tiba di Cirebon sekitar pukul 12.00. Melangsungkan makan siang di kediaman manajer Bina Putra FC, Subagja SSos, memberikan motivasi kepada para pemain Bina Putra FC saat latihan di Stadion Utama Bima Kota Cirebon, berkunjung ke rumah dinas Bupati Cirebon Drs Dedi Supardi MM, dan kemudian mengikuti talkshow di Radar Cirebon Televisi (RCTV) secara live malam harinya.
Saat memberikan motivasi kepada para pemain Bina Putra FC di Stadion Utama Bima Kota Cirebon, ternyata Firman Utina tidak sendirian. Dia didampingi juga mantan pemain Persema Manado, Persikota Tangerang, dan terakhir PSM Makasar, Edi Musriza. Hadir juga beberapa tokoh sepakbola, manajer Bina Putra FC Subagja SSos, perwakilan bupati Cirebon oleh Kadisnakertrans Kabupaten Cirebon Erus Rusmana, serta Redpel Radar Cirebon Iing Casdirin. Tidak heran, dalam kesempatan tersebut masyarakat Cirebon langsung berbondong-bondong ingin foto bersama, tandatangan, dan bersalaman dengan pemain Sriwijaya FC tersebut.
Kepada Radar Cirebon (grup JPNN), Firman mengakui kalau Cirebon sudah tidak asing lagi baginya. Sebab, kata pemain spesialis umpan ini, dirinya sudah beberapa kali mengunjungi Cirebon. Tujuan kedatangannya adalah memberikan arahan kepada para pemain di Bina Putra FC. "Yang saya berikan (motivasi, red) tidak akan pernah putus kepada para pemain Bina Putra FC di Cirebon. Saya sering ke Cirebon dan menjadi rumah kedua saya. Untuk kunjungan kali ini lebih istimewa karena saya meraih MVP di Piala Suzuki AFF 2010 sekaligus mengantarkan Timnas Indonesia menjadi runner up," tuturnya.
Ketika ditanya kegagalannya mengeksekusi tendangan penalti di laga final Piala Suziki AFF tahun 2010 ke gawang Malaysia, Firman mengatakan bahwa dirinya hanya mengikuti instruksi pelatih. Dia pun menyatakan bahwa sebelum eksekusi sudah ditanyakan kepada dua striker naturalisasi yakni Christian Gonzales dan Irfan Bachdim.
Namun, mereka semua enggan melakukan tendangan. "Kalau ada Bambang Pamungkas, saya tentu serahkan ke dia, karena dia yang paling siap. Saya ingat saat melakukan tendangan yakni saya bermain untuk diri saya, keluarga, masyarakat Indonesia, bangsa, dan negara. Saya hanya menjalankan tugas sebaik-baiknya. Tekanan juga sempat saya rasakan karena harus memenangkan pertandingan di babak final," lanjutnya.
Pemain berumur 29 tahun ini mengaku kecewa karena di Piala Suzuki AFF tidak meraih gelar juara. "Kita menang 6 pertandingan sejak penyisihan. Tapi kalah saat final. Sungguh mengecewakan," ungkapnya.
Meski belum bisa meraih trofi Piala Suzuki AFF tahun 2010, Firman berharap, potensi pemain di Cirebon mampu meregenerasi pemain Timnas Indonesia di masa mendatang. "The next, kita harus bisa mengangkat trofi itu (AFF). Pemain muda harus dibina agar terbentuk Firman Utina yang lain, dan tercipta Bambang Pamungkas berikutnya," kata dia.
Lebih jauh mantan pemain Persija Jakarta tersebut berpesan kepada para pemain di Cirebon untuk memberikan kontribusi dengan cara kerja keras saat ini, latihan sesuai jadwal klub, serta tidak hilang menggelar kompetisi. "Cirebon belum bisa memberikan sumbangsih di level tertinggi negeri ini. Semoga saja, kedatangan saya ke Cirebon bisa memacu mereka (pemain muda). Lambat-laun, muncul dengan sendirinya walaupun kultur daerah sangat berpengaruh. Tergangtung pemain itu sendiri. Kalau ingin maju, harus kerja keras," ungkapnya.
Firman juga mengakui kalau peran pemain naturalisasi sangat berpengaruh terhadap pemain lokal. "Termasuk saya. Ada perbedaan bermain dengan pemain naturalisasi yakni Christian Gonzales dan Irfan Bachdim," ujarnya.
"Satu lagi, peran pemerintah dan masyarakat akan berpengaruh terhadap kinerja sebuah tim. Jadi, keduanya harus bersinergis jika ingin maju," pungkasnya. Manajer Bina Putra FC, Subagja SSos berharap, para pemain lebih bersatu dalam hal kerjakeras dan kekompakkan dari kunjungan Firman Utina. "Pemain Cirebon ke depan mudah-mudahan ada yang masuk ke jajaran Timnas Indonesia di masa depan. Gambaran dan cerita dari Firman semoga bisa menjadi manfaat bagi pemain kami," tuturnya.
Saat talkshow live di RCTV semalam, Firman dan rombongan ternyata sudah ditunggu penggemar di Cirebon. Firman langsung menuju ruang redaksi Radar Cirebon dan selanjutnya ke Studio 1 RCTV. Firman menceritakan kalau dirinya saat berusia 15 tahun bekerja keras antara bekerja dengan bermain sepakbola.
"Saat itu saya suka mencuci mobil dan sore hari bermain sepakbola. Lalu Pak Subagja merekrut saya bermain di Persma Manado junior. Hingga akhirnya, saya bisa seperti sekarang," ujar Firman saat talkshow. Tak hanya menceritakan kisah dirinya, Firman juga merasa nyaman ketika berkunjung ke Cirebon. Sebab, keluarga dari istrinya ada di Cirebon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar